Jika dilihat secara persentase, penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan di pusat perbelanjaan. Hal itu mengingat bahwa sembako dan obat-obatan saat ini merupakan kebutuhan dasar yang menjadi prioritas banyak orang di masa pandemi.
Masyarakat pun masih banyak yang pergi ke pasar swalayan, toko sembako, pasar tradisional, dan juga apotek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain Jakarta, beberapa provinsi lainnya seperti Bali, Jawa Barat, Banten, Lampung, Yogyakarta, hingga Sulawesi Selatan juga menunjukkan tren kerumunan di wilayah pemukiman yang serupa dengan DKI Jakarta.
Angka peningkatannya masing-masing yaitu 8 persen, 7 persen, 7 persen, 6 persen, dan 6 persen.
Sebagai informasi, data tingkat kerumunan ini diperoleh berdasarkan sejumlah pengguna anonim yang menyalakan fitur "Location History" di perangkat Android mereka.
Baca juga: 7 Perusahaan Teknologi yang Untung Besar saat Pandemi
Data ini sendiri menunjukkan grafik tingkat kerumunan selama periode beberapa minggu terakhir (10 Januari - 21 Februari), dan dijanjikan akan diperbarui secara berkala.
Google mengklaim bahwa pihaknya tidak mengambil data pribadi penggunanya. Sebab, mekanisme pengumpulan data disebut mirip dengan apa yang sudah mereka terapkan di beragam aplikasi bikinannya, salah satunya Google Maps.
Adapun fitur Location History tadi memang mati secara default, dan bisa diaktifkan atau dinon-aktifkan melalui pengaturan di halaman akun Google. Artinya, fitur tersebut tak akan menyala tanpa persetujuan dari pengguna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.