Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perilaku "Oversharing" di Media Sosial dan Bahaya yang Mengintai

Kompas.com - 08/02/2021, 09:47 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Bahkan, menurut Denley, informasi bisa tetap diperoleh sekalipun si pemilik informasi tidak membagikannya secara publik. Caranya adalah dengan menelusuri dan mengidentifikasi target lewat orang sekitarnya, kemudian meniru identitas mereka untuk menipu target.

Metode yang dipakai biasanya berupa rekayasa sosial (social engineering) atau manipulasi psikologi.

Praktik rekayasa sosial yang umum terjadi adalah hacker menduplikasi identitas orang terdekat target, lalu melakukan penipuan terhadap target dengan mengiba meminta bantuan berupa kiriman uang.

Baca juga: Celah Keamanan di TikTok Bikin Hacker Bisa Lihat Nomor Ponsel Pengguna

Bisa juga hacker melakukan phishing dengan mengirimkan e-mail ke target berisi tautan atau lampiran yang apabila dibuka, hacker bisa menyandera atau mengambil data sensitif pengguna.

Minimnya kewaspadaan digital menjadi faktor utama bagaimana serangan rekayasa sosial bisa terjadi.

Menurut laporan Tessian, hanya 54 persen responden pekerja yang memperhatikan betul siapa pengirim e-mail dan kurang dari setengahnya, mau mengecek legitimasi tautan atau lampiran sebelum merespons, atau melakukan tindakan pada e-mail yang diterima.

Fakta itu cukup mengkhawatirkan karena Tessian menemukan bahwa 88 persen responden menerima e-mail mencurigakan sepanjang 2020.

"Peningkatan informasi yang tersedia secara publik membuat pekerjaan hacker jadi lebih mudah," jelas Tim Sadler, CEO Tessian, dirangkum KompasTekno dari Help Net Security, Senin (8/2/2021).

"Ingatlah bahwa hacker tidak punya apa pun selain waktu di tangannya. Kita harus membantu orang-orang agar paham bagaimana informasi mereka bisa digunakan untuk menyerang diri mereka lewat serangan phishing jika kita semua ingin menghentikan hacker untuk meretas manusia," imbuh Sadler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com