Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2021, 10:02 WIB

KOMPAS.com - YouTube baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya telah menghapus kanal-kanal yang dijalankan oleh militer Myanmar. Layanan video streaming ini juga ikut menghapus sejumlah video yang berisi aksi kekerasan militer.

Beberapa saluran yang dihapus tersebut mencakup jaringan televisi negara seperti MRTV (Myanmar Radio and Television), media asal Myanmar (Myawaddy Media), MWD Variery, serta MWD Myanmar.

"Kami telah menghentikan sejumlah channel dan menghapus beberapa video (milik akun militer Myanmar) dari YouTube sesuai pedoman komunitas dan hukum yang berlaku," ujar juru bicara YouTube.

Baca juga: YouTube Bersedia Buka Blokir Akun Donald Trump, Tapi Ada Syaratnya

Penghapusan sejumlah channel tersebut merupakan respons dari pihak YouTube atas aksi kekerasan yang dilakukan oleh Militer Myanmar. Angkatan bersenjata Myanmar melakukan kudeta pada Februari lalu.

Kudeta itu melibatkan penangkapan sejumlah anggota pemimpin sipil seperti Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Akibatnya, terjadi serangkaian aksi demonstrasi berujung ricuh yang telah menelan setidaknya 55 korban jiwa.

Facebook dan Instagram telah terlebih dahulu memblokir akun milik Militer Myanmar. Secara spesifik, Facebook mengatakan telah memblokir akun-akun milik Militer Myanmar dan afiliasinya, termasuk laman Tatmadaw True News serta laman saluran radio dan televisi MRTV.

Tak lama setelah Facebook, Instagram diketahui turut menyusul dengan mengambil tindakan serupa. Meski demikian, Militer Myanmar masih tetap mencoba untuk eksis dengan beralih ke platform lain, seperti TikTok.

Baca juga: Facebook dan Instagram Blokir Akun Milik Militer Myanmar

Melalui platform ini, Militer Myanmar antara lain menyebarkan video berisi ancaman pembunuhan terhadap para pengunjuk rasa, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Senin (8/3/2021).

Sebelumnya, pada Desember 2020 lalu, Google memblokir 34 kanal YouTube setelah mengetahui adanya aktivitas terkoordinasi untuk menyebarkan pengaruh tertentu, terkait dengan Myanmar.

Reuters turut menemukan belasan kanal YouTube yang menyamar sebagai channel berita atau program politik untuk menyebarkan misinformasi tentang pemilu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Realme C53 Resmi Meluncur, Punggungnya Mirip iPhone 14 Pro

Realme C53 Resmi Meluncur, Punggungnya Mirip iPhone 14 Pro

Gadget
Cara Menambahkan Tombol E-mail di Bio Instagram

Cara Menambahkan Tombol E-mail di Bio Instagram

Software
5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

5 Tips Memanfaatkan ChatGPT untuk Membantu Menghasilkan Uang

Internet
iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

iPhone Ini Masih Berfungsi Meski Sudah Tenggelam 1 Tahun

Internet
Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Selain “Red Flag”, Ramai Pula Kata “Green Flag” di Medsos, Begini Artinya

Internet
Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

Cara Bayar Tagihan Listrik Online di HP via PLN Mobile dengan Mudah

e-Business
Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Free Fire Rilis Update OB40, Ada Spider-Man dan Dua Karakter Baru

Game
Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Kenapa Penyimpanan WhatsApp Tiba-tiba Penuh? Begini Penyebabnya

Software
Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Tangkal Hoaks, Twitter Rilis Fitur Cek Fakta di Gambar

Software
[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

[POPULER TEKNO] IndiHome Segera Gabung Telkomsel | Pengguna iPhone Bisa Login Satu Akun WhatsApp di 4 HP Sekaligus

Internet
Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Vivo S17 Series Meluncur, Kamera Selfie 50 MP dan Fast Charging 80W

Gadget
Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Apa Itu WA Web Plus? Ini Fitur-fiturnya dan Cara Download

Software
Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

Desain Eye Catching, Daya Baterai Besar, dan Performa Andal Jadi Alasan Ponsel Lipat Begitu Dilirik

BrandzView
Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Arti Tanda Titik Koma atau “Semicolon” yang Sering Dibagikan di Medsos, Jangan Remehkan

Internet
WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

WhatsApp Tidak Dapat Membuka Kamera, Begini 2 Cara Mengatasinya

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com