Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Apakah Dewa Kipas Curang, GothamChess: Saya Harus Percaya Chess.com

Kompas.com - 18/03/2021, 20:55 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Saya harus percaya Chess.com". Begitu jawaban dari Levy Rozman, pecatur sekaligus YouTuber yang dikenal dengan nama GothamChess ketika ditanya apakah akun Dewa Kipas, alias Pak Dadang berbuat curang atau tidak.

Pernyataan tersebut ia lontarkan dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Bukan tanpa alasan, pemblokiran akun tersebut, menurut Levy, memang sepenuhnya keputusan Chess.com, meski kebetulan terjadi beberapa saat setelah ia dikalahkan oleh Dewa Kipas.

Berdasarkan penuturan Levy, Chess.com memiliki sederet algoritma yang bisa mendeteksi berbagai anomali melalui rekam jejak sebuah akun. Jika sistem menganggap suatu akun mencurigakan, maka sistem bisa saja memblokir akun tersebut.

Pada tiap pertandingan, Levy sendiri mengaku kerap melihat statistik akun lawan mainnya sebelum bertanding. Dalam kasus Dewa Kipas, ada satu kejanggalan, di mana ia pernah menang berkali-kali dengan tingkat akurasi yang tinggi.

"Jika melihat rekam jejaknya, ada saatnya di mana akun tersebut (Dewa Kipas) menang permainan 27 kali secara berturut-turut dan akurasinya mencapai 97-99 persen. Tidak ada pemain catur yang bisa melakukan itu, sekalipun itu juara dunia," klaim Levy.

Ilustrasi akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir.KOMPAS.com/Bill Clinten Ilustrasi akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir.

Karena mencurigakan, ia mengaku sempat melaporkan akun Dewa Kipas. Para penggemarnya juga diyakini telah melakukan hal yang sama.

Tetapi, berbagai macam laporan ini ternyata bukanlah sebuah patokan sebuah akun di ditutup, setidaknya begitu menurut klarifikasi pihak Chess.com beberapa waktu lalu.

Namun, tetap saja, nasi sudah menjadi bubur. Levy menyebut narasi pertama yang digaungkan oleh Ali Akbar, anak dari Pak Dadang, membuat masalah pemblokiran akun Chess.com ini menjadi polemik yang tampaknya belum selesai hingga kini.

Padahal, Levy mengaku banyak lawan mainnya yang diblokir karena terdeteksi "curang" oleh sistem Chess.com.

"Sekarang saya menjadi orang yang harus berurusan dengan warganet, padahal bukan saya yang membuat keputusannya," ungkap Levy.

Baca juga: Kronologi Pak Dadang Dewa Kipas Diblokir Chess.com Setelah Menang Catur Lawan GothamChess

Dua sisi netizen menyerang

Soal narasi tadi, "drama" ini sendiri berawal dari Ali yang mengunggah sebuah cerita yang mengatakan bahwa ayahnya diblokir karena banyak orang, khususnya para penggemar Levy, yang melaporkan akun Dewa Kipas atas perbuatan curang.

Levy sendiri mengaku ada beberapa penggemarnya yang mungkin langsung menyerang atau melaporkan akun Dewa Kipas, karena saat itu ia sedang menggelar live streaming. Tetapi, ia sebenarnya tak menginginkan hal tersebut.

"Saya yakin beberapa yang menonton streaming saya mengirimkan pesan yang mungkin bernada tidak baik (ke akun Dewa Kipas). Saya tidak pernah mendukung perilaku seperti itu," ujar Levy.

Ilustrasi notifikasi yang berisi hate message pada akun Dewa_Kipas di Chess.com.Ist Ilustrasi notifikasi yang berisi hate message pada akun Dewa_Kipas di Chess.com.

Di sisi lain, ujaran kebencian yang masuk ke akun Dewa Kipas ini ternyata juga dimasukkan ke dalam cerita Ali dalam sebuah tangkapan layar.

Ali juga menyertakan beberapa dokumen pembukti bahwa Pak Dadang tidak berbuat curang, begitu juga sertifikat yang menyatakan bahwa ayahnya pernah memenangi berbagai kejuaraan.

Walhasil, sejumlah warganet Indonesia langsung menyerang akun media sosial Levy, begitu juga kanal YouTube GothamChess, boleh jadi karena cerita Ali "meyakinkan".

Baca juga: GothamChess dan Microsoft, Bukti Galak-nya Netizen Indonesia

Tak nyaman, Levy pun memutuskan untuk menutup seluruh akun media sosialnya dan memblokir seluruh pengguna yang berasal dari Indonesia untuk melihat kanal YouTube-nya.

Meski dibombardir oleh beragam komentar tak sedap, Levy sendiri sebenarnya paham betul "amarah" warganet Indonesia.

Sebab, emosi tersebut, menurut Levy, dipicu oleh narasi awal tadi yang sudah bertebaran di dunia maya yang tidak sepenuhnya benar, yaitu akun Dewa Kipas diblokir karena menang melawan GothamChess.

"Kalau boleh jujur, saya tidak sepenuhnya menyalahkan netizen Indonesia yang berkoar-koar," kata Levy.

"Apabila saya melihat apa yang terjadi dari unggahan pertama (Ali) di Facebook sampai sekarang, kemarahan mereka dipicu oleh berbagai informasi yang sudah tersebar sedemikian rupa (di internet)," imbuh Levy.

Baca juga: GothamChess Sembunyikan Video YouTube-nya dari Warganet Indonesia

Bisa berbuat curang dengan mudah

Ketidaktahuan orang awam terkait mekanisme berbuat curang di platform catur online, yang diklaim sangat marak karena mudah dilakukan, juga menjadi alasan mengapa Levy "sabar" menghadapi serbuan warganet.

"Menurut saya, orang-orang tidak begitu paham betapa mudahnya seorang pemain berbuat curang (di Chess.com)," tutur Levy.

Mengapa begitu? Karena seseorang bisa saja menggunakan ponsel atau program lain yang menuntun mereka tiap langkah supaya bisa menang dalam sebuah pertandingan catur, terlebih online.

Ilustrasi aplikasi Chess.com.KOMPAS.com/Bill Clinten Ilustrasi aplikasi Chess.com.
"Orang ini cukup membuka Chess.com di ponsel dan membuka Shredder (mesin catur) di tempat lain. Kemudian, orang tersebut bisa mencatat langkahnya dan komputer akan menganjurkan apa yang harus dilakukan," jelas Levy.

Proses tersebut sejatinya bisa membuat beragam langkah dalam sebuah pertandingan catur menjadi lebih efisien, suatu pola permainan yang disebut tercermin oleh akun Dewa Kipas ketika melawan GothamChess.

Padahal, pemain catur profesional, menurut Levy, biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 detik untuk melanjutkan langkahnya, bahkan untuk satu langkah yang jelas sekalipun.

"Ya, pola permainan Pak Dadang sama (dengan mesin). Saya tahu betul karena saya bertemu pemain yang curang setidaknya satu kali dalam seminggu," klaim Levy.

Baca juga: Daftar 5 Game Catur Online Alternatif Chess.com

Tidak ingin netizen menyerang balik

Nah, untuk membuktikan apakah ada kecurangan dalam gaya bermain Dewa Kipas, opsi melakukan pertandingan ulang (rematch) pun sempat terbesit di benak Levy.

Namun, hal itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, karena pertandingan ini mekanismenya online, akan ada banyak proses yang harus disiapkan untuk menggelar pertandingan tersebut.

Dadang Subur pemilik akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir setelah menang melawan YouTuber GothamChess.Facebook.com/AliAkbar Dadang Subur pemilik akun Dewa_Kipas di Chess.com yang diblokir setelah menang melawan YouTuber GothamChess.
Misalnya, harus ada beberapa kamera yang memantau pergerakan masing-masing pemain agar tidak berbuat curang.

Tidak cuma itu, Levy juga mengatakan bahwa rematch sejatinya tidak akan menyelesaikan masalah yang terjadi.

Sebab, apabila pola permainan akun Dewa Kipas ternyata tidak sesuai dengan apa yang "diinginkan" oleh warganet, maka hal itu akan menjadi "senjata makan tuan" bagi Pak Dadang sendiri.

Akibatnya? Netizen yang terbawa arus narasi awal tadi kemungkinan bakal berbalik arah dan menyerang Dewa Kipas.

"Pertandingan ulang atau hal semacam itu tidak akan berakhir dengan baik. Karena, satu hal yang tidak saya inginkan adalah kondisi di mana netizen berpindah pihak untuk menyerang (Dewa Kipas)," kata Levy.

"Apa yang saya harapkan adalah kita semua menyudahi hal ini. Biarlah semua berlalu. Kita semua pernah membuat kesalahan, termasuk saya," pungkas Levy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com