Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Tim Berners-Lee, Bapak Internet yang Sedih Melihat Ciptaannya

Kompas.com - 22/02/2021, 10:16 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dahulu kala, seorang pemuda asal London, Inggris, berniat membuat sebuah proyek untuk memudahkan proses berbagi informasi antar ilmuwan di universitas maupun institut yang tersebar di seluruh dunia.

Proyek itu berbentuk software berbasis hypertext dan berjalan di atas internet. Dia menyebutnya sebagai World Wide Web (WWW) atau singkatnya Web yang kita kenal hingga saat ini.

Sang pemuda itu pun, Timothy "Tim" Berners-Lee, kemudian sering disebut sebagai "Bapak Internet".

Proyek ciptaan Tim membuka pintu untuk berbagai macam aktivitas yang kini lazim dilakukan lewat internet, mulai dari mencari informasi dan hiburan, berkomunikasi dan bersosialisasi, hingga mengisi pundi-pundi.

Baca juga: [POPULER TEKNO] Internet Tercepat, Pre-order Starlink, hingga Warnet yang Jadi Tambang

Web telah mengubah kehidupan banyak orang, termasuk penciptanya sendiri. Setelah merilis sumber kode Web untuk publik, hidup Tim juga ikut berubah 180 derajat. Ia menjadi pria tersohor di dunia yang dianugerahi sederet penghargaan bergengsi.

Dia mendapat penghargaan Nobel di bidang komputer, didaulat sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 oleh majalah Time, dan menerima Order of Merit dari Ratu Inggris Elizabeth II.

Kendati ciptaannya diapresiasi oleh orang banyak, ada satu waktu di mana Tim merasa sedih melihat bagaimana ciptaannya digunakan.

Buat Web didorong rasa putus asa

Tim dilahirkan dan tumbuh di keluarga yang dekat dengan teknologi. Kedua orangtuanya diketahui bekerja sebagai ilmuwan komputer untuk mengembangkan Ferranti Mark 1, komputer elektronik pertama di dunia.

Dia mengenyam pendidikan di Queen's College jurusan Fisika. Pada tahun 1976, Tim lulus dan mendapatkan gelar Bachelor of Arts Hons (I) Physics. Gelar kehormatan tersebut menunjukkan bahwa Tim memiliki prestasi akademik yang mengesankan.

Beberapa tahun setelah lulus, ia kemudian bekerja di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN). Di sinilah semua bermula. 

Baca juga: Bukan Jakarta, Internet Tercepat di Indonesia Ada di Kota Ini

Ketika itu, saat tengah bekerja sebagai rekanan peneliti di CERN pada 1984, Tim ingin membuat sebuah software yang mampu memfasilitasi dan memudahkan pertukaran dokumen atau informasi menjadi lebih mudah antar peneliti di seluruh dunia.

Karena internet tengah berkembang pesat saat itu, ia melihat pekerjaannya akan lebih sulit jika ia tidak menciptakan software ini di kemudian hari.

Lantas munculah gagasan dari Tim untuk menyatukan teknologi yang ada demi membangun sistem dokumentasi informasi yang besar.

Tim Berners Lee menciptakan World Wide Web ketika bekerja di CERN.CERN Tim Berners Lee menciptakan World Wide Web ketika bekerja di CERN.

Akhirnya pada 1989, Tim membuat sebuah proposal proyek software sesuai visinya. Proposal itu diserahkan kepada manajernya, Mike Sendall, dan diterima. Sendall mengatakan bahwa proyek yang diusulkan Tim sebagai proyek yang "meragukan, tapi menggairahkan".

Belakangan proposal Tim itu diberi nama Web atau lengkapnya World Wide Web (WWW) yang dikenal hingga sekarang.

Sebenarnya tahun 1980, Tim juga pernah mencoba membuat prototipe software dengan konsep serupa bernama "Enquire". Namun, proposal itu ditolak dan tidak pernah dipublikasi.

Peramban dan situs pertama dunia

Singkat cerita, Tim berhasil mewujudkan proyek World Wide Web dalam bentuk peramban web pertama di dunia. Peramban itu diberi nama WorldWideWeb dengan format penulisan tanpa spasi.

Pada Desember 1990, Tim juga membuat situs web pertama di dunia yang beralamat di info.cern.ch. Unggahan pertama dalam situs itu didedikasikan untuk menjelaskan proyek World Wide Web.

Pengunjung dapat mempelajari lebih lanjut tentang hypertext, detail teknis untuk membuat halaman web mereka sendiri, dan bahkan penjelasan tentang cara mencari informasi di Web. Sampai hari ini situs pertama di dunia itu masih bisa dikunjungi di tautan berikut.

Tampilan sederhana situs Web pertama dunia.info.cern.ch Tampilan sederhana situs Web pertama dunia.
Drama pemilihan nama WWW

Sebelum memantapkan hati menggunakan nama WWW, Tim sempat ingin menamai proyeknya dengan tiga nama lain, yaitu "The Information Mine", "Mine of Information" dan "The Information Mesh".

Namun tiga nama itu akhirnya tidak jadi digunakan karena beberapa alasan personal. Di dalam buku Weaving the Web yang ditulis oleh Tim, pria berusia 65 tahun itu mengungkapkan alasan mengapa ketiga nama tersebut tak dipilih. 

"The Mine of Information" dinilai terlalu persis seperti panggilannya sendiri apabila disingkat "TIM", (T)he (I)nformation (M)ine. Lalu, Mine of Information juga gagal digunakan karena membentuk singkatan "MOI". Dalam bahasa Prancis, "MOI" berarti "me" atau saya.

Dua nama itu agaknya terdengar terlalu posesif bagi Tim, yang satu merujuk pada nama panggilannya dan yang satunya merupakan kata ganti orang pertama tunggal.

Padahal, Tim memiliki visi bahwa proyek software tersebut bisa digunakan orang banyak di seluruh dunia.

Baca juga: 3 Hal yang Jadi Kekhawatiran Orangtua di Indonesia, Saat Anak Main Internet

The Information Mesh juga gagal digunakan karena kata "mesh" pada nama tersebut memiliki pengucapan yang sama dengan kata "mess" yang berarti "kekacauan" dalam bahasa Inggris.

Seolah percaya bahwa nama adalah doa, Tim benar-benar ingin memberikan nama yang sesuai dengan visi proyek yang ia buat. Akhirnya, World Wide Web dipilih sebagai nama proyek tersebut.

Tim mengungkapkan, nama World Wide Web paling cocok disematkan untuk menekankan bentuk desentralisasi dari WWW. Dia ingin web menjadi tempat di mana segala sesuatu dapat dihubungkan dengan apapun dan bersifat global.

Yang tak kalah menarik, Tim juga bersikeras ingin WWW dituliskan dalam format "World Wide Web" bukan "Worldwide Web". Padahal "worldwide" sebenarnya juga merupakan kata benda yang valid dalam bahasa Inggris.

"Saya juga tahu worldwide ada di kamus. Tetapi, WWW harus dieja sebagai tiga kata terpisah, sehingga akronimnya adalah tiga "W" yang terpisah tanpa tanda hubung," kata Bapak WWW itu, seperti dihimpun KompasTekno dari The Next Web, Senin (22/2/2021).

Dalam bahasa Indonesia, World Wide Web dapat diartikan sebagai Waring Wera Wanua.

World Wide Web disebut-sebut menjadi salah satu penemuan paling penting di abad ke-20. Bahkan majalah Time pada 1999 menobatkan Tim sebagai salah satu tokoh terpenting di abad ke-20 berkat penemuannya.

Kendati demikian, Tim enggan mematenkan ciptaannya. Karena keputusannya itu, dia tidak pernah mendapatkan keuntungan langsung dari web.

Alih-alih mematenkannya, Tim justru lebih memilih merilis source code peramban WorldWideWeb ke domain publik. Menurut dia, WWW harus bersifat open source.

Tim betul bahwa Web dapat berkembang apabila tidak dibatasi dengan paten, biaya, royalti, atau kontrol lainnya. Dengan begitu, dia setiap pengguna internet dapat menciptakan produk atau jasa mereka sendiri di atas Web.

Baca juga: Tips Menjaga Keamanan Anak di Internet

Benar saja, selang 30 tahun sejak diciptakan, web kini dihuni oleh situs blog, pemerintahan, portal berita, hingga tempat bernaung perusahaan teknologi raksasa seperti Facebook, Amazon, Google, dan lain sebagainya.

Mendirikan W3C dan WWWF

Setelah merilis sumber kode Web ke publik, Tim menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjaga dan mengawal pertumbuhan web, yakni dengan mendirikan World Wide Web Consortium (W3C) dan World Wide Web Foundation.

Sebab, dia tahu kekuatan dari Web yang secara radikal dapat mengubah pemerintah, bisnis, masyarakat. Dia juga pernah membayangkan, WWW yang ia ciptakan bisa justru bisa menjadi penghancur dunia jika jatuh di tangan yang salah.

“Untuk orang yang ingin memastikan web melayani kemanusiaan, kita harus memperhatikan apa yang dibangun orang di atasnya,” kata Tim kepada Vanity Fair.

Oleh karena itu, Tim mendirikan W3C pada Oktober 1994. Konsorsium ini didirikan untuk mengembangkan teknologi (spesifikasi, pedoman, perangkat lunak, dan alat) untuk mengarahkan web ke potensi terbaiknya.

Tim juga mendirikan World Wide Web Foundation pada 2009. WWWF didirikan untuk memastikan bahwa web digunakan untuk kepentingan umat manusia dengan menetapkannya sebagai hak dasar dan barang publik global.

Tim pun kerap mendorong keterbukaan data pemerintah secara global dan memperjuangkan hak-hak seperti netralitas jaringan, privasi, serta keterbukaan web.

Tim Berners Lee (tengah) selaku Ketua W3C merayakan 20 tahun World Wide Web.CERN Tim Berners Lee (tengah) selaku Ketua W3C merayakan 20 tahun World Wide Web.

Sedih melihat WWW

Sejak 30 tahun lalu diciptakan, WWW telah berkembang pesat. Pada mulanya, web yang dibuat oleh Tim hanya berfungsi sebagai teknologi pasif, sekadar bisa dibaca dan minim interaksi antar pengguna.

Dari tahun 1990 hingga 2005, kebanyakan pengguna internet hanya berperan sebagai penerima informasi. Lalu datanglah era Web 2.0, di mana web menjelma menjadi wadah membaca dan menulis pengguna internet yang didorong dengan adanya jejaring sosial.

Baca juga: 20 Skandal Facebook Sepanjang Tahun 2018

Alhasil, pengguna internet dapat membuat dan membagikan konten buatan mereka sendiri. Di era Web 2.0 ini juga Tim melihat bagaimana teknologi ciptaannya disalahgunakan.

Ia juga melihat langsung bagaimana perusahaan teknologi raksasa menyalahi pemakaian data penggunanya yang didirikan di atas ciptaan Tim. Misalnya, seperti skandal Cambridge Analytica oleh Facebook.

Skandal ini merupakan salah satu kasus di atas jaringan web yang membuat Tim bersedih.

Facebook mengakui telah mengekspos lebih dari 80 juta data pengguna ke perusahaan riset politik Cambridge Analytica, untuk dipakai dalam upaya pemenangan Donald Trump di Pemilu Amerika Serikat tahun 2016.

Selain itu, pada 2012, Facebook juga menggulirkan eksperimen kepada hampir 700.000 penggunanya melalui news feed untuk mengetahui apakah Facebook dapat memengaruhi keadaan emosional mereka. Eksperimen ini dilakukan tanpa sepengetahuan para pengguna.

Skandal Facebook tersebut melenceng dari visi Tim ketika menciptakan WWW sebagai platform terbuka dan demokratis untuk semua. Sebagai orang yang memulai semua ini, dia dilanda rasa sedih.

“Saya sangat terpukul,” kata Tim menggambarkan perasaannya menyaksikan teknologi ciptaannya disalahgunakan.

Saat ini, dunia daring didominasi oleh segelintir perusahaan teknologi raksasa yang mengembangkan sistem “pengawasan kapitalisme” dengan memanfaatkan data pengguna untuk tujuan iklan.

Baca juga: 3 Miliar E-mail dan Password Bocor di Internet, Cek Apakah Anda Terdampak

Melihat fenomena ini, Tim tak bergeming.  Ia menyiapkan serangan balik untuk mengembalikan masa kejayaan web, yakni dengan mempromosikan konsep “kedaulatan data” bagi tiap-tiap pengguna internet.

Tim juga telah mendirikan startup "Inrupt.com", sebuah perusahaan yang memiliki visi menciptakan sistem baru bernama “pods”, yakni tempat penyimpanan data online pribadi.

Tim berkeinginan agar kuasa penuh atas data para pengguna internet berada di tangan mereka sendiri, bukan perusahaan teknologi raksasa.

Menerima penghargaan dari Ratu Elizabeth II

Atas jasanya menciptakan web, Tim dianugerahi berbagai macam penghargaan dan gelar kehormatan. Misalnya, pada 2004, Tim dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II. Dia pun kerap dipanggil dengan embel-embel “Sir” pada namanya.

Ratu Elizabeth II juga menghadiahi Sir Tim Berners-Lee dengan Order of Merit pada 2007. Order of Merit adalah sebuah tanda kehormatan khusus yang diberikan oleh Ratu secara pribadi. Penerimanya juga dibatasi hanya 24 orang yang masih hidup.

Selain itu, Sir Tim juga dianugerahi ACM A.M. Turing Prize pada 2017, atas penemuan World Wide Web, browser web pertama, serta protokol dan algoritme dasar yang memungkinkan Web untuk berkembang.

Penghargaan Turing, yang disebut juga sebagai Pengahargaan Nobel di bidang Komputasi, dianggap sebagai salah satu penghargaan paling bergengsi dalam bidang Ilmu Komputer.

Profil TimBL

  • Nama lengkap: Timothy John Berners-Lee
  • Nama panggilan: Tim, TimBL, Sir Tim
  • Tempat dan tanggal lahir: London, 8 Juni 1955
  • Usia: 65 Tahun
  • Orang tua: Conway Berners-Lee (ayah) dan Mary Lee Woods (ibu)

Pendidikan:

  • Sekolah Emanuel, London (1969-1973)
  • The Queen's College, Universitas Oxford, Inggris, BA Hons (I) Fisika (1973-1976).

Organisasi yang didirikan:

  • Ketua sekaligus pendiri World Wide Web Consortium (W3C)
  • Pendiri World Wide Web Foundation (WWWF)

Penghargaan lain:

  • Kilby Foundation's "Young Innovator of the Year" Award (1995)
  • Electronic Freedom Foundation's Pioneer Award (2000)
  • Japan Prize, the Science and Technology Foundation of Japan (2002)
  • Millennium Technology Prize (2004)
  • UNESCO Niels Bohr Gold Medal Award (2010)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com