"Itu tidak memengaruhi cara orang berkomunikasi secara pribadi dengan teman atau keluarga di mana pun mereka berada di dunia," kata CEO WhatsApp, Will Cathcart sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Rabu (13/1/2021).
Telegram bersiap pajang iklan
Setelah memiliki 500 juta pengguna aktif, Telegram akhirnya bersiap mencari keuntungan melalui beberapa skenario. Rencana ini sudah diumbar Durov pada akhir tahun 2020 lalu.
Selama ini, Telegram memang diketahui menyediakan layanan perpesanan instan gratis.
Menurut Durov, untuk mendukung proyek sebesar Telegram dibutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar aplikasi ini dapat terus berjalan. Oleh karena itu, Telegram membuat beberapa skema monetitasi agar Telegram bisa terus bertumbuh.
Baca juga: Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna
Adapun skenario mencari profit ala Telegram yakni dengan menambah fitur baru untuk pengguna premium.
Lalu, Telegram juga akan memperkenalkan platform iklannya sendiri yang ditujukan untuk channel, bukan chat one-to-one.
Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis.
"Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.
Stretagi monetisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Langkah monetitasi ini rencananya akan dilakukan mulai tahun ini. Namun, Durov juga belum memberikan detail tambahan terkait langkah ini.
Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.