Seperti Nebula, di Floatplane, penonton juga diharuskan untuk membayar biaya langganan beberapa dollar sebulan untuk mendukung kreator konten yang mereka sukai.
Satu hal mendasar yang membedakan Floatplane dari YouTube adalah tidak ada algoritma penyajian video kepada penontonnya.
Sebastian sendiri sebenarnya merupakan YouTuber sukses. Ia diketahui memiliki empat channel YouTube, yakni Linus Tech Tips, Techquickie, TechLinked, dan ShortCircuit.
Pada 2020, saluran Linus Tech Tips disebut menempati peringkat channel teknologi yang paling banyak ditonton di YouTube.
Kendati sukses di YouTube, Sebastian dan rekannya Luke Lafreniere meluncurkan Floatplane sebagai platform alternatif. Sejauh ini, baru para pembuat konten bertema teknologi yang bisa bergabung di Floatplane.
Baca juga: Pengguna Medsos di Indonesia Habiskan 25 Jam Per Bulan untuk Nonton YouTube
Ia tidak ingin membuat Floatplane tampil menjadi pesaing pesaing langsung dari YouTube.
Sebagaimana dihimpun dari situs Floatplane, situs ini hadir untuk menjadi platform video terjangkau yang memungkinkan para pembuat konten bisa menambah sumber penghaslan mereka sekaligus terhubung langsung dengan para penggemar.
"Floatplane akan menjadi wadah bagi penggemar hardcore yang sebenarnya. Tidak ada algoritma, penggemar akan disajikan semua video yang kalian buat," kata Sebastian.
Selain Sebastian, pemilik channel Corridor Digital di YouTube, Sam Gorski dan Niko Pueringer juga mengembangkan platformnya sendiri dengan nama yang sama, Corridor Digital.
Dalam platform tersebut, penggemar akan mendapatkan poin dengan membayar biaya langganan bulanan sebesar 4 dollar AS atau sekitar Rp 47.000. Poin tersebut dapat digunakan untuk meminta (request) agar platform membuat video sesuai keinginan penonton.
Langkah yang diambil deretan YouTuber ini untuk mengembangka platformnya sendiri agaknya dilatarbelakangi karena adanya perselisihan antara kreator konten dengan platform YouTube itu sendiri.
Baca juga: Cara Nonton YouTube Sambil Buka Aplikasi Lain di PC dan Ponsel
Perselisihan tersebut termasuk soal pendapatan iklan, masalah hak cipta, hingga algoritma rekomendasi video kepada penonton, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari BBC, Rabu (10/3/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.