Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Alasan Mengapa Popularitas Clubhouse Melejit

Kompas.com - 19/02/2021, 15:33 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sementara menurut Eno, Clubhouse ini juga dimanfaatkan oleh influencer atau pakar untuk mengadakan semacam seminar gratis. Contohnya yang seperti dilakukan oleh Kaesang Pangarep dan Anya Geraldine.

Oleh karena itu, ketika orang-orang terkenal hadir dalam sebuah diskusi di Clubhouse, pengguna lain yang notabene merupakan "orang biasa" memiliki kesempatan untuk bercakap langsung dengan para orang-orang beken tersebut.

"Kadang pengguna cuman bisa dengerin kalo bukan moderator di room, kecuali dikasih izin untuk ikutan ngobrol," sambung Eno.

4. Kesempatan membangun "networking"

Selain mendapat kesempatan diskusi dengan orang-orang terkenal, tokoh industri kreatif Dennis Adhiswara, berpendapat Clubhouse ini juga menjadi tempat baru bagi pengguna untuk membangun relasi atau "networking".

Hal tersebut mengingat Clubhouse kerap digunakan untuk diskusi atau seminar dengan topik-topik beragam, dari mulai serius hingga santai.

"Pandemi membuat kita mengurangi kebiasaan nongkrong dan networking secara langsung. Kita haus akan hal itu," kata Dennis.

Karena basisnya audio dan sifatnya siaran langsung, Dennis mengatakan, ini juga memberikan sensasi tersendiri bagi pendengar seolah-olah berada di dalam diskusi di sebuah konferensi, tanpa harus hadir secara fisik.

Selain itu, membangun relasi di masa pandemi ini juga sedikit banyak telah berubah. Misal, sebelum ada pandemi, biasanya setelah konferensi, orang-orang sering bertukar kartu nama.

Namun kali ini, kata Dennis, saling mengikuti (follow) di media sosial, termasuk Clubhouse, menjadi pengganti kebiasaan bertukar kartu nama itu.

Senada dengan Dennis, Eno juga melihat Clubhouse sebagai untuk membangun relasi.

Baca juga: Twitter Siapkan Fitur Pesaing Clubhouse, Begini Tampilannya

"Kesempatan networking di Clubhouse ini gila-gilaan, karena yang masuk sana bukan orang sembarangan," pungkas Eno.

Karena sifat bergabungnya menggunakan undangan, menurut Dennis, orang-orang bisa tahu pengguna siapa diundang oleh siapa ke Clubhouse. "Ujung-unjungnya bisa kenalan atau membuat suatu proyek atau bisnis," lanjutnya.

5. Wadah diskusi beragam topik

Hal lain yang membuat aplikasi ini populer ialah karena menjadi wadah bagi pengguna untuk mendiskusikan beragam topik.

Misalnya seperti yang sudah-sudah, influencer Arief Muhammad pernah membuat diskusi di Clubhouse dengan judul "Kenapa orang kaya pakai sendal dalam rumah?" atau seperti Pandji Pragiwaksono dengan diskusi soal politik bertajuk "Gosip Politik with Pandji, Faldo, Rian", dan sebagainya.

Menurut Eno, Clubhouse menjadi platform yang aman bagi sejumlah pihak untuk membicarakan hal-hal apapun yang diinginkan tanpa khawatir akan disebarluaskan tanpa seizin pembicara.

"Aplikasinya itu juga udah bilang, itu melanggar Community Guidelines kalo kita merekam-merekam dan di-upload ke media sosial tanpa izin," pungkas Eno.

Jadi menurut Eno, orang-orang yang ingin bersuara di Clubhouse menjadi lebih percaya diri dan yakin tertkait hal-hal yang ingin dibicarakannya.

Lucky juga berpendapat di Clubhouse, pengguna bisa berdiskusi tentang topik yang bermacam-macam, sampai hal tabu sekalipun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com