Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Telegram, Aplikasi Chat yang Dilirik sebagai Pengganti WhatsApp

Kompas.com - 13/01/2021, 19:15 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

"Kami tidak menggunakan data Anda untuk penargetan iklan, kami tidak menjualnya kepada orang lain, dan kami bukan bagian dari 'keluarga perusahaan' mafia mana pun," tulis Telegram.

Tampilan awal Secret Chat di Telegram.Telegram Messenger LLP, screenshot by Robin van der Vliet Tampilan awal Secret Chat di Telegram.
Dari sisi enkripsi, Telegram menggunakan sistem enkripsi yang berbeda dengan WhatsApp. Aplikasi ini menggunakan sistem enkripsi MTProto yang dikembangkannya sendiri.

Telegram mengklaim bahwa protokol ini lebih tangguh dan anti-bobol. Namun, enkripsi ini hanya berlaku pada fitur Secret Chat saja.

Sedangkan untuk percakapan pribadi atau grup, Telegram menggunakan metode distributed infrastructure. Skema ini memungkinkan data percakapan pengguna yang ada di Cloud disimpan di berbagai data center yang tersebar di seluruh dunia.

Karena disimpan di berbagai belahan dunia, hukum yang melindungi data ini pun berbeda-beda pula, tergantung dari negara di mana data center itu berada.

Dengan sistem distributed infrastructure, membuat para pihak yang menginginkan Telegram untuk membuka data penggunanya terhalang regulasi, hingga akhirnya memilih menyerah.

"Hingga hari ini, kami telah mengungkapkan 0 byte data pengguna kepada pihak ketiga, termasuk pemerintah," tulis Telegram.

Seperti WhatsApp, Telegram juga memiliki fitur keamanan verifikasi dua langkah untuk mencegah orang lain dengan mudah masuk ke akun Telegram pengguna.

Aplikasi gratis tapi bersiap cari profit

Aplikasi Telegram bisa diunduh secara gratis oleh pengguna, baik di iOS maupun Android. Namun, akhir tahun lalu, Pavel Durov selaku pendiri sekaligus CEO Telegram mengumumkan bahwa aplikasi buatannya itu akan mencari profit mulai tahun 2021.

Pavel tidak mendetailkan kapan tepatnya Telegram akan mulai mencari profit. Namun, Pavel membeberkan beberapa skenario yang kemungkinan besar akan digunakan Telegram dalam mencari keuntungan.

Adapun skenario mencari profit ala Telegram yakni dengan menambah fitur baru untuk pengguna premium.

Baca juga: Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna

Lalu, Telegram juga akan memperkenalkan platform iklannya sendiri yang ditujukan untuk channel, bukan chat one-to-one. Selain itu, Telegram juga berencana mengeluarkan stiker premium dengan fitur ekspresif tambahan.

Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis, selamanya. "Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.

Kebijakan mencari untung ini digulirkan Telegram untuk mendukung pertumbuhan aplikasi yang saat ini memiliki hampir 500 juta pengguna aktif tersebut.

“Sebuah proyek sebesar kami (Telegram) membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar dapat terus berjalan,” kata Durov.

Stretagi monetisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com