Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Bill Gates, Pendiri Microsoft yang Putus Kuliah demi Kejar Mimpi

Kompas.com - 08/03/2021, 19:14 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pria berkacamata asal Seattle, Amerika Serikat pada tahun 1975, memutuskan untuk keluar dari bangku kuliah karena ingin mengejar mimpinya mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.

Tak sia-sia, karena keputusan beraninya itu, ia berhasil mendirikan salah satu perusahaan teknologi paling beken di dunia, Microsoft.

Pria tersebut tak lain adalah Bill Gates. Kesuksesan Microsoft membuat nama Bill Gates kian melambung. Pemilik nama lengkap William Henry Gates III ini bahkan dinobatkan sebagai miliarder termuda pada usia 31 tahun di masanya.

Sukses dan bergelimang harta tak membuat Gates apatis dan tinggi hati. Ia diketahui gemar melakukan kegiatan filantropi dengan menyumbangkan kekayaannya.

Update, 4 Mei 2021: Bill dan Melinda Gates Resmi Bercerai

Melihat kesuksesan Gates setelah putus kuliah, berkembang pemikiran bahwa untuk kesukesesan sebenarnya tidak harus diraih dengan gelar sarjana.

Pemikiran ini semakin liar karena banyaknya nama-nama pendiri perusahaan teknologi terkemuka saat ini juga tidak pernah menamatkan perkuliahannya.

Sebut saja pendiri Microsoft lainnya Paul Allen, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, pendiri Apple Steve Jobs, pendiri Twitter Jack Dorsey, pendiri WordPress Matt Mullenweg, pendiri WhatsApp Jan Koum, dan masih banyak nama-nama lainnya.

Gates sendiri sebenarnya kurang setuju dengan pemikiran tersebut. Dalam sebuah unggahan blog miliknya, Gates mengungkapkan dirinya beruntung dapat sukses mengembangkan Microsoft setelah drop out.

Menurut dia, lulus dari perguruan tinggi dan mendapatkan gelar adalah salah satu jalan pasti menuju kesuksesan. Sebab, seorang lulusan perguruan tinggi cenderung berpeluang lebih besar menemukan pekerjaan yang bermanfaat dan berpenghasilan lebih tinggi.

"Bahkan bukti menunjukkan, lulusan perguruan tinggi itu menjalani kehidupan yang lebih sehat daripada mereka yang tidak memiliki gelar," ungkap Gates dalam unggahan blog Gates Notes tahun 2015 lalu, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Bill Gates, Ramalan Jitu Wabah Virus, dan Vaksin Anti-corona

Menulis software pertama di umur 13 tahun

Bill Gates mulai tertarik dengan komputer ketika mengenyam pendidikan di Lakeside School.Biography.com Bill Gates mulai tertarik dengan komputer ketika mengenyam pendidikan di Lakeside School.

Sebelum berhasil mendirikan Microsoft seperti sekarang ini, Gates lebih dahulu dikenal sebagai anak yang gemar membaca dan cenderung menyendiri.

Gates diketahui lebih memilih menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Bahkan di usia remajanya, ia telah menamatkan seluruh seri "World Book Encyclopedia".

Sebenarnya Gates termasuk anak yang memiliki prestasi yang baik ketika berada di sekolah. Namun, orang tua Gates menceritakan bahwa anaknya itu kerap terlihat tampak bosan dan menyendiri. Dan orang tua Gates khawatir anaknya akan tumbuh menjadi penyendiri.

Kekhawatiran itu ternyata hanya berlangsung sesaat. Pada usia 13 tahun, Gates mengenyam pendidikan di sekolah swasta Lakeside School pada akhir 1960-an. Di sinilah ketertarikan Gates pada dunia komputer bermula.

Baca juga: Bill Gates Dianggap Ketinggalan Zaman oleh Anak-anaknya

Saat Gates duduk di kelas delapan, sekolahnya membeli terminal Teletype Model 33 ASR dan komputer General Electric (GE) untuk para siswa.

Komputer masih menjadi barang baru bagi setiap orang pada saat itu. Kendati demikian, sekolahnya justru memberikan kebebasan bagi para siswa untuk mempelajarinya. Gates menjadi salah satu siswa yang jatuh cinta dengan perangkat baru tersebut.

Ia bahkan dibebaskan dari kelas matematika hanya untuk mengejar minat dan ketertarikannya pada bahasa pemrograman BASIC di komputer General Electric.

Dengan perangkat ini, Gates menulis program komputer pertamanya. Program tersebut adalah permainan tic-tac-toe di mana pengguna dapat bermain melawan komputer.

Selain membuat program sendiri, Gates juga diketahui membantu sekolahnya untuk membuat software penjadwalan kelas siswa.

Saat di Lakeside School, Gates menjalin pertemanan dengan Paul Allen yang lebih tua dua tahun dibandingkan Gates. Kendati demikian, keduanya menjadi sahabat baik karena menaruh minat yang sama pada komputer.

Baca juga: Wabah Virus dan 15 Ramalan Bill Gates yang Menjadi Kenyataan

Sekitar tahun 1972, tepatnya ketika Gates berumur 17 tahun, Gates dan Allen menjadi rekan bisnis untuk mengerjakan “Traf-o-Data”, program komputer untuk memantau pola lalu lintas di Seattle AS.

Program tersebut sukses besar dan membuat Gates ingin berhenti bersekolah dan fokus pada bisnisnya. Namun orang tuanya menentang keinginan Gates dan ingin agar dia meneruskan sekolah hukum agar menjadi pengacara seperti ayahnya.

Mendirikan Microsoft dengan Paul Allen

Potret dua pendiri Microsoft, Bill Gates (kanan) dan Paul Allen (kiri) pada tahun 1984.Doug Wilson via CNBC Potret dua pendiri Microsoft, Bill Gates (kanan) dan Paul Allen (kiri) pada tahun 1984.

Pada 1973, Gates akhirnya lulus dari Lakeside School dengan skor SAT (tes standar untuk penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi AS) nyaris sempurna, yakni 1590 dari 1600.

Dengan skor tersebut, Gates berhasil masuk di Universitas Harvard jurusan hukum seperti yang diidam-idamkan orang tuanya.

Teman karibnya, Allen, saat itu sudah lebih dahulu mengenyam pendidikan di Universitas Washington State. Kendati terpisah, keduanya disebut tetap berhubungan baik.

Saat di universitas, Gates tidak bisa meredam ketertarikannya dengan dunia komputer sehingga kebanyakan waktunya ketika kuliah ia habiskan di laboratorium komputer.

Baca juga: Bill Gates Pamer Foto Saat Disuntik Vaksin Covid-19

Pada tahun 1974, Allen memutuskan berhenti kuliah dari Universitas Washington State untuk bekerja sebagai programer di perusahaan teknologi Honeywell yang berada di Boston AS.

Setahun setelahnya, pada 1975, Gates membaca sebuah artikel di Majalah Popular Electronics edisi Januari 1975 yang kemudian mengubah kehidupannya.

Artikel tersebut berisi berita tentang komputer mini Altair 8800 yang dibuat oleh perusahaan Micro Instrumentation and Telemetry Systems (MITS). Keberadaan komputer mini tersebut membuat Gates dan Allen semakin tertarik dengan industri komputer pribadi.

Kedua sahabat tersebut memberanikan diri untuk menelepon MITS. Mereka berbohong kepada MITS dengan mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan program perangkat lunak berbasis bahasa pemrograman BASIC yang dapat dijalankan di Altair 8800.

Padahal, kenyataannya tak satupun dari Gates dan Allen memiliki komputer Altair 8800 kala itu. Software yang dimaksud pun hanya sebatas rekaan mereka berdua dan belum dikerjakan.

Ketika MITS menyatakan minat pada software “gaib” yang dijelaskan oleh Gates dan Allen, keduanya baru bergegas mengembangkannya.

Di titik inilah, Gates akhirnya membulatkan tekad untuk keluar dari Universitas Harvard dan mengembangkan perusahaan yang selanjutnya diberikan nama Micro-Soft bersama sahabatnya, Allen.

Baca juga: Bill Gates Sebut Bitcoin Terlalu Banyak Memakai Listrik

Micro-Soft merupakan gabungan dari kata “micro-computer” dan “software”. Produk pertama Micro-Soft adalah software BASIC untuk komputer Altair yang awalnya bohongan, tapi kemudian benar-benar diwujdukan tadi.

Pada tahun 1976, menurut Gates Notes, tanda hubung pada nama Micro-Soft dihilangkan sehingga menjadi "Microsoft" tanpa tanda hubung yang kita kenal hingga saat ini.

Gates berperan sebagai Chief Executive Officer (CEO) Microsoft hingga tahun 2000. Sedangkan Allen menjabat sebagai wakil presiden eksekutif perusahaan untuk penelitian dan pengembangan produk baru hingga tahun 1983.

Setelah itu, Allen meninggalkan perusahaan karena alasan kesehatan.

Kelahiran Windows dan perseteruan dengan Steve Jobs

Bisnis awal Micro-Soft bersama MITS ini tidak berjalan dengan mulus. Kendati demikian, Gates dan Allen tidak menyerah. Setelah bekerja dengan MITS, keduanya menulis software dengan format berbeda untuk perusahaan lain.

Sekitar tahun 1980-an, industri komputer juga tengah berkembang pesat. Perusahaan seperti Apple, Intel, dan IBM sedang gencar-gencarnya mengembangkan komponen dan hardware komputer. Sedangkan Microsoft tetap berfokus mengembangkan perangkat lunak.

Pada 1980, IBM mendekati Microsoft untuk mendapatkan software yang dapat digunakan di komputer PC yang akan diluncurkannya. Microsoft pun mengembangkan software bernama MS-DOS. Microsoft menjual lisensi dari software tersebut kepada IBM dan perusahaan lain.

Tak berselang lama, sekitar tahun 1981, Apple mengajak Microsoft berkolaborasi untuk mengembangkan software di komputer buatan Apple, Macintosh. Namun, agaknya kolaborasi ini menjadi titik awal perseteruan antara pendiri Apple Steve Jobs dan Bill Gates.

Steve Jobs dan Bill Gates.ist. Steve Jobs dan Bill Gates.
Berkat berbagai pengetahuan baru yang diperolehnya saat kolaborasi tersebut, Microsoft mengembangkan sebuah sistem operasi baru yang bernama Windows.

Sistem operasi Windows sendiri baru diluncurkan Microsoft pada 1985. Berbeda dari MS-DOS yang hanya berbasis teks, Windows memungkinkan pengguna menggunakan mouse untuk mengoperasikan antarmuka grafis, menampilkan teks, dan gambar di layar komputer.

Lantaran Windows dinilai mirip dengan sistem operasi Macintosh yang dikenalkannya pada 1983, Apple pun menggugat Microsoft. Tapi Microsoft menang di pengadilan.

Baca juga: Sepucuk Surat Bill Gates di Ranjang Steve Jobs

Perseteruan dan hubungan kurang akur antara Jobs danGates juga berlanjut cukup lama.

Namun ketika Jobs akhirnya meninggal pada 2011, Gates mengatakan bahwa keduanya sebenarnya “saling mendorong (kesuksesan Microsoft dan Apple), bahkan sebagai pesaing”, sebagaimana dihimpun dari Business Insider.

Dalam perjalanannya, Microsoft mengembangkan berbagai produk layanan baru di luar sistem operasi, seperti paket software produktivitas Microsoft Office (1990) hingga layanan cloud Microsoft Azure (2010).

Lalu, Microsoft juga melebarkan sayapnya ke luar bisnis sistem operasi komputer. Perusahaan ini, misalnya, masuk ke bisnis video game dengan meluncurkan seri konsol Xbox

Di samping itu, Microsoft juga mengakuisisi bebeapa perusahaan teknologi lain, seperti Skype Technologies (2011), Mojang (2014), LinkedIn (2016), hingga GitHUb (2018).

Jadi miliarder di usia muda

Sejak meluncurkan sistem operasi MS-DOS dan Windows, Microsoft terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Microsoft lalu menjadi perusahaan global. Pada 1983, Microsoft dberhasil menguasai pasar sistem operasi karena dilaporkan 30 persen komputer yang ada di dunia saat itu menjalankan sistem operasi buatannya.

Selang delapan tahun setelah didirikan, Microsoft akhirnya melantai di bursa saham pada Maret 1986. Penawaran umum perdana (IPO) Microsoft seharga 21 dollar AS per lembar saham.

Baca juga: Putri Bill Gates Divaksin Covid-19, Bantah Teori Konspirasi soal Ayahnya dengan Lelucon

Ketika itu, Gates memegang 45 persen dari total 24,7 juta saham Microsoft. Artinya kepemilikan Gates terhadap Microsoft bernilai 234 juta dollar AS.

Seiring berjalannya waktu, saham perusahaan turut meningkat. Pada 1987, harga saham Microsoft menembus 90,75 dollar AS . Forbes mencatat, kekayaan bersih Gates mencapai 1,25 miliar dollar AS. Gates pun dinobatkan sebagai miliarder termuda  di usia 31 tahun.

Pada 1987, kekayaan bersih Bill Gates mencapai 1,25 miliar dollar AS.Marty Lederhandler via Forbes Pada 1987, kekayaan bersih Bill Gates mencapai 1,25 miliar dollar AS.

Predikat “miliarder termuda” dipegang Gates dari tahun 1987 hingga 2010. Pada 2010, Gates harus menyerahkan title itu kepada Mark Zuckcerberg yang menjadi miliarder termuda pada usia 23 tahun.

Selanjutnya, nama Bill Gates menjadi langganan mejeng di daftar tahunan Forbes 400 sebagai orang terkaya di AS, bahkan dunia.

Menurut daftar The World Real-Time Billionaires yang dirilis Forbes per 7 Maret 2021, Bill Gates merupakan orang terkaya nomor empat di dunia dengan total kekayaan bersih mencapai 124,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.776,9 triliun.

Kendati hidup sukses dan bergelimang harta, Gates bersama istrinya, Melinda Gates, tidak akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada tiga anaknya.

Ketiga anak Gates, Rory John, Jennifer Katharine, dan Phoebe Adele dilaporkan hanya akan menerima warisan masing-masing sebesar 10 juta dollar AS (sekitar RP 142,9 miliar).

“Tidak baik bagi anak-anak jika mereka memiliki kekayaan dalam jumlah besar. Itu bisa mengganggu jalan apapun yang mungkin mereka ciptakan dengan sendirinya,” kata Gates, sebagaimana dihimpun dari SFGate.

Dermawan dan peduli lingkungan

 

Bill dan Melinda Gates.Brian Ach via Business Insider Bill dan Melinda Gates.

Alih-alih diwariskan untuk ketiga anaknya, Gates dan Melinda justru akan memberikan sebagian besar kekayaannya untuk kegiatan amal.

Gates dan Melinda memang diketahui mendirikan yayasan swasta bernama William H. Gates Foundation pada 1994 silam. Yayasan ini kemudian berubah nama menjadi Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) pada tahun 1999.

BMGF memiliki tujuan utama yakni meningkatkan perawatan kesehatan dan mengurangi kemiskinan ekstrem di seluruh dunia, serta memperluas peluang pendidikan dan akses ke teknologi informasi di AS.

BMGF juga turut mendukung berbagai isu sosial, kesehatan, dan pendidikan. Misalnya di bidang kesehatan, BMGF diketahui telah mengucurkan dana sebesar 86 juta dollar AS untuk memberantas penyakit polio di dunia.

Yang terbaru, BMGF juga berkomitmen menyumbangkan 1,75 miliar dollar AS (sekitar RP 25 triliun) sebagai respons menghadapi pandemi Covid-19.

Dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan vaksin, perawatan, obat-obatan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Covid-19.

Baca juga: Bill Gates Kucurkan Dana ke Bio Farma untuk Bikin Vaksin Polio

Sejauh ini, Bill dan Melinda diketahui telah mendonasikan hampir 36 miliar dollar AS (sekitar RP 514,6 triliun) kepada BMGF.

Selain Bill dan Melinda, BMGF juga didukung oleh investor kenamaan dunia, Warren Buffet. Pada 2006, Buffet mengatakan akan menyumbangkan setidaknya 37 miliar dollar AS (kira-kira Rp 528,9 triliun) dari harta kekayaannya kepada BMGF.

Pada 2018, BMGF dilaporkan memiliki dana abadi sebesar 46,8 miliar dollar AS (sekitar RP 669 triliun), menjadikannya sebagai yayasan swasta terbesar di dunia.

Kegiatan amal yang dilakukan Bill, Melinda, dan Buffet ini dipertegas oleh ikrar “The Giving Pledge” yang mereka tanda tangani pada Desember 2010.

The Giving Pledge adalah sebuah ikrar untuk menginspirasi orang-orang kaya dunia agar menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan bersih yang dimiliki untuk kegiatan amal, baik selama mereka hidup atau setelah meninggal.

Pada 2020, ikrar “The Giving Pledge” telah diikuti oleh 211 orang kaya yang berasal dari 23 negara.

Selain terkenal dermawan, Gates juga diketahui peduli terhadap isu lingkungan seperti perubahan iklim.  Pendiri Microsoft ini juga menulis buku berjudul How to Avoid a Climate Disaster: The Solutions We Have and the Breakthroughs We Need.

Baca juga: Bill Gates Sebut Bitcoin Terlalu Banyak Memakai Listrik

Ia bahkan mendorong adanya peralihan dari mobil konvensional ke mobil listrik, sebagaimana dihimpun dari CBS News. Sebab, menurut Gates, dunia perlu menghilangkan emisi gas rumah kaca dan mencegah peningkatan suhu yang dahsyat.

Diberi penghargaan oleh Ratu Elizabeth II

Bill dan istrinya telah banyak melakukan kegiatan filantropis dan diapresiasi oleh sejumlah pihak. Misalnya, pada 2005, Majalah Time menobatkan Gates dan istrinya sebagai salah satu orang paling berpengaruh di abad ke-20. 

Pada tahun yang sama, Ratu Inggris Elizabeth II menganugerahi Gates dengan gelar kebangsawanan sebagai Knight Commander of the Most Excellent Order of the British Empire.

Pada tahun 2006, Gates dan istrinya dianugerahi Order of the Aztec Eagle oleh pemerintah Meksiko atas kegiatan filantropis mereka di seluruh dunia mencakup bidang kesehatan dan pendidikan.

Lalu, pada 2016, kegiatan filantropis Gates dan Melinda kembali diapresiasi. Ketika itu Presiden Barack menobatkan keduanya sebagai penerima Presidential Medal of Freedom, sebagaimana dihimpu KompasTekno dari situs Biography.

Profil Bill Gates

  • Nama lengkap: William Henry Gates III
  • Nama populer: Bill Gates
  • Tempat dan tanggal lahir: Seattle, AS, 28 Oktober 1955
  • Usia: 65 tahun
  • Istri: Melinda French Gates (menikah 1994)
  • Anak: Jennifer Katharine Gates (24), Rory John Gates (21), dan Phoebe Adele Gates (18)
  • Kekayaan bersih: Rp 1.776,9 triliun versi Forbes per 7 Maret 2021.

Pendidikan

  • Lakeside School, Seattle (1967-1973)
  • Universitas Harvard jurusan hukum (1973-1975, tidak tamat)

Perusahaan dan organisasi yang didirikan

  • Microsoft (4 April 1975)
  • Bill & Melinda Gates Foudation (1994)

Penghargaan

  • World's most influential people oleh Majalah Time (2005)
  • Gelar kebangsawanan Inggris sebagai "Knight Commander of the Most Excellent Order of the British Empire" oleh Ratu Inggris Elizabeth II (2005)
  • Order of the Aztec Eagle oleh pemerintah Meksiko (2006)
  • Presidential Medal of Freedom oleh Presiden Barack Obama (2016)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com