Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Produk Teknologi AS ke China Akan Dibatasi

Kompas.com - 16/02/2021, 07:07 WIB

KOMPAS.com - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden dikabarkan tengah menggodok kebijakan baru seputar larangan ekspor sejumlah produk teknologi milik AS ke China.

Hal itu disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintah AS, beberapa saat sebelum Biden melakukan panggilan telepon kepada Presiden China, Xi Jinping untuk pertama kalinya sebagai Presiden AS, pekan lalu.

Meski demikian, tidak dijelaskan apa saja produk teknologi yang bakal terkena kebijakan baru ini, begitu pula bunyi aturan larangan ekspor tersebut secara spesifik.

Baca juga: Presiden Biden Tinjau Kembali Nasib TikTok di AS

Yang jelas, pemerintah AS bakal melarang beragam produk teknologi buatan perusahaan AS yang masuk dalam kategori "sensitif" agar tidak dimanfaatkan oleh China untuk berbagai kepentingan, terutama militer.

"Kami perlu menegaskan bahwa kami tidak akan memasok teknologi yang sangat sensitif yang dapat memajukan kemampuan militer China," ujar seorang pejabat senior pemerintah yang tidak disebutkan namanya kepada Reuters.

Tidak dijelaskan secara detail, apa saja produk teknologi yang masuk dalam kategori sensitif oleh pemerintah AS.

Selain rencana kebijakan larangan ekspor, pemerintahan AS juga mengatakan bahwa pihaknya belum berencana mencabut kebijakan tarif pajak impor, yang sempat digelontorkan oleh presiden AS sebelumnya, Donald Trump.

Sebab, pemerintah Biden ingin mengulas kebijakan tersebut secara intensif terlebih dahulu, sebelum nantinya menjadi keputusan yang absolut.

"Kami masih menetapkan tarif-tarif pajak tersebut sembari mengulas kebijakan ini secara intensif. Sebab, kami tidak ingin gegabah dalam memutuskan sesuatu," tutur pejabat senior AS itu, dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Sikap Terbaru Presiden Biden, Ponsel Huawei Masih Terlarang Pakai Google

Dengan kata lain, suasana perang dagang antara AS dan China saat ini masih terasa "panas" seperti kondisi pada saat pemerintahan Trump, meski sudah diambil alih oleh Biden.

Belum jelas apakah Biden bakal melanjutkan seluruh kebijakan Trump yang berhubungan dengan perdagangan antara AS-China atau tidak.

Satu hal yang pasti, Biden sendiri sempat mengkritik langkah yang dilakukan oleh pemerintah pendahulunya, di mana Trump mengeluarkan peraturan sewenang-wenang atas kemauannya sendiri.

"Kritik terbesar Presiden Biden atas pemerintahan Trump sebenarnya bukan seputar mereka bersikap keras terhadap China, melainkan strategi untuk menetapkan segala kebijakan perdagangan atas nama Trump sendiri," imbuh pejabat AS tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com