Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jack Ma Bukan Lagi Orang Terkaya di China

Kompas.com - 03/03/2021, 08:34 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Forbes,hurun

KOMPAS.com - Kekayaan pendiri Alibaba Group, Jack Ma, belakangan semakin menyusut. Ia pun kini tak lagi menjadi orang terkaya di China, suatu gelar yang menempel pada dirinya sejak 2019 lalu.

Berdasarkan daftar orang terkaya di dunia versi Forbes, Jack Ma kini berada di posisi keempat dalam daftar orang terkaya di China dengan nilai aset mencapai 48,5 miliar dollar AS.

Kekayaan Jack Ma kini berada di bawah pengusaha pembuat air minum kemasan Nogfu Spring Zhong Shanshan dengan kekayaan 74,3 miliar dollar AS yang menduduki posisi pertama.

Kemudian ada nama pendiri Tencent, Ma Huateng dengan 67,6 miliar dolar AS di peringkat kedua, dan CEO situs belanja Pinduoduo Colin Zheng Huang dengan 61,9 miliar dolar AS di peringkat ketiga.

Daftar serupa juga dirilis oleh firma riset asal China, Hurun Research Institute yang biasa merilis daftar orang-orang terkaya di dunia.

Berdasarkan laporan terbarunya, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, Jack Ma harus berada di luar posisi tiga teratas (posisi keempat) dalam daftar orang terkaya di China, "dikalahkan" oleh Shanshan, Huateng, dan Huang.

Menurut riset Hurun, nilai kekayaan Ma yang semakin menurun ini disebabkan oleh tekanan dan pengawasan ketat pemerintah China terhadap perusahaan-perusahaan yang Ma rintis.

Baca juga: Jack Ma Ditendang, Pendiri Xiaomi Digadang

"Orang terkaya di dunia tahun lalu, Ma, harus rela keluar dari posisi tiga besar dalam daftar orang terkaya di China dalam tiga tahun terakhir," ujar pihak Hurun dalam laporannya, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Hurun.net, Rabu (3/3/2021).

"Hal ini terjadi setelah regulator China memperketat pengawasan terhadap Alibaba dan Ant Group terkait dugaan praktik monopoli," imbuh mereka.

Belum bisa diprediksi apakah Ma akan kembali merebut posisi sebagai orang terkaya di China di kemudian hari atau tidak.

Yang jelas, hal itu agaknya sulit untuk terwujud apabila Ma masih belum muncul ke publik secara aktif dan masih "dikekang" oleh pemerintah China.

Tekanan dari Pemerintah China

Ilustrasi Jack Ma yang tengah menghadiri suatu video konferensi, menandakan kehadirannya di publik pertama kali setelah tiga bulan menghilang. Tianmu News Ilustrasi Jack Ma yang tengah menghadiri suatu video konferensi, menandakan kehadirannya di publik pertama kali setelah tiga bulan menghilang.
Sebagai informasi, Ma, yang juga merupakan mantan guru bahasa Inggris, mendadak "hilang" setelah melontarkan kritik pedas terhadap regulator finansial dan perbankan China dalam sebuah pidato di Shanghai, China 24 Oktober lalu.

Sekitar Januari lalu, Ma kemudian tampil kembali di ruang publik dalam sebuah video berdurasi 50 detik. Sejak itu, sosok Ma tak tampak lagi.

Sebelum "menghilang", dia sempat melontarkan kritik tajam terhadap regulasi keuangan di China. Ia menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai" menyangkut jaminan untuk kredit.

Baca juga: Drama Jack Ma, Kritik Pemerintah, Diisukan Tewas, hingga Muncul di Video 50 Detik

Ia juga berpendapat bahwa regulasi perbankan yang berlaku dinilai menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Ma agaknya membuat panas telinga pemerintah China yang kemudian memperketat regulasi bisnis fintech, sehingga perusahaan Ant Group milik Ma gagal melantai di bursa saham.

Pemerintah China pun membentuk satuan tugas (satgas) untuk menyelidiki dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh Alibaba.

Selain membentuk satgas, pemerintah China juga belakangan menyusun aturan baru mengenai anti-monopoli untuk "menjinakkan" raksasa teknologi di China, seperti Alibaba dan Tencent.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes,hurun
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com