Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara WhatsApp Yakinkan Aplikasinya Aman Dipakai

Kompas.com - 31/01/2021, 10:10 WIB
Conney Stephanie,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada awal Januari lalu, WhatsApp mulai memberikan notifikasi kepada para penggunanya terkait pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi
di platformnya.

Kebijakan baru itu menyangkut soal persetujuan pengguna untuk memilih meneruskan data ke Facebook atau tidak. (Baca: WhatsApp Ubah Kebijakan, Pengguna Harus Serahkan Data ke Facebook atau Hapus Akun)

Pengguna kemudian menjadi khawatir data mereka menjadi tidak aman dan mempertanyakan apakah WhatsApp/Facebook bisa membaca chat atau percakapan telepon pribadi.

Sejak kebijakan itu diumumkan, sejumlah pengguna WhatsApp dilaporkan mulai beralih ke aplikasi lain, seperti Telegram atau Signal. Alasannya yaitu untuk menghindari "paksaan" WhatsApp agar menyetujui kebijakan privasi terbarunya.

Tak ingin kehilangan penggunanya, aplikasi chat milik Facebook itu melakukan berbagai cara untuk menjawab keresahan yang beredar di kalangan pengguna WhatsApp.

Dalam catatan KompasTekno, dalam sebulan terakhir terlihat sangat sibuk, ada empat hal yang dilakukan WhatsApp guna meyakinkan penggunanya dan menjamin bahwa data mereka tetap aman.

1. Sebar dua klarifikasi

WhatsApp tercatat dua kali menyebarkan informasi yang berisi klarifikasi soal kebijakan privasi barunya pada awal Januari lalu.

Klarifikasi pertama yang dirilis 9 Januari 2021, WhatsApp menjelaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend sejak 2016.

Dalam kebijakan terbaru yang diumumkan awal 2021 ini, tidak ada perubahan tentang berbagi infrastruktur backend ini.

WhatsApp menegaskan bahwa update awal 2021 ini menekankan pada perpesanan WhatsApp Business, yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsApp-nya.

Artinya, percakapan yang terjadi pada akun bisnis tersebut akan disimpan di server Facebook. Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.

Klarifikasi kedua yang dirilis pada 12 Januari 2021, WhatsApp secara langsung menepis rumor dan kekhawatiran yang berbedar di antara pengguna, khususnya soal keamanan data.

Ada lima poin yang dijelaskan WhatsApp yang dipaparkan di klarifikasi kedua tersebut. Pernyataan WhatsApp ini disebar ke media serta diunggah ke Twitter melalui akun @WhatsApp.

Baca juga: 5 Poin Klarifikasi Terbaru Aturan Baru WhatsApp

"Kami ingin mengklarifikasi beberapa rumor dan menjelaskan bahwa kami 100 persen akan terus melindungi pesan pribadi Anda dengan enkripsi ujung ke ujung," tulis WhatsApp di akun Twitter-nya.

Dalam twit tersebut, WhatsApp melampirkan foto yang berisi sejumlah pernyataan, sebagai berikut:

  • WhatsApp tidak dapat melihat pesan pribadi mendengar percakapan telepon pengguna, begitu juga dengan Facebook
  • WhatsApp tidak mencatat dan menyimpan pesan ataupun panggilan yang pengguna lakukan
  • WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang pengguna bagikan, begitupun Facebook
  • WhatsApp tidak membagi kontak pengguna dengan Facebook
  • WhatsApp grup tetap bersifat pribadi

2. Pasang iklan di koran

Anak perusahaan Facebook itu mencoba meyakinkan penggunanya dengan memasang iklan di beberapa media cetak. Isi iklannya senada dengan klarifikasi yang diberikan ke media dan diunggah di media sosial Twitter.

Kali ini, WhatsApp menghabiskan sekitar 10 juta rupee atau sekitar Rp 1,9 miliar (kurs rupiah Rp 192) untuk memasang iklan di setidaknya sepuluh media cetak berbahasa Inggris dan Hindi.

"WhatsApp menghormati dan melindungi privasimu," begitu tulisan iklan WhatsApp yang terpampang di salah satu koran India dengan warna hijau khas WhatsApp dan warna hitam.

Iklan tersebut juga menuliskan bahwa "menghormati privasi Anda tertanam di DNA kami".

WhatsApp juga kembali menegaskan bahwa perubahan kebijakan tidak memengaruhi privasi pesan pengguna.

Seseorang sedang membaca koran dengan iklan WhatsApp untuk perangi hoaks tampil satu halaman penuh di bagian belakang.Prakash SINGH / AFP Seseorang sedang membaca koran dengan iklan WhatsApp untuk perangi hoaks tampil satu halaman penuh di bagian belakang.
Dalam beberapa kesempatan, WhatsApp terus berujar bahwa pesan di akun personal, baik antar-individu maupun grup WhatsApp, dilindungi enkripsi dari ujung ke ujung. Perubahan privasi hanya berdampak pada interaksi yang terjadi di WhatsApp Bisnis.

Kampanye semacam ini juga pernah dilakukan WhatsApp beberapa tahun lalu saat anak perusahaan Facebook itu dituding gagal mengatasi misinformasi dan hoaks yang bertebaran di platformnya.

3. Sebar pesan senada di Status pengguna

WhatsApp menggungah pemberitahuan yang muncul di Status pengguna pada Jumat (29/1/2021), ada empat slide yang dibagikan WhatsApp lewat fitur Status.

Isi status pertama menyebut bahwa WhatsApp akan membagikan segala informasi termasuk kehadiran fitur-fitur baru atau pembaruan yang akan datang.

Sementara tiga Status lainnya senada dengan klarifikasi sebelumnya dan iklan di media cetak.

Dalam Status, WhatsApp kembali menegaskan bahwa WhatsApp mereka tidak bisa membaca atau mendengarkan percakapan pribadi lantaran sudah terenkripsi secara end-to-end.

Baca juga: Status Resmi WhatsApp Dikabarkan Bisa Curi Rekening Bank, Benar atau Hoaks?

WA Status yang diunggah WhatsApp pada Jumat (29/1/2021).WhatsApp WA Status yang diunggah WhatsApp pada Jumat (29/1/2021).
Ini pertama kalinya WhatsApp menggunakan fitur Status untuk membagikan pesan dan informasi terbaru kepada penggunanya.

Sebelumnya, WhatsApp sendiri hanya memunculkan status ketika pengguna membuat akun baru. Isinya berupa tutorial cara membuat Status foto dan video di aplikasi WhatsApp.

Baca juga: Begini Isi dan Tampilan Pemberitahuan WhatsApp yang Muncul di Status Pengguna

4. Merilis fitur keamanan baru

WhatsApp merilis fitur keamanan baru untuk pengguna WhatsApp versi web dan desktop pada 28 Januari 2021.

Fitur keamanan ini meminta pengguna untuk melakukan otentikasi biometrik berupa sidik jari atau wajah melalui ponsel sebelum membuka WhatsApp di perangkat PC (desktop/laptop).

Setelah proses verifikasi selesai, barulah WhatsApp akan memberi QR code untuk melanjutkan proses log-in.

Sebelumnya pengguna cukup memindai QR Code yang terpampang di WhatsApp Web untuk sinkronisasi.

WhatsApp mengklaim bahwa data biometrik pengguna dijamin kerahasiaannya, dengan dienkripsi dan disimpan di sisi perangkat, bukan di server WhatsApp.

Dengan dukungan sidik jari dan wajah, pengguna memiliki lebih banyak opsi untuk menjaga privasi obrolan di WhatsApp. Sebab, untuk membuka aplikasi, pengguna perlu memasukkan data sidik jari atau wajah yang telah diregistrasi.

Perlu dicatat, kemampuan ini hanya akan berfungsi untuk pengguna perangkat iOS atau Android yang sudah mendukung otentikasi biometrik.

Karena masih dalam tahap pengembangan, untuk saat ini tidak semua pengguna dapat mencicipi fitur baru tersebut.

Baca juga: WhatsApp Versi Desktop dan Web Kini Wajib Pakai Fitur Keamanan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com