Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yerry Niko Borang
Aktivis Keamanan Digital

Pemerhati keamanan digital yang tinggal di Yogyakarta. Selama beberapa tahun terakhir bersama organisasi EngageMedia.org ia aktif menyebarluaskan kesadaran dan sejumlah panduan utama soal keamanan digital. Bersama berbagai organisasi dan jaringan juga turut membangun kelompok respons cepat bagi kasus-kasus peretasan dan penerobosan keamanan digital.

kolom

Melindungi Diri di Ruang Digital dengan VPN

Kompas.com - 01/04/2021, 11:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK 2016 Indonesia tercatat sebagai negara dengan populasi pengguna VPN terbesar di dunia. Pada tahun 2019, Indonesia menjadi negara nomor satu salam pengunduhan VPN mengalahkan Cina dan India.

Bisa jadi ini karena di Cina, layanan VPN banyak dibatasi pemerintah sehingga masyarakat Cina beralih ke shadowsocks.

Berbeda dengan VPN yang sepenuhnya mengenkripsi jaringan, Shadowsocks hanya mengenkripsi Anda dan server proxy serta tidak menawarkan anonimitas online lain.

Sementara tidak berbeda jauh dengan Indonesia, penggunaan VPN di India meningkat semakin pesat bersamaan dengan banyaknya pembatasan konten internet.

Fakta ini yang ingin dibahas dalam artikel ini, pada dasarnya apa itu VPN? Apa saja yang mendorong penggunaan VPN di Indonesia? Dan bagaimana kita dapat memilih VPN yang aman untuk kegiatan berselancar sehari-hari?

Apa itu VPN?

VPN alias Virtual Private Network adalah layanan koneksi di internet yang dikembangkan untuk memberikan akses atau jalur komunikasi secara aman (secure) dan pribadi (private) dengan mengubah jalur koneksi melalui penambahan server di dalam jalur komunikasi dan melengkapinya dengan metode untuk menyembunyikan pertukaran data yang terjadi di dalam komunikasi tersebut.

Kenapa banyak sekali masyarakat Indonesia menggunakan VPN?

Sejumlah pihak menyebutkan bahwa alasan terbesar VPN digunakan di Indonesia adalah untuk melampaui pemblokiran sejumlah situs.

Bahkan penyedia jasa VPN juga tidak luput dari ancaman pemblokiran jika tidak memiliki izin sebagai Internet Service Provider (ISP).

Ada banyak alasan di balik pemblokiran situs di Indonesia, selain izin yang tepat, ada pula faktor ‘keamanan negara’, bisnis pemerintah melalui BUMN dan moral. Berikut adalah contoh-contoh kasus pemblokiran situs dan jaringan internet di Indonesia.

1. Mengakses situs-situs hiburan

VPN seringkali digunakan untuk mengakses situs-situs hiburan yang diblokir oleh pemerintah. Contoh yang dulu kita pernah dengar adalah Netflix.

Telkom Group menerapkan pemblokiran terhadap Netflix per 27 Januari 2016. Pengguna Indihome, WiFi.id, dan Telkomsel secara otomatis tidak bisa mengakses layanan video streaming asal Amerika Serikat tersebut.

Setelah ramai protes netizen, Telkom melalui keterangan resminya menegaskan bahwa pemblokiran dilakukan lantaran layanan Netflix belum memenuhi regulasi yang ada di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara terakhir merestui dan mengapresiasi pemblokiran ini melalui serial twitnya.

Meski saat ini Netflix telah legal dan bisa diakses, pengalaman Netflix memaksa ribuan, jika tidak jutaan, warga Indonesia belajar memakai VPN secara otodidak.

2. Menerabas sensor situs dewasa

Alasan penggunaan lain yang sepertinya cukup signifikan adalah banyaknya penggunaan VPN untuk mengakses situs dewasa.

Belum ada data akurat mengenai hal ini. Namun, alasan ini sering muncul saat pemerintah memutuskan untuk melakukan pemblokiran.?

Blokir seringkali dilakukan sembarangan tanpa pertimbangan memadai. Misalnya, Tumblr sempat diblokir karena dituduh menyebarkan konten pornografi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com