Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Jack Ma Bakal Dinasionalisasi China, Apa Artinya?

Kompas.com - 18/01/2021, 09:10 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada tahun 1999, Jack Ma membangun sebuah perusahaan yang bernama Alibaba, yang kini disebut-sebut sebagai salah satu e-commerce terbesar di China.

Tak hanya e-commerce, Alibaba juga merambah ke bisnis lainnya, seperti internet (Alibaba Cloud), hiburan (AliMusic), pembayaran (Alipay), dan masih banyak lagi.

Langkah Alibaba yang melebarkan sayap ke berbagai layanan ini tampaknya tengah disorot oleh pemerintah China.

Mereka, melalui Partai Komunis China (CCP), bahkan dikabarkan berencana untuk melakukan investigasi atas dugaan praktik monopoli oleh Alibaba dan Ant Group, perusahaan yang menyediakan Alipay.

Namun, baru-baru ini beredar kabar bahwa penyelidikan ini sebenarnya bertujuan untuk mempercepat proses nasionalisasi atas Alibaba dan Ant Group. Lalu, apa sebenarnya arti dari nasionalisasi?

Mengambil alih perusahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisasi adalah proses untuk mengambil alih sesuatu, biasanya perusahaan swasta, menjadi milik negara.

Biasanya, proses nasionalisasi ini diikuti oleh kompensasi, di mana pemerintah bakal memberikan "ganti rugi" kepada para penanam modal atau pemilik saham di perusahaan yang bersangkutan.

Ensiklopedia online seputar investasi, Investopedia juga mengartikan nasionalisasi sebagai proses ambil alih perusahaan oleh pemerintah.

Investopedia menjelaskan bahwa nasionalisasi biasanya dilakukan oleh pemerintah untuk mengkonsolidasikan kekuasaan atau menolong perusahaan yang performa bisnisnya kurang baik.

Selain itu, sentimen terhadap kepemilikan perusahaan oleh investor asing juga disebut bisa menjadi faktor pendorong pemerintah melakukan nasionalisasi.

Meski demikian, disebutkan bahwa para pemegang saham biasanya hanya mendapatkan sedikit kompensasi, bahkan bisa tidak mendapatkannya sama sekali.

Lantas, bagaimana dengan Alibaba dan Ant Group? Apakah para pemegang saham tak akan mendapatkan uangnya kembali apabila diambil alih oleh China?

Baca juga: Geser Jack Ma, Pendiri Startup Ini Jadi Orang Terkaya Kedua di China

Apa yang akan terjadi?

Beragam spekulasi pun bertebaran terkait apa sebenarnya yang akan terjadi apabila Alibaba benar-benar dinasionalisasi oleh China. Berbagai opini ini tertuang di forum Reddit yang membahas seputar investasi.

Sebagian besar pengguna berpendapat bahwa pemerintah China bakal melakukan pembelian (buyout) terhadap Alibaba, sehingga para pemegang saham kemungkinan bakal mendapatkan ganti rugi. Namun, angka buyout tersebut diprediksi tidak akan bernilai besar.

"Pemerintah China (mungkin) bakal melayangkan penawaran tender kepada perusahaan sebagaimana mestinya. Perusahaan tersebut (Alibaba) kemudian bakal menyetujuinya dan seluruh pemegang saham akan mendapatkan porsi," ujar seorang anggota Reddit.

Kendati demikian, ada sejumlah anggota komunitas yang berpendapat bahwa nasionalisasi Alibaba ini tidak akan terjadi. Sebab, apabila benar, maka hal tersebut akan sangat berpengaruh pada pergerakan pasar dan harga saham perusahaan yang berasal dari China.

"Nasionalisasi Alibaba akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap harga saham perusahaan asal China dan investor asing," imbuh akun Memjong.

Sebelum ada rumor nasionalisasi Alibaba, pemerintah China sendiri tampaknya belakangan gencar menasionalisasikan puluhan perusahaan.

Bahkan, menurut laporan NikkeiAsia, ada kurang lebih 44 perusahaan yang diambil alih oleh China pada tahun 2019. Seluruh perusahaan ini, jika diakumulasikan, disebut bernilai sekitar 36 miliar dolar AS atau sekitar Rp 505 triliun.

Sebagian besar perusahaan yang dinasionalisasikan ini bergerak di berbagai bidang strategis, seperti sistem surveillance, teknologi, hingga sistem informasi.

Baca juga: Dua Perusahaan Milik Jack Ma Dikabarkan Akan Dinasionalisasi oleh China

Punya tapi tidak memiliki

Terlepas dari nasionalisasi, penting untuk diketahui bahwa ada satu set aturan tentang operasi bisnis perusahaan China di luar kawasan (offshore).

Aturan ini biasa disebut variable interest entity (VIE) dan sejatinya mencegah investor asing untuk mendapatkan porsi kepemilikan perusahaan domestik.

Sehingga, apabila seseorang yang tinggal di luar China membeli saham Alibaba, mereka sebenarnya tidak memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut, setidaknya begitu menurut laporan dari Marketwatch.

Alih-alih mendapatkan sebagian porsi kepemilikan Alibaba, para pembeli saham asing ini justru bakal membeli sebagian porsi kepemilikan dari suatu entitas perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Cayman, suatu negara koloni Inggris di Laut Karibia.

Perusahaan ini tercatat memiliki suatu kontrak resmi dengan Alibaba, di mana mereka berhak untuk mendapatkan sebagian pendapatan yang diraup oleh perusahaan rintisan Jack Ma tersebut.

Nantinya, keuntungan perusahaan offshore tersebut akan dibagi rata kepada para pemegang saham, berdasarkan nilai kepemilikannya.

Kendati demikian, belum bisa dipastikan apakah Alibaba dan Ant Group bakal diambil alih oleh China atau tidak, begitu juga nasib para pemegang saham, apabila nasionalisasi terjadi.

Satu hal yang pasti, Jack Ma yang merupakan pendiri kedua perusahaan tersebut kini dikabarkan masih "hilang" dari publik.

Jack Ma masih menghilang

Seperti diwartakan sebelumnya, Ma mendadak " hilang" setelah melontarkan kritik pedas terhadap regulator finansial dan perbankan China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu.

Dia menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai" menyangkut jaminan untuk kredit, sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Ma agaknya membuat panas telinga pemerintah China yang kemudian memperketat regulasi bisnis fintech sehingga perusahaan Ant Group dari Alibaba gagal melantai di bursa.

Baca juga: Begini Kabar Terbaru Jack Ma yang Diduga Menghilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com