Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah YouTube, Berawal dari Situs Kencan Online hingga Dibeli Google

Kompas.com - 24/02/2021, 15:31 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika ada pertanyaan "di mana platform menonton video paling populer saat ini?" jawabannya tentu saja YouTube.

Anak perusahaan Google itu kini menjelma menjadi paltform berbagi video raksasa yang menjadi rujukan orang-orang untuk berbagi dan mencari konten visual.

Namun, tahukah Anda bahwa YouTube awalnya tidak direncanakan menjadi platform video seperti sekarang, melainkan sebuah situs kencan online berbasis video?

Jika belum tahu, mari kita bahas sedikit sejarah berdirinya YouTube.

Rencana sebagai situs kencan online

"Nyalakan, (lalu) jalin hubungan".

Itulah slogan YouTube ketika masih diproyeksikan sebagai sebuah situs kencan online berbasis video. Saat itu, YouTube masih dalam bentuk versi beta.

Entah disengaja atau tidak, secara administrasi YouTube terdaftar pada 14 Februari 2005, bertepatan dengan perayaan hari kasih sayang. Platform yang awalnya bermarkas di sebuah ruko di San Mateo, California itu didaftarkan oleh tiga pemuda yakni Steve Chen Hurley, Chad Hurley, dan Jawed Karim.

Tapi, keinginan menjadikan YouTube sebagai platform kencan online tampaknya tidak berjalan mulus.

“Kami pikir kencan akan menjadi pilihan yang jelas," kata co-founder YouTube, Steve Chen Hurley dalam acara SXSW pada 2016 lalu.

Situs kencan online YouTube hanya dikunjungi segelintir orang. Mereka pun sampai memasang sebuah iklan di platform periklanan Craiglist dengan menawarkan 20 dollar AS bagi siapa saja yang mau mengunggah video mereka di YouTube.

Video tersebut harus menceritakan bagaimana pasangan yang mereka inginkan. Hasilnya, tidak ada satupun yang tertarik. Hal itu membuta tiga pemuda ini mulai bingung dan menimbulkan pertanyaan, "mau dibawa ke mana YouTube ini?".

Pendiri YouTube, Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim.
Medium Pendiri YouTube, Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim.
Di sinilah titik baliknya, mereka mengubah strategi. Mereka membuka pintu selebar-lebarnya, siapapun bisa mengunggah video apapun di YouTube.

Prinsip yang digunakan masih sama, menyediakan wadah dengan antarmuka (interface) yang sederhana agar orang yang tidak terlalu melek teknologi pun bisa mengunggah video di YouTube.

Baca juga: YouTube di Android Bisa Putar Video 4K, Bug atau Bukan?

Video pertama: di kebun binatang

Video pertama yang diunggah di YouTube berjudul "Me at the Zoo" (aku di kebun binatang). Sesuai judulnya, video berdurasi 19 detik tersebut menampilkan salah satu co-foundernya, Karim saat di kebun binatang San Diego Zoo.

Di depan kandang gajah, Karim menceritakan apa yang dilihatnya. Video tersebut diunggah pada 23 April 2005. Setelah dirilis secara beta pada bulan Februari, YouTube resmi diluncurkan kepada publik pada 15 Desember 2005.

Saat itu, YouTube didirikan sebagai perusahaan angel-funded, atau didanai oleh individu (angel investor) yang kaya raya. Sebulan sebelum dirilis, tepatnya pada bulan November 2005, perusahaan pemodal (capital venture) Sequoia Capital berinvestasi sebesar 3,5 juta dollar AS.

Video pertama di YouTube, berjudul Me at the Zoo unggahan salah satu pendirinya, Jawed Karim. YOUTUBE/ jawed Video pertama di YouTube, berjudul Me at the Zoo unggahan salah satu pendirinya, Jawed Karim.
Sejak berganti strategi, ada lebih dari dua juta video yang ditonton di YouTube saat itu. Pada Januari 2006, penonton YouTube melonjak tajam hingga 25 juta penonton.

Jumlah video yang beredar di situs juga melesat hingga lebih dari 25 juta video pada Maret 2006.

Melihat pertumbuhan yang kian positif, Sequoia dan Artist Capital Management menanamkan modal tambahan 8 juta dollar AS kepada YouTube pada April 2006. Semakin hari, jumlah video yang diunggah terus naik.

Baca juga: Anak Elon Musk Ternyata Banyak Belajar dari YouTube dan Reddit

Dibeli Google

Seiring popularitas yang kian meroket, YouTube mulai menghadapi masalah baru. Mulai dari fasilitas di mana mereka butuh lebih banyak komputer, hingga koneksi internet broadband yang lebih mumpuni.

Selain itu, YouTube juga mulai menghadapi masalah hak cipta, di mana banyak media memprotes karena video yang diunggah adalah hak milik media. Meskipun sudah mendapat investor, namun, kenyataannya tetap tidak cukup mengatasi masalah.

Belum lagi, YouTube saat itu belum bisa mengkomersilkan produknya dengan maksimal. Akhirnya, Karim dkk berpikir untuk menjual YouTube.

Bulan Oktober 2006, perusahaan teknologi Google resmi membeli YouTube senilai 1,65 miliar dollar AS. Ini menjadi tonggak sejarah baru bagi YouTube.

Belanja tersebut adalah akuisisi terbesar kedua Google saat itu. Sebelumnya, Google juga punya platform berbagi video sendiri bernama Google Video.

Tapi, platform tersebut gagal membuat trafik yang banyak seperti yang dihasilkan YouTube. Akuisisi dilakukan setelah YouTube menyepakati perjanjian dengan perusahaan media untuk menghindari tuntutan hukum atas pelanggaran hak cipta.

Setelah proses akuisisi rampung, YouTube beroperasi secara independen dengan para co-founder dan 68 karyawan di bawah naungan Google. Operasional YouTube kemudian merambah ke lebih banyak negara di dunia.

Pada tahun 2007, CEO YouTube, Eric Schmidt memperkenalkan sistem lokal YouTube di mana tampilan antarmuka akan dapat disesuaikan dengan masing-masing negara operasionalnya.

Baca juga: Sejarah Google, Raksasa Mesin Pencari yang Hampir Dijual Murah

Model bisnis

Sebelum diakuisisi Google, YouTube menggunakan model bisnis berbasis iklan dengan penghasilan 15 juta dollar AS per bulan saat itu. April 2006, YouTube meluncurkan Google AdSense yang hingga kini digunakan untuk memonetisasi konten.

YouTube sempat menghentikan AdSense, tapi kemudian menggunakannya lagi ketika beroperasi dengan sistem lokal. Hingga kini, YouTube, dengan model bisnis iklannya menjadi salah satu penyumbang pendapatan Google yang cukup signifikan.

Pada 2020 untuk pertama kalinya setelah diakuisisi Google, YouTube mengumumkan pendapatannya. Pendapatan YouTube saat itu mencapai 5 miliar dollar AS dalam tiga bulan dari iklan sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Guardian, Rabu (24/2/2021).

Kini, YouTube semakin memperbanyak celah untuk mendapat pundi-pundi. Salah satunya lewat produk YouTube Premium yang dirilis tahun 2018 lalu.

YouTube juga tidak sekadar platform berbagai video semata. Kini, YouTube juga menjadi tumpuan bagi para YouTuber untuk menampilkan karya sekaligus mata pencaharian.

Baca juga: Pendapatan Alphabet Naik Berkat YouTube dan Google Search

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com