Wanita yang akrab disapa Ayu itu membenarkan bahwa XL Axiata memang sempat melihat Google Loon sebagai salah satu teknologi yang dinilai bisa digunakan untuk menyebar jaringan internet di pelosok Indonesia.
Namun, ia menggarisbawahi dalam praktiknya, penerapan teknologi balon internet Google ini harus mengikuti regulasi yang ada di Indonesia.
Walaupun Google Loon dihentikan operasinya, XL Axiata tetap akan mendukung pemerintah dalam melakuan penyediaan infrastruktur dan layanan telekomunikasi diberbagai wilayah Indonesia, termasuk di wilayah pelosok-pelosok.
Baca juga: Sikap Indonesia, antara Google Loon dan OpenBTS
Ayu mengatakan, komitmen ini diwujudkan diantaranya dengan melakukan kerjama dengan Kominfo dan BAKTI melalui mekanisme USO (universal service obligation), termasuk juga dengan memanfaatkan Palapa Ring.
Di samping itu, Ayu juga mengungkapkan pihaknya sedang meninjau berbagai teknologi baru yang dinilai mampu mendukung komitmen tersebut, salah satu di antaranya adalah Open RAN HTS (high throughput satellite – satelit kapasitas tinggi).
Sebagai informasi, layanan Google Loon rencananya baru akan dimatikan dalam beberapa bulan ke depan. Faktor biaya diketahui menjadi alasan di balik penutupan proyek ini.
Alphabet mengaku perusahaan tidak menemukan cara untuk menekan biaya operasi Project Loon, sehingga bisnis yang berkelanjutan sulit untuk dicapai.
“Jalan menuju kelangsungan komersial telah terbukti memakan waktu lebih lama dan lebih berisiko dari yang kami harapkan. Jadi kami membuat keputusan sulit untuk menutup Loon," tulis Astro Teller, Kepala Lab Penelitian X.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.