Dalam pengembangan fitur ini, TikTok menggandeng sejumlah pihak. Untuk tim cek fakta, ada beberapa pihak yang terlibat yaitu PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify untuk meninjau dan memverfikasi konten.
Baca juga: India Blokir Permanen 59 Aplikasi Buatan China, Termasuk TikTok, WeChat, dan PUBG
Apabila tim cek fakta mengonfirmasi bahwa konten dalam video adalah salah, TikTok akan menghapusnya sebagaimana dirangkum KompasTekno dari blog TikTok, Kamis (4/2/2021).
TikTok juga menggandeng Irrational Labs dan National Association of Media Literacy Education untuk pengembangan dan uji coba fitur.
TikTok cukup getol dalam memberangus misinformasi di paltformnya. Sebelumnya, anak perusahaan ByteDance itu mengumukan program Asia Pasific Fact-Checking Programme dengan menggandeng organisasi cek fakta internasional, seperti AFP dan Lead Stories.
Namun, tetap saja ada beberapa konten misinformasi dan berbau provokasi yang bobol dan menyebar. Seperti video pidato mantan Presiden AS, Donald Trump yang menyebut pemilu AS bulan November lalu curang.
Pidato itu disebut menjadi biang keladi kerusuhan yang terjadi di gedung DPR AS di Capitol Hill, Washington DC, 6 Januari lalu. TikTok juga memblokir konten yang memuat tagar #stormthecapital dan tagar lain yang digaungkan perusuh di Capitol.
Baca juga: TikTok Digugat oleh Remaja 12 Tahun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.