Meskipun memiliki susunan huruf yang sama, ada sejumlah perbedaan ada keyboard QWERTY orisinal yang dipatenkan Sholes dengan keyboard QWERTY masa kini.
Apabila menilik gambar ilustrasi di atas, keyboard QWERTY Sholes tak memiliki angka "0" dan "1". Kemudian, huruf "X" dan "C" juga diposisikan terbalik. Selain itu, huruf "M" juga diletakkan di sebelah huruh "L", bukan huruf "N" seperti keyboard modern.
Bukan hanya QWERTY
Meski terlihat modern dan banyak diadopsi, keyboard QWERTY ternyata tidak sendirian. Pada 1930-an, seorang psikolog bernama August Dvorak memperkenalkan sebuah alternatif layout papan ketik baru yang dijuluki "Dvorak".
Baca juga: Google Perkenalkan Keyboard Braille di Android untuk Tunanetra
Keyboard ini disusun sedemikian rupa agar jari-jari pengguna bisa dengan mudah menjangkau huruf yang sering digunakan, seperti berbagai huruf vokal "A", "I", "U", "E", dan "O".
Berbagai karakter ini dideretkan di baris tengah keyboard, atau biasa disebut area home key. Menurut riset yang dilakukan oleh Dvorak sendiri, susunan keyboard ini bisa membantu pengguna mengetik lebih efisien.
Selain Dvorak, ada pula susunan papan ketik yang bernama "QWERTZ" hingga "AZERTY".
Keyboard QWERTZ, yang lumrah dipakai di Jerman, memindahkan posisi huruf "Z" ke huruf "Y". Kemudian, papan ketik AZERTY, yang biasa dipakai di Perancis, memindahkan huruf "A" dan "Z" ke atas, menggantikan posisi "Q" dan "W".
Baca juga: Logitech Rilis Keyboard Mekanik K845 dengan Backlight
Kendati masih dipakai, layout keyboard Dvorak, QWERTZ, hingga AZERTY tampaknya belum bisa mengalahkan popularitas QWERTY sampai sekarang, kecuali di negaranya masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.