Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2021, 15:15 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup) unicorn Traveloka berencana meluncurkan layanan keuangan fintech (tekfin) berupa fitur "pay later" di Thailand dan Vietnam.

Peluncuran ini dilakukan jelang persiapan Traveloka melantai di bursa saham Amerika Serikat melalui SPACs (Special purposes acquisition companies), yang rencananya dilakukan tahun ini.

Fitur pay later telah dirilis di Indonesia beberapa tahun lalu. Ekspansinya ke Thailand dan Vietnam dilakukan atas pertimbangan kondisi bisnis Traveloka, setelah sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, sejak awal pandemi, banyak negara menutup pintu pariwisata dari pelancong internasional. Beberapa juga memperketat pariwisata domestik. Kini, Traveloka sedang mencari cara untuk menguatkan kembali bisnisnya.

Baca juga: Traveloka Bersiap Melantai di Bursa Saham Amerika Serikat Tahun Ini

Presiden Traveloka, Caesar Indra mengatakan bisnis Traveloka di Vietnam hampir kembali ke level normal seperti sebelum Covid-19. Di Thailand, bisnis mereka hampir sepenuhnya kembali pulih.

Sementara di Indonesia, Indra mengatakan sudah berada di kondisi separuh mendekati level normal lama (sebelum Covid-19).

"Hal terburuk telah terjadi dan sekarang kami menyiapkan sebaik-baiknya untuk tahun 2021. Pariwisata domestik menuju pemulihan," kata Indra.

Indra mengatakan, rencana perusahannya untuk berinvestasi di layanan tekfin akan menarik lebih banyak konsumen untuk berwisata di Vietnam dan Thailand. Menurut Indra, bisnis pariwisata mulai kembali menghasilkan keuntungan pada akhir 2020.

"Baru-baru ini kami membentuk joint venture dengan salah satu bank terbesar di Thailand untuk berkolaborasi di area tekfin," kata Indra.

Selain itu, Traveloka juga membuka peluang untuk bekerja sama dengan mitra lain yang potensial di Vietnam, namun Indra masih belum menyebut, siapa yang akan diajak bekerja sama.

Baca juga: Tak Perlu Ganti Aplikasi Gojek Saat ke Singapura, Thailand, dan Vietnam

Di Indonesia sendiri, Traveloka bekerja sama dengan beberapa pihak untuk meluncurkan fitur pay later di Indonesia. Fitur ini menawarkan kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan pemesanan, tanpa harus menunda karena keterbatasan dana.

Traveloka mempelajari bahwa banyak penggunanya menunggu tanggal gajian untuk memesan perjalanan. Indra mengatakan pay later telah memberikan 6 juta pinjaman di Indonesia sejak diluncurkan.

Traveloka juga menawarkan asuransi dan juga layanan manajemen keuangan. Menurut Indra, bisnis pay later memiliki potensi yang besar di Indonesia.

Sebab, hanya 6 persen dari total penduduk yang memiiki kartu kredit. Dirangkum KompasTekno dari Deal Street Asia, Selasa (2/3/2021), Indra tidak menampik adanya peluang untuk mengakuisisi bank di Indonesia, demi meningkatkan layanan keuangan.

"Semua opsi masih terbuka," kata Indra.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Bocoran Wujud Asli Samsung Galaxy S24 Ultra, Layar dan Punggung Beda dari Sebelumnya

Bocoran Wujud Asli Samsung Galaxy S24 Ultra, Layar dan Punggung Beda dari Sebelumnya

Gadget
Siap-siap, Akun Google yang Tidak Aktif Bakal Dihapus Mulai Pekan Ini

Siap-siap, Akun Google yang Tidak Aktif Bakal Dihapus Mulai Pekan Ini

Software
Inikah HP Xiaomi Pertama dengan HyperOS di Indonesia, Sudah Lolos TKDN Kemenperin

Inikah HP Xiaomi Pertama dengan HyperOS di Indonesia, Sudah Lolos TKDN Kemenperin

Gadget
Kabar Terbaru Jack Ma, Sekarang Jualan Makanan

Kabar Terbaru Jack Ma, Sekarang Jualan Makanan

e-Business
5 Dampak Positif dan Negatif dari Artificial Intelligence yang Perlu Diketahui

5 Dampak Positif dan Negatif dari Artificial Intelligence yang Perlu Diketahui

Software
Jenis-jenis Artificial Intelligence dan Contoh Penerapannya yang Perlu Diketahui

Jenis-jenis Artificial Intelligence dan Contoh Penerapannya yang Perlu Diketahui

Software
Arloji Pintar Huawei Watch Fit SE Resmi di Indonesia, Harga Rp 1,3 Juta

Arloji Pintar Huawei Watch Fit SE Resmi di Indonesia, Harga Rp 1,3 Juta

Gadget
Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Internet
Kasus Casetify Jiplak Dbrand Melebar Libatkan iFixit

Kasus Casetify Jiplak Dbrand Melebar Libatkan iFixit

e-Business
Video: Perbandingan Samsung Galaxy M34 5G dan M54 5G, Selisih Harga Rp 2,5 Juta Bedanya Apa Saja?

Video: Perbandingan Samsung Galaxy M34 5G dan M54 5G, Selisih Harga Rp 2,5 Juta Bedanya Apa Saja?

Gadget
Induk TikTok Mem-PHK Ratusan Karyawan Divisi Game, Mau Jual 'Mobile Legends'

Induk TikTok Mem-PHK Ratusan Karyawan Divisi Game, Mau Jual "Mobile Legends"

e-Business
Ubisoft Gratiskan Game 'Assassin's Creed Syndicate', Begini Cara Klaimnya

Ubisoft Gratiskan Game "Assassin's Creed Syndicate", Begini Cara Klaimnya

Game
Data Pengguna Google Drive Mendadak Hilang

Data Pengguna Google Drive Mendadak Hilang

Internet
Kenapa Salah Mengetik Sering Disebut “Typo”? Begini Penjelasan Artinya

Kenapa Salah Mengetik Sering Disebut “Typo”? Begini Penjelasan Artinya

e-Business
Tak Bisa Pakai Chip Buatan Amerika, Rusia Beralih ke Produk China

Tak Bisa Pakai Chip Buatan Amerika, Rusia Beralih ke Produk China

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com