Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Mengenal Telegram, Aplikasi Chat yang Dilirik sebagai Pengganti WhatsApp

Kompas.com - 13/01/2021, 19:15 WIB

Telegram mengklaim bahwa protokol ini lebih tangguh dan anti-bobol. Namun, enkripsi ini hanya berlaku pada fitur Secret Chat saja.

Sedangkan untuk percakapan pribadi atau grup, Telegram menggunakan metode distributed infrastructure. Skema ini memungkinkan data percakapan pengguna yang ada di Cloud disimpan di berbagai data center yang tersebar di seluruh dunia.

Karena disimpan di berbagai belahan dunia, hukum yang melindungi data ini pun berbeda-beda pula, tergantung dari negara di mana data center itu berada.

Dengan sistem distributed infrastructure, membuat para pihak yang menginginkan Telegram untuk membuka data penggunanya terhalang regulasi, hingga akhirnya memilih menyerah.

"Hingga hari ini, kami telah mengungkapkan 0 byte data pengguna kepada pihak ketiga, termasuk pemerintah," tulis Telegram.

Seperti WhatsApp, Telegram juga memiliki fitur keamanan verifikasi dua langkah untuk mencegah orang lain dengan mudah masuk ke akun Telegram pengguna.

Aplikasi gratis tapi bersiap cari profit

Aplikasi Telegram bisa diunduh secara gratis oleh pengguna, baik di iOS maupun Android. Namun, akhir tahun lalu, Pavel Durov selaku pendiri sekaligus CEO Telegram mengumumkan bahwa aplikasi buatannya itu akan mencari profit mulai tahun 2021.

Pavel tidak mendetailkan kapan tepatnya Telegram akan mulai mencari profit. Namun, Pavel membeberkan beberapa skenario yang kemungkinan besar akan digunakan Telegram dalam mencari keuntungan.

Adapun skenario mencari profit ala Telegram yakni dengan menambah fitur baru untuk pengguna premium.

Baca juga: Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna

Lalu, Telegram juga akan memperkenalkan platform iklannya sendiri yang ditujukan untuk channel, bukan chat one-to-one. Selain itu, Telegram juga berencana mengeluarkan stiker premium dengan fitur ekspresif tambahan.

Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis, selamanya. "Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.

Kebijakan mencari untung ini digulirkan Telegram untuk mendukung pertumbuhan aplikasi yang saat ini memiliki hampir 500 juta pengguna aktif tersebut.

“Sebuah proyek sebesar kami (Telegram) membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar dapat terus berjalan,” kata Durov.

Stretagi monetisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke