KOMPAS.com - Setelah dimasukkan ke dalam daftar hitam (blacklist) investasi di bursa saham AS pada pertengahan Januari lalu, Xiaomi melakukan perlawanan.
Vendor smartphone asal China itu melayangkan pengaduan atas putusan tersebut ke pengadilan distrik wilayah Washington baru-baru ini.
Dalam aduannya, Xiaomi menyebutkan bahwa blacklist investasi tersebut "tidak sah dan tidak sesuai konsitusi". Xiaomi juga tak lupa kembali mengklarifikasi bahwa perusahaannya tidak terafiliasi dengan militer China seperti yang dituduhkan Amerika Serikat (AS).
Xiaomi menyatakan, bahwa 75 persen hak suara perusahaannya dipegang oleh pendiri mereka, Lin Bin dan Lei Jun, tanpa kepemilikan atau kendali dari individu atau entitas yang berafiliasi dengan militer China.
Oleh karena itu, Xiaomi meminta Departemen Pertahan dan Departemen Keuangan AS menghapus nama Xiaomi dari daftar perusahaan yang berhubungan dengan militer China, serta mengeluarkan Xiaomi dari blacklist investasi.
Baca juga: Xiaomi Masuk Daftar Cekal di AS, Dianggap Perusahaan Militer Komunis
Dalam keluhannya, Xiaomi menyebutkan bahwa pembatasan ruang gerak Xiaomi di pasar modal AS, meyebabkan kerugian langsung pada bisnis mereka.
Xiaomi juga mengatakan, sebagain besar pemegang sahamnya di sana adalah warga AS. Bahkan menurut mereka, tiga dari sepuluh dari pemegang saham teratas adalah grup investasi asal AS.
Xiaomi tak memungkiri, mendapatkan investasi di pasar modal AS adalah bagian krusial dalam pertumbuhan bisnis mereka di pasar yang kompetitif seperti saat ini.
Xiaomi juga menambahkan, label "perusahaan terafiliasi militer China" yang diberikan oleh AS dapat menyebabkan reputasi Xiaomi di kalangan mitra bisnis dan konsumennya hancur.
Pengaduan Xiaomi ini ditujukan kepada Menteri Pertahanan yang ditunjuk Biden, Lloyd Austin, dan Menteri Keuangan, Janet Yellen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.