Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Malware Paling Berbahaya di Dunia Berhasil Diberangus

Kompas.com - 01/02/2021, 08:09 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Tim penegak hukum internasional berhasil membongkar skema peretasan kriminal yang dinilai sangat masif lantaran melibatkan kasus pencurian uang bernilai miliaran dollar AS dari bisnis dan individu secara global.

Satuan polisi yang tergabung di enam negara di Eropa, berikut AS dan Kanada, dilaporkan telah mengambil alih sejumlah server pengendali Emotet, jaringan malware yang marak digunakan untuk berbagai kasus peretasan yang berujung pencurian uang tadi.

Menurut Badan Polisi Federal BKA Jerman, Emotet adalah malware paling berbahaya. "Pemberangusan infrastruktur Emotet adalah pukulan telak terhadap dunia kejahatan terorganisasi di internet," sebut Kepolisian Federal Jerman (BKA) dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pengguna Android Harus Waspada, Ada Malware Disebar lewat WhatsApp

Emotet digunakan oleh para penjahat siber untuk mengakses komputer korban dari jarak jauh, sebelum mengunduh software berbahaya ke komputer itu, misalnya trojan untuk mencuri password aplikasi bank atau ransomware untuk mengunci data dan meminta tebusan.

Pakar keamanan menyebutkan bahwa para hacker kerap memanfaatkan Emotet untuk menjalankan bisnis "malware-as-a-service", yakni menjual akses komputer korban ke peretas lainnya.

Maraknya model bisnis ilegal tersebut menjadikan Emotet sebagai salah satu bentuk peretasan paling berbahaya di dunia maya.

Berdasarkan laporan yang didapat oleh pihak Kepolisian Jerman, Emotet setidaknya telah mengakibatkan kerugian negara sebesar 14,5 juta Euro (sekitar Rp 247,3 miliar) di negara itu saja.

Secara global, Jaksa Agung Ukraina mengatakan dampak kerusakan yang ditimbulkan Emotet telah menelan biaya sebesar 2,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Senin (1/2/2021).

Baca juga: Apa Itu Malware dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Lebih lanjut, Jaksa Agung Ukraina turut menyampaikan bahwa polisi telah melakukan penggerebekan di kota timur Kharkiv, Ukraina. Mereka telah menemukan barang bukti berupa komputer yang digunakan oleh peretas Emotet beserta kartu bank, dan sejumlah uang tunai.

Pemerintah Ukraina mengatakan bahwa jaringan Emotet telah menggunakan software berbahaya untuk mencuri data pribadi korban, termasuk kata sandi, akses login, serta data pembayaran dari bank negeri dan swasta yang tersebar berbagai negara.

Adapun bank yang dimaksud berasal dari Inggris, Jerman, Austria, Swiss, Belanda, Lithuania, dan Amerika Serikat (AS).

Meski telah berhasil menemukan barang bukti, belum diketahui secara pasti apakah terjadi adanya penangkapan pelaku atau tidak. Upaya penelusuran terhadap jaringan Emotet sendiri sebelumnya  sudah berjalan lama, yakni sejak Agustus 2018 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com