Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ada Lovelace, Perempuan Programmer Pertama dalam Sejarah

Kompas.com - 08/03/2021, 20:05 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Dengan kata lain, kartu berlubang ibarat mengeluarkan instruksi ke mesin tenun. Di mata Ada, hal tersebut merupakan sebuah bahasa alias kode mesin.

Bertemu Charles Babbage sang Bapak Komputer

Titik terpenting karier Lovelace adalah ketika dirinya menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh polimetik (ilmuwan lintas bidang), Charless Babbage yang kemudian dikenal sebagai Bapak Komputer.

Saat itu, usia Lovelace baru menginjak 17 tahun. Dalam acara tersebut, Babbage mendemonstrasikan mesin penghitung bernama Difference Engine yang sedang dikembangkannya.

Baca juga: Katie Bouman, Programmer Wanita di Balik Foto Black Hole

Melihat demonstrasi itu, Lovelace yang memiliki ketertarikan terhadap angka dan bahasa, terpikat dengan cara yang berbeda. Di matanya, mesin hitung yang ditunjukan Babbage sangat indah.

Ia pun meminta Babbage untuk menjadi mentornya. Kolaborasi bersama Babbage inilah yang kemudian membawa Lovelace menciptakan pemrograman komputer.

Sebelum melanjutkan pekerjaannya sebagai matematikawan, Lovelace menikah dengan William King di usia 19 tahun dan dikaruniai tiga anak. Setelah menikah, Ia melanjutkan lagi pekerjaannya di bidang matematika.

Lovelace juga mendapat kesempatan kerja oleh Profesor Augustus De Morgan dari Universitas College London. Ia juga terus belajar matematika tingkat lanjut bersama temannya, Mary Somerville.

Gagasan algoritma dan komputer modern

Dirangkum KompasTekno dari Computer History, Senin (8/3/2021), sekitar 1840-an, Lovelace mempublikasikan sebuah artikel terjemahan berbahasa Perancis berjudul “Notions sur la machine analytique de Charles Babbage” (Gagasan tentang Mesin Analitik yang Ditulis Charles Babbage). Artikel tersebut ditulis oleh insinyur asal Italia, Luigi Menabrea.

Dalam artikel tersebut, Lovelacemenambahkan catatan ekstensifnya mengenai gagasannya sendiri.

Melansir Brain Pickings, Lovelace membuat empat poin utama dalam catatannya. Pertama, Lovelace  membayangkan sebuah mesin serbaguna yang tidak hanya bisa menjalankan tugas-tugas yang telah diprogram, tetapi juga bisa diprogram ulang untuk menjalankan operasional yang tidak terbatas.

Poin kedua, mesin tersebut tidak hanya bisa menjalankan perhitungan matematis saja, tapi juga bisa memproses musik dan notasi artistik.

Ketiga, adalah garis besar langkah-langkah membuat apa yang hari ini disebut algoritma program komputer. Terakhir, adalah proyeksi mesin yang bisa berpikir sendiri.

Banyak sumber mengatakan bahwa gagasan Lovelace belum begitu banyak menarik perhatian dunia saat itu. Justru, gagasannya mulai banyak perhatian setelah ia meninggal dunia. Sejumlah penghargaanpun diberikan padanya meski ia telah tiada.

Baca juga: Profil Bill Gates, Pendiri Microsoft yang Putus Kuliah demi Kejar Mimpi

Wafat

Ada Lovelace wafat di London, Inggris pada 27 November 1852. Catatan gagasan Lovelace  diperkenalkan kembali ke publik oleh BV Bowden. Bowden menerbitkannya dalam sebuah buku berjudul Faster Than Thought: A Symposium in Digital Computing Machines.

Sebagai bentuk penghormatan, nama Ada Lovelace juga digunakan untuk menamai bahasa pemrograman awal yang diberikan oleh Departemen Pertahanan Amerika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com