Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Merger Tokopedia dan Gojek

Kompas.com - 11/03/2021, 12:21 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Ada beberapa skenario yang dipertimbangkan untuk waktu pelaksanaan merger dan IPO. Pertama, Tokopedia bisa lebih dulu masuk ke bursa saham Jakarta, lalu baru merger dengan Gojek.

Setelah merger, entitas baru yang lahir akan melakukan IPO di bursa Amerika Serikat. Tokopedia sendiri disebut mengincar pendanaan sebesar Rp 20 triliun sebelum IPO.
Kabar terbaru menyebut Tokopedia telah menunjuk bank investasi Morgan Stanley dan Citigroup untuk IPO.

Baca juga: Grab Disebut Bisa Mendapat Rp 28 Triliun dari IPO di AS

Tokopedia akan menggunakan banryuan perusahaan SPACs (special purpose acquisition companies) atau yang sering disebut denngan perusahaan blank check. Mereka memiliki misi untuk mengumpulkan pendanaan, lalu mengakuisisi perusahaan privat untuk membantu mereka menjadi perusahaan publik.

Skenario kedua adalah melakukan merger lebih dulu, lalu entitas baru melakukan IPO. Kabar terbaru menyebutkan, entitas hasil gabungan keduanya segera melakukan IPO di bursa saham di Jakarta (Indonesia) dan Amerika Serikat.

Kekuatan baru untuk menyaingi Shopee

Untuk diektahui, Gojek dan Tokopedia memiliki beberapa pemegang saham yang sama, seperti Google, Temasek Holdings, dan Softbank. Konon, usulan merger didorong oleh Masayoshi Son, CEO SoftBank.

Son juga disebut-sebut sosok yang mendorong merger Gojek dan Grab tahun lalu. Upaya itu dilakukan karena investasi SoftBank di banyak startup rugi besar dihantam pandemi.

Pada tahun fiskal 2019, kerugian SoftBank mencapai 17,7 miliar dollar AS, dihimpun dari Bloomberg. Di saat yang bersamaan, perusahaan raksasa asal Singapura, Sea Group, semakin menggurita di Asia Tenggara.

Baca juga: Induk Shopee Disebut Caplok Bank BKE, Siapkan Bank Digital di Indonesia?

E-commerce Shopee adalah salah satu yang dibekingi Sea Group. Kini Shopee kian mematangkan diri menjadi super app dengan menambah banyak layanan.

Seperti ShopeePay dan yang terbaru adalah layanan pesan antar makanan di Indonesia, ShopeeFood. Bahkan, ShopeeFood memiliki mitra driver sendiri.

Khusus untuk ShopeePay, adopsinya kini bahkan melampaui GoPay, dirangkum dari Deal Street Asia. Menurut laporan firma riset Ipsos bulan Oktober 2020, penetrasi terbesar dompet digital dimiliki ShopeePay, yakni sebesar 48 persen.

Disusul OVO 46 persen, GoPay 35 persen, DANA 26 persen, dan LinkAja 16 persen. ShopeePay juga menjadi platform dompet digital dengan nilai transaksi terbesar di kuartal III-2020.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com