Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Berantai Ajak Pengguna WhatsApp Beralih ke Aplikasi Lain, Haruskah Diikuti?

Kompas.com - 15/01/2021, 16:32 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah pesan berantai yang menyerukan ajakan untuk segera meninggalkan platform WhatsApp belakangan marak beredar di grup-grup WhatsApp.

Baca juga: WhatsApp Ubah Kebijakan, Pengguna Harus Serahkan Data ke Facebook atau Hapus Akun

Pesan itu berisi poin-poin alasan mengapa harus meninggalkan aplikasi WhatsApp dan beralih menggunakan aplikasi perpesanan lain yang diklaim lebih aman. Sebagian isinya adalah sebagai berikut.

(1) Dari sisi keamanan, sebenarnya Whatsapp lebih aman daripada Telegram.

(2) Namun, setelah diakuisisi Facebook, Whatsapp mulai melakukan perubahan fitur dan kebijakan privasi para penggunanya.

(3) Kebijakan ini menginduk pola penerapan kebijakan Facebook yang terkadang bermasalah dalam hal privasi, berita palsu, dan lainnya.

(4) Facebook sebagai perusahaan induk dari WhatsApp beberapa kali terjerat kasus privasi di Amerika Serikat dan bukan tidak

mungkin pola ini juga terjadi di WhatsApp.

Berikut Alasan Unistall Whatsapp :

(1) Minta pelanggan setuju berbagi data dengan facebook, jika tidak akun akan dihapus.

(2) Data yang dibagi:
a. Detail akun Whatsapp
b. Metadata terkait obrolan
c. Informasi lokasi pengguna

Baca juga: WhatsApp Tunda Kebijakan Baru Hingga 15 Mei 2021

Klarifikasi WhatsApp

Isi pesan di atas tidak sepenuhnya benar, terutama soal data yang dibagikan. Dalam berbagai kesempatan, WhatsApp telah mengklarifikasi bahwa kebijakan privasi baru yang diumumkan awal Januari lalu hanya mencakup perpesanan ke akun bisnis.

Perpesanan ia akun bisnis ini juga bersifat opsional. Sementara itu, pesan pribadi antar-individu maupun grup menggunakan akun personal tetap dilindungi enkripsi dari ujung ke ujung (end-to-end encrypted).

Baca juga: Klarifikasi WhatsApp soal Kebijakan Berbagi Data dengan Facebook

Secara teori, pesan tersebut hanya bisa dilihat oleh si pengirim dan penerima. Pihak WhatsApp atau pihak ketiga lain, termasuk Facebook, tidak bisa mengintip pesan ini. Hal yang sama juga berlaku untuk panggilan telepon via WhatsApp.

"Kami tidak membagikan data ini dengan Facebook untuk tujuan periklanan. Sekali lagi, chat privat ini terenkripsi secara end-to-end sehingga kami tidak dapat melihat isinya," jelas WhatsApp. Dengan kata lain, isi obrolan pengguna tidak bisa diintip oleh WhatsApp.

WhatsApp juga menegaskan tidak membagikan kontak pengguna dengan Facebook. Grup di WhatsApp pun akan tetap privat dan dilindungi enkripsi seperti di percakapan pribadi.

Adapun soal metadata, yang akan diteruskan WhatsApp ke Facebook adalah alamat IP perangkat, lokasi, level baterai, kekuatan sinyal, versi aplikasi, informasi browser, jaringan seluler, dan informasi koneksi (termasuk nomor telepon, operator seluler atau ISP).

Baca juga: 5 Poin Klarifikasi Terbaru Aturan Baru WhatsApp

WhatsApp turut meluruskan bahwa pihaknya tidak akan membagikan lokasi yang dibagikan pengguna dalam percakapan.

"Ketika Anda membagikan lokasi dengan seseorang di WhatsApp, lokasi tersebut dilindungi oleh enkripsi end-to-end. Ini berarti tidak seorang pun yang dapat melihat lokasi Anda, kecuali pengguna yang Anda bagikan," kata WhatsApp.

Jadi, apakah harus mengikuti ajakan meninggalkan WhatsApp atau tidak? Apabila Anda tidak keberatan dengan data yang dibagikan WhatsApp, mungkin aplikasi ini masih bisa dipakai untuk menjaga komunikasi.

Namun, jika Anda keberatan, ada sejumlah alternatif yang bisa dipilih di toko aplikasi Android dan iOS. Pastikan untuk membaca ketentuan penggunaannya dengan teliti agar memperoleh yang benar-benar lebih cocok dibanding WhatsApp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com