"Signal selalu dipromosikan sebagai aplikasi komunikasi yang aman bagi para pembangkang atau aktivis, dari pantauan otoritas negara manapun, terutama Amerika Serikat dan kemampuan pengawasannya yang luas," kata Alimardani, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Al Jazeera, Kamis (28/1/2021).
Alimardani mengungkapkan, sebelum pengguna eksodus dari WhatsApp seperti yang terjadi belakangan ini, Signal sebenarnya sudah menjadi alat komunikasi sehari-hari masyarakat sipil Iran.
Baca juga: Karena WhatsApp, Pengguna Baru Telegram dan Signal Meningkat Drastis
Lantas, akankah pemblokiran ini berpengaruh kepada basis pengguna Signal di Iran?
Menurut Alimardani, berkaca pada pemblokiran Telegram sebelumya, pelarangan Signal kali ini agaknya hanya akan memperlambat pertumbuhan basis pengguna Signal saja, bukan mematikannya.
Hal ini mengingat orang Iran sudah biasa dengan pemblokiran media sosial semacam ini.
Basis pengguna Iran agaknya sudah fasih mencari celah-celah tertentu, misalnya menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN), untuk mendapatkan akses ke konten yang diblokir pemerintah, termasuk media sosial.
Dengan pemblokiran ini, Signal bergabung dengan jejaring sosial lainnya yang telah lebih dahulu diblokir oleh pemerintah Iran, yaitu Telegram, Twitter, Facebook and YouTube.
Sedangkan, WhatsApp dan Instagram menjadi segelintir platform media sosial populer yang tidak diblokir di Iran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.