Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tonjolan di Kamera Ponsel Semakin Tebal?

Kompas.com - 09/02/2021, 16:05 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar ponsel flagship masa kini yang dibekali dengan fitur fotografi mumpuni biasanya memiliki tonjolan kamera (camera bump) yang cukup tebal.

Sebut saja seperti Samsung Galaxy S21 Ultra, iPhone 12 Pro, Mi 10T Pro, Huawei P40 Pro Plus, Vivo X50 Pro, dan lain sebagainya.

Kehadiran camera bump seperti ini sejatinya membuat permukaan punggung tidak sejajar dengan cangkang ponsel. Walhasil, ponsel tidak akan bisa diletakkan secara sempurna di permukaan yang rata.

Selain itu, tonjolan kamera juga biasanya dianggap mengurangi estetika dari perangkat yang mengadopsinya.

Baca juga: Daftar Ponsel dengan Layar dan Kamera Terbaik 2020

Bahkan, tak jarang pengguna bakal membungkus ponsel mereka dengan aksesori case, supaya tebal tonjolan kamera tak begitu terlihat secara gamblang. Lantas, mengapa harus ada tonjolan kamera?

Panjang focal length

Tonjolan kamera di berbagai smartphone tak lepas dari salah satu elemen inti yang ada dalam komponen kamera, yaitu lebar lensa atau focal length.

Sederhananya, focal length menentukan seberapa luas lensa kamera bisa "melihat" obyek yang sedang dibidiknya. Semakin besar focal length, maka semakin sempit obyek yang dipandang kamera, begitu juga sebaliknya.

Kita ambil contoh deretan lensa kamera belakang di Galaxy S21 Ultra yang memiliki focal length berbeda-beda.

Ada empat kamera belakang di Galaxy S21 Ultra, terdiri dari kamera utama (wide) 108 MP, kamer ultra wide 12 MP, kamera telefoto 10 MP 3x optical zoom, kamera telefoto periskop 10 MP 10x optical zoom. Lingkaran kelima memuat sensor laser untuk autofokus
KOMPAS.com/ OIK YUSUF Ada empat kamera belakang di Galaxy S21 Ultra, terdiri dari kamera utama (wide) 108 MP, kamer ultra wide 12 MP, kamera telefoto 10 MP 3x optical zoom, kamera telefoto periskop 10 MP 10x optical zoom. Lingkaran kelima memuat sensor laser untuk autofokus

Kamera utama ponsel tersebut, misalnya, beresolusi 108 MP dan memiliki focal length 24mm. Lensa kamera normal sendiri biasanya berkisar di angka 35-50mm, sehingga lensa ini bisa disebut lensa lebar (wide).

Di sisi lain, kamera ultrawide 12 MP di ponsel tersebut justru memiliki focal length yang lebih kecil, yakni 13mm. Karenanya, kamera ini bisa membidik obyek dengan sudut pandang yang lebih luas dibanding kamera utama.

Kedua kamera ini mungkin belum begitu berdampak pada ketebalan camera bump. Namun, beda cerita dengan dua kamera belakang lainnya yang memiliki fungsi pemotretan jarak jauh alias telefoto.

Karena teknik pembesaran obyek

Galaxy S21 Ultra dibekali dengan dua kamera telefoto yang masing-masing beresolusi 10 MP dengan focal length berbeda, yakni 70mm dan 240mm.

Baca juga: Begini Hasil Foto dari Ponsel Pertama dengan Kamera di Dalam Layar

Kamera telefoto pertama yang ber-focal length 70mm memiliki kemampuan pembesaran gambar optis (optical zoom) hingga 3x, sedangkan satunya lagi 10x.

Normalnya, pada kamera profesional (DSLR), kemampuan telefoto biasanya mengandalkan satu lensa fisik yang focal length-nya bervariasi, misalnya 70-200mm.

Dengan satu lensa tersebut, pengguna bisa memperpanjang lensa ke focal length maksimal (200mm) untuk memotret obyek dari jarak jauh, atau memperpendek lensa ke angka 70mm untuk obyek yang tidak terlampau jauh.

Artinya, semakin jauh jarak lensa dengan sensor gambar yang bertugas untuk menyerap cahaya, maka semakin dekat pula obyek yang akan dilihat, begitu juga sebaliknya. Dalam fotografi, teknik ini disebut magnification atau pembesaran obyek.

Tak bisa diterapkan di smartphone

Nah, mekanisme kamera telefoto konvensional seperti ini sejatinya tidak akan bisa diterapkan ke bodi smartphone yang makin hari makin tipis nan ringan. Selain itu, lensa yang  memanjang ke depan juga berpotensi untuk mengurangi estetika ponsel.

Solusinya, para vendor smartphone menggodok berbagai macam teknik pembesaran gambar, salah satunya mengadopsi teknik kamera periskop yang biasa digunakan di kapal selam.

Dengan kamera periskop, lensa telefoto tidak perlu memanjang ke depan dan bisa diposisikan ke samping, sebagaimana ilustrasi lensa periskop Huawei P40 Pro Plus berikut.

Mekanisme kamera periskop di Huawei P40 Pro Plus.AndroidAuthority Mekanisme kamera periskop di Huawei P40 Pro Plus.

Bisa dilihat pada gambar di atas, cahaya yang masuk ke dalam lensa kamera (sebelah kanan) akan direfleksikan sedemikian rupa sebelum menyentuh sensor gambar (sebelah kiri).

Pemantulan cahaya ini mengandalkan kaca prisma dan bisa memberikan efek pembesaran gambar hingga 100x dengan optimal, apabila mengacu pada klaim Huawei.

Dampaknya, modul dengan mekanisme kerja yang tampak rumit dan susunan "menumpuk" ini mungkin saja akan berpengaruh terhadap besar camera bump.

Baca juga: Xiaomi Pamer Kamera Telescopic untuk Ponsel

Selain focal length, ukuran sensor gambar juga bisa jadi berpengaruh pada besar tonjolan kamera, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari AndroidAuthority, Selasa (9/2/2021).

Inilah yang menjadi penyebab mengapa kamera dengan tonjolan besar biasanya lebih mumpuni. Sebab, sensor besar sejatinya bisa menyerap cahaya lebih banyak dan meningkatkan kualitas gambar.

Meski demikian, belum ada penjelasan resmi mengapa kamera smartphone semakin menonjol melebihi permukaan cangkang.

Namun, berbagai faktor terkait mekanisme kamera konvensional yang "disederhanakan" tadi mungkin menjadi alasan utamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com