Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Urutan Alfabet, Ini Alasan Keyboard Pakai Susunan QWERTY

Kompas.com - Diperbarui 14/08/2021, 08:55 WIB
Penulis Bill Clinten
|
Editor Oik Yusuf

KOMPAS.com - Papan ketik alias keyboard adalah sarana input yang sudah menjadi bagian dari penggunaan gadget sehari-hari.

Semua keyboard, baik yang ditampilkan di layar smartphone ataupun berupa perangkat keras di komputer, menggunakan susunan (layout) huruf yang dijuluki sebagai "QWERTY".

Disebut demikian karena huruf "Q", "W", "E", "R", "T", dan "Y" adalah deretan huruf pertama, paling kiri atas, dari susunan keyboard tersebut.

Baca juga: Mengenal Apa itu Cookie Browser dan Langkah Mengelolanya

Kenapa tidak mengikuti urutan huruf standar alfabet seperti "ABCDEF"? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita perlu kembali ke masa lalu, ke masa-masa awal penggunaan tombol huruf di mesin ketik manual.

Berawal dari mesin tik

Susunan huruf di mesin tik awalnya berurutan sesuai dengan alfabet. Namun ini kerap menimbulkan masalah mesin tik macet karena operatornya mengetik terlalu cepat.

Ketika dua tuts di mesin dipencet secara bersamaan dalam waktu hampir bersamaan, bagian hammer alias batang yang berfungsi sebagai pencetak huruf di kertas bisa saling bertumpuk sehingga tak bisa bergerak.

Ilustrasi paten Sholes yang menjelaskan mekanisme keyboard QWERTY.Google Ilustrasi paten Sholes yang menjelaskan mekanisme keyboard QWERTY.

Kendala mesin tik macet karena operatornya mengetik terlalu cepat ini kemudian mendorong Christopher Sholes, et al., bereksperimen selama bertahun-tahun demi mencari solusi yang tepat.

Sekitar tahun 1860-an, Sholes dan kawan-kawannya mengajukan sebuah paten yang mendeskripsikan bagaimana tuts bersusunan "QWERTY" bisa mengurangi kerusakan mesin tik, namun tanpa mengurangi efisiensi pengetikan.

Paten yang bertajuk "Sholes & Glidden Type Writer" tersebut didaftarkan ke kantor paten Amerika Serikat (USPTO) dan disetujui pada 23 Juni 1868.

Awalnya QWE.TY

Sebelum dijadikan paten, susunan yang dirancang Sholes sebenarnya adalah "QWE.TY", di mana huruf "R" masih diisi dengan karakter titik (.). Namun, sebelum mendaftarkan patennya, dua mengganti titik dengan huruf "R" sehingga menjadi QWERTY.

Baca juga: Mengenal Google Loon, Balon Internet yang Pernah Diuji Coba di Indonesia

Belum diketahui apa alasan Sholes melakukan itu. Namun, keputusannya mengganti karakter disinyalir berhubungan dengan teori "Biagram Frequency".

Sederhananya, teori ini menyebutkan bahwa tuts karakter pada keyboard harus diacak agar sejumlah pasangan dua huruf yang paling sering digunakan dalam bahasa Inggris -misalnya "th", "st", hingga "he"- tidak diletakkan saling berdekatan.

Prototip mesin tik dengan layout QWE.TY.Smithsonianmag Prototip mesin tik dengan layout QWE.TY.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Forbes,
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

Internet
iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

Internet
Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Internet
Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

e-Business
Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Game
Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Software
Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Software
[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

Internet
Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Gadget
Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Software
Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

BrandzView
Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Internet
WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

Software
Mengenal BTS yang Jadi Infrastruktur Penting untuk Telekomunikasi

Mengenal BTS yang Jadi Infrastruktur Penting untuk Telekomunikasi

Hardware
Cara Melihat Profil LinkedIn Seseorang Tanpa Diketahui

Cara Melihat Profil LinkedIn Seseorang Tanpa Diketahui

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com