Mata pelajaran olahraga, musik, dan bahasa asing pun tidak ada dalam kurikulum Ad Astra. Menurut Musk, bahasa asing tidak relevan lagi diajarkan di sekolah karena sudah ada software terjemahan secara real-time.
Terbilang wajar bila Musk ingin anak-anaknya belajar tentang teknologi sedini mungkin. Hal ini mengingat Musk saat ini sukses menjadi miliarder dengan berbagai perusahaan teknologi yang didirikannya, termasuk perusahaan Tesla, SpaceX, The Boring Company, OpenAI, Zip2, hingga Neuralink.
Baca juga: Chip Bikinan Elon Musk Bikin Monyet Bisa Main Game
Skeptis soal sekolah tradisional
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Jumat (5/2/2021), Musk memang terkenal skeptis dengan pendidikan di sekolah tradisional.
Musk pernah menggambarkan perguruan tinggi sebagai tempat menerima sekumpulan tugas dan pekerjaan rumah (PR) yang menyebalkan. Perguruan tinggi, menurut Musk, hanyalah sebuah tempat untuk bergaul dengan orang-orang sebaya sebelum memasuki dunia kerja.
"Saya pikir perguruan tinggi pada dasarnya adalah tempat untuk bersenang-senang dan membuktikan bahwa Anda dapat melakukan tugas yang diperintahkan, tetapi itu bukan untuk belajar," kata Musk.
Karena hal itu pulalah, Musk tidak pernah menjadikan gelar sarjana sebagai syarat para calon pegawainya. Bagi Musk, persyaratan gelar sarjana itu "tidak masuk akal".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.