Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Biden Tinjau Kembali Nasib TikTok di AS

Kompas.com - 13/02/2021, 14:04 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Operasi bisnis jejaring sosial populer besutan ByteDance, TikTok di Amerika Serikat (AS) belakangan masih menggantung.

Transaksi pengambilalihan bisnis TikTok oleh Oracle dan Walmart yang telah disetujui Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu hingga saat ini tak kunjung menemukan kata sepakat.

Namun, laporan terkini dari WallStreetJournal agaknya memunculkan titik terang. Rencana akuisisi bisnis TikTok oleh perusahaan asal Negeri Paman Sam ini disebut tak bakal terwujud dalam waktu dekat.

Pasalnya, Presiden AS Joe Biden disebut ingin meninjau ulang kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Trump, terutama soal TikTok yang selama ini dianggap mengancam keamanan nasional AS.

Juru bicara Badan Keamanan Nasional AS, Emily Horne mengatakan bahwa Biden akan melakukan pendekatan yang berbeda dari Trump terkait keamanan data warganya.

Peninjauan ini, menurut Emily, akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.

"Kami berencana untuk mengembangkan pendekatan komprehensif untuk mengamankan data warga AS atas berbagai ancaman yang mengintai," ujar Emily, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Deadline, Sabtu (13/2/2021).

"Ini termasuk beragam ancaman yang berasal dari aneka aplikasi buatan China dan seluruh aplikasi yang beroperasi di AS," imbuh Emily.

Baca juga: Sikap Terbaru Presiden Biden, Kabar Buruk untuk Huawei

Tidak jadi jual TikTok ke Oracle?

Belum disebutkan secara detail bagaimana kebijakan yang akan dibuat oleh Biden soal bisnis TikTok di AS, begitu juga model pendekatannya.

Namun, salah satu pendekatan yang konon akan dilakukan adalah membangun pusat data pihak ketiga yang akan menyimpan data pengguna TikTok asal AS, alih-alih menjual bisnis TikTok ke Oracle atau Walmart.

Kendati belum jelas, seorang analis dari Wedbush Securities, Daniel Ives percaya bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Biden terkait aplikasi China ini tak akan "sekejam" Trump.

"Kami percaya Biden akan mengambil pendekatan yang lebih halus terkait bisnis AS. Dalam 100 hari pertamanya, masalah TikTok ini boleh jadi bakal menjadi ujian Biden untuk mengakhiri konflik bisnis antara AS-China," ujar Ives.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Oracle dan Walmart akan mengakuisisi saham TikTok dan akan berubah nama menjadi TikTok Global.

Pada September lalu, Trump juga sempat mengatakan bahwa persetujuan dengan kedua perusahaan AS tersebut bakal mengatasi kekhawatiran atas keamanan nasional, terkait tudingan kegiatan mata-mata oleh pemilik TikTok, ByteDance.

Meski kesepakatan antara ByteDance dengan Oracle dan Walmart hampir tercapai, pemerintah China disebut tidak menyetujui kesepakatan penjualan bisnis ini.

Terlebih, ByteDance sendiri belum mendapatkan kejelasan lebih lanjut dari Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS) terkait bisnis operasinya di AS, sehingga bisa dikatakan nasibnya memang menggantung sebelum pemerintahan Biden buka suara.

Baca juga: Sama-sama Diblokir AS, Nasib Xiaomi Beda dengan Huawei

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com