Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Belanja Orang Kaya Baru Silicon Valley di Kala Pandemi

Kompas.com - 14/03/2021, 10:10 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama satu tahun belakangan ini memang banyak memengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat. Banyak bisnis yang harus merugi dan gulung tikar serta banyak karyawan harus kehilangan pekerjaan.

Namun pandemi ini agaknya justru membuat bisnis di sektor teknologi malah tumbuh dan terdongkrak. Hal ini mengingat orang-orang mulai mengalihkan kegiatan mereka secara daring, mulai dari belanja, belajar, bekerja, mencari hiburan, dan sebagainya.

Di saat banyak pelaku bisnis gulung tikar, sejumlah perusahaan teknologi justru melebarkan bisnisnya. New York Times melaporkan selama enam bulan terakhir setidaknya ada 35 startup di Silicon Valley justru melantai di bursa saham.

Nilai pasar gabungan dari 35 startup tersebut dilaporkan mencapai 446 miliar dollar AS (sekitar Rp 6.437 triliun).

Menurut analisis EquityBee, sebuah platform yang memfasilitasi transaksi ekuitas awal, estimasi pasar gabungan itu akan melahirkan 7.000 jutawan baru.

Yang menarik, ternyata pandemi juga ikut mengubah tren bagaimana orang kaya baru menghabiskan uang mereka.

Belanja lebih moderat

Jika sebelum pandemi, orang kaya baru biasanya merayakan dengan cara menggelar pesta besar-besar atau pergi keliling dunia, namun kali ini tren itu berubah.

Dalam survei yang dilakukan oleh aplikasi diskusi karyawan Blind terhadap karyawan di tujuh perusahaan yang baru go public itu, kira-kira seperempat dari mereka mengaku akan menghemat uang mereka karena pandemi.

Namun, banyak juga dari karyawan yang mengatakan akan membeli rumah. Selain itu, ada pula karyawan yang ingin belanja lebih royal, misalnya mereka mengincar untuk membeli Ferrari, Tesla, jam tangan, studio tembikar, dan bermain di pasar saham.

Baca juga: Begini Cara Ganti Background di Aplikasi Zoom saat Video Conference

Beli NFT dan merias background Zoom

Ilustrasi Zoom.BusinessInsider Ilustrasi Zoom.

Para orang kaya baru ini juga lebih memilih menghabiskan uang mereka untuk membeli Non-Fungible Token (NFT) dibandingkan barang seni, seperti lukisan dan patung.

NFT dapat diartikan sebagai sebuah token kriptografi yang mewakili suatu barang yang dianggap unik, bisa berupa karya seni digital, meme, tweet, atau hal-hal digital lainnya yang ada di internet.

Selain itu, orang kaya baru ini juga lebih belanja untuk keperluan mereka saat melakukan rapat atau pertemuan daring.

Alih-alih belanja gaun desainer, orang kaya baru ini lebih memilih memburu pakaian baru yang terlihat bagus ketika melakukan rapat di Zoom.

Mereka juga mengikuti kelas belajar merias virtual untuk tampil apik di depan kamera hingga melakukan makeover background Zoom mereka.

Jackie Conlin, konsultan gaya pribadi untuk pejabat eksekutif di dunia teknologi, mengungkapkan dirinya pernah mendekorasi ulang ruang Zoom milik kliennya agar lebih bergaya dan enak dipandang oleh peserta rapat lainnya.

Tak hanya itu, kliennya juga tak lupa membelikan hadiah mingguan untuk teman dan keluarganya, seperti selimut dan jubah yang nyaman, produk perawatan kulit, piyama, hingga permainan.

Baca juga: 5 Tren Teknologi yang Booming Selama Pandemi Covid-19

Melakukan kegiatan amal

Saat Airbnb melakukan penawaran perdanya (IPO) di bursa saham, para mantan karyawan Airbnb memulai "Equity for Impact", sebuah program di mana karyawan berjanji untuk menyumbangkan sebagian saham dari hasil IPO tersebut.

Sejauh ini, ada lebih dari 400 orang telah berkomitmen untuk menyumbangkan saham yang diestimasikan bernilai 50 juta dollar AS (sekitar Rp 720,9 miliar).

J.T. Forbus, seorang manajer pajak di Bogdan & Frasco AS, mengungkapkan menyumbangkan kekayaan untuk amal merupakan sebuah perubahan baru yang ada di kalangan orang kaya baru.

Menurut Forbus, tren baru ini juga didorong lantaran mereka juga akan mendapatkan potongan pajak.

Baca juga: 7 Perusahaan Teknologi yang Untung Besar saat Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com