Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple Punya Tim Khusus Berantas Produk Palsu di Medsos

Kompas.com - 22/03/2021, 09:29 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

Barang KW ini dijual dengan harga hingga 10 kali lipat lebih murah. Misalnya seperti aksesori AirPods Pro imitasi yang dijual seharga 25 dollar AS atau sekitar Rp 361.000. Padahal, harga aslinya mencapai 249 dollar AS (sekitar Rp 3,59 juta).

Ada pula charger MagSafe Apple yang seharusnya dijual seharga 38 dollar AS (sekitar Rp 548.000), produk tiruannya hanya dijual murah dengan banderol tak lebih dari Rp 75.000 di toko online ilegal tersebut.

Hasil tersebut didapatkan setelah Stroppa dan Ghost Data mengamati 163 penjual aksesori Apple palsu di Instagram sejak tanggal 8 Februari hingga 8 Maret 2021.

Akun-akun Instagram yang menjajakan aksesori palsu Apple ini dilaporkan telah mengunggah 50.000 posting penjualan sepanjang tahun 2020 dan mengumpulkan sekitar 600.000 likes dan komentar.

Bahkan, penelitian Stroppa dan Ghost Data juga mengungkapkan bahwa salah satu pedagang aksesori imitasi tersebut berhasil meraup 140.000 dollar AS (sekitar Rp 2 miliar) dari penjualan online hanya dalam satu hari.

Biasanya, proses pembayaran yang digunakan untuk jual-beli produk palsu Apple ini menggunakan kartu kredit atau metode transfer bank.

Baca juga: Apple Dituntut Ganti Rugi gara-gara iPhone Meledak

Menurut laporan Ghost Data, bisnis jual-beli aksesori Apple palsu yang menggaet pelanggan utama di wilayah Eropa dan Amerika Serikat ini, telah menjadi industri bernilai jutaan dollar AS.

Dengan adanya studi ini, Stroppa dan Ghost Data berupaya untuk mengungkap kesulitan atau keenganan Instagram untuk mengatasi pedagang-pedangan barang "KW" yang sudah ada lama.

"Selain itu juga menyoroti banyak bahaya bisnis ilegal semacam itu bagi Apple dan konsumen,” kata para peneliti, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg, Senin (22/3/2021).

Platform disebut bersalah

Terkait peredaran produk imitasi Apple ini, dalam laporannya, Ghost Data mengklaim Facebook selaku platform perusahaan induk Instagram bersalah karena gagal melindungi penggunanya di seluruh dunia secara memadai.

Facebook sendiri melalui seorang juru bicara mengungkapkan bahwa menjual dan membeli produk palsu. Facebook mengklaim pihaknya telah memiliki program global untuk pemberitahuan dan penghapusan konten terkait produk palsu di platformnya.

“Meskipun selalu ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, kami sekarang secara teratur menanggapi laporan konten palsu dalam satu hari, dan seringkali dalam hitungan jam,” kata juru bicara Facebook.

Baca juga: Cara Membedakan iPhone Palsu, Refurbished, dan Rekondisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Bloomberg


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com