Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Kebijakan Baru WhatsApp, Pengguna Telegram Tembus 500 Juta

Kompas.com - 13/01/2021, 17:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengawali tahun 2021, layanan pesan instan Telegram akhirnya memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Kabar ini disampaikan langsung oleh pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov.

"Pada minggu pertama Januari, Telegram melampaui 500 juta pengguna aktif bulanan, yang mana 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke Telegram dalam 72 jam terakhir," tulis Durov, di channel Telegramnya.

Durov juga mengungkapkan, pengguna baru Telegram berasal dari berbagai belahan dunia, yakni 38 persen dari Asia, 27 persen dari Eropa, 21 persen dari Amerika Latin, dan 8 persen dari Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

Menurut Durov, angka pertumbuhan ini meningkat signifikan dari tahun lalu. Ia mengatakan, Telegram juga pernah mengalami lonjakan jumlah unduhan sebelumnya, namun, kali ini berbeda.

Baca juga: Telegram yang Kini Idola Sempat Diblokir Indonesia, Pendirinya Pun Pernah Sambangi Jakarta

Menanggapi pencapaian ini, pria kelahiran Rusia itu mengungkapkan bahwa Telegram kini menjadi tempat alternatif bagi mereka yang mencari platform komunikasi yang berkomitmen pada privasi dan keamanan pengguna.

"Kami mengambil tanggung jawab ini dengan sangat serius. Kami tidak akan mengecewakan Anda," lanjutnya.

Akibat kebijakan baru WhatsApp

Membludaknya pengguna baru Telegram agaknya merupakan buntut dari pembaruan kebijakan layanan dan privasi pesaingnya, WhatsApp, yang digulirkan beberapa hari lalu.

Salah satu pembaruan yang membuat pengguna khawatir adalah soal berbagi informasi  (sharing information) antara WhatsApp dengan perusahaan induknya, Facebook.

Dalam laman FAQ WhatsApp, informasi pengguna yang akan diteruskan ke Facebook termasuk nomor telepon, alamat IP, data transaksi, hingga informasi perangkat.

Sejak saat itu, WhatsApp agaknya mulai mengalami penurunan pamor. Sejumlah pengguna memilih meninggalkan aplikasi tersebut kemudian beralih kepada aplikasi pesan instan lain yang dianggap lebih "aman" digunakan, seperti Telegram.

Baca juga: Karena WhatsApp, Pengguna Baru Telegram dan Signal Meningkat Drastis

Hal ini dapat dilihat dari laporan beberapa firma riset aplikas. Seperti Sensor Tower yang mengatakan WhatsApp mengalami penurunan jumlah unduhan yang signifikan, yakni hingga 11 persen pada minggu awal Januari 2021, dibandingkan periode sebelumnya.

Firma riset aplikasi App Annie juga melaporkan terjadi penurunan peringkat WhatsApp di daftar aplikasi terpopuler, baik di Android dan iOS. 

App Annie menyebut jumlah unduhan WhatsApp pada Selasa (12/1/2021) menempati peringkat ke-38 di Amerika Serikat dan peringkat ke-10 di Inggris. Peringkat ini tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya.

WhatsApp pun sejatinya telah mengklarifikasi bahwa perubahan aturan tersebut tidak memengaruhi privasi pesan pengguna.

"Itu tidak memengaruhi cara orang berkomunikasi secara pribadi dengan teman atau keluarga di mana pun mereka berada di dunia," kata CEO WhatsApp, Will Cathcart sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Rabu (13/1/2021).

Telegram bersiap pajang iklan

Setelah memiliki 500 juta pengguna aktif, Telegram akhirnya bersiap mencari keuntungan melalui beberapa skenario. Rencana ini sudah diumbar Durov pada akhir tahun 2020 lalu.

Selama ini, Telegram memang diketahui menyediakan layanan perpesanan instan gratis.

Menurut Durov, untuk mendukung proyek sebesar Telegram dibutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar aplikasi ini dapat terus berjalan. Oleh karena itu, Telegram membuat beberapa skema monetitasi agar Telegram bisa terus bertumbuh. 

Baca juga: Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna

Adapun skenario mencari profit ala Telegram yakni dengan menambah fitur baru untuk pengguna premium.

Lalu, Telegram juga akan memperkenalkan platform iklannya sendiri yang ditujukan untuk channel, bukan chat one-to-one.

Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis.

"Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.

Stretagi monetisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Langkah monetitasi ini rencananya akan dilakukan mulai tahun ini. Namun, Durov juga belum memberikan detail tambahan terkait langkah ini.

Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com