Kasus kebocoran data Cambridge Analytica juga baru diketahui selang dua tahun kemudian, atau tepatnya pada 2018.
Saat skandal Cambridge Analytica terungkap, Facebook berjanji akan menindak pencurian data massal di platformnya.
Baca juga: Facebook Didenda Rp 70 Triliun Akibat Skandal Cambridge Analytica
Kendati demikian, menurut Gal, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Facebook untuk membantu para korban kebocaran data pribadi ini.
Hal ini mengingat data tersebut sudah tersebar luas secara gratis di internet. Namun, Gal menyatakan bahwa Facebook tetap bisa mengimbau penggunanya untuk tetap waspada terkait adanya kemungkinan phising atau penipuan lainnya.
"Orang-orang yang mendaftar ke perusahaan terkemuka seperti Facebook mempercayai mereka dengan data mereka dan Facebook seharusnya memperlakukan data dengan sangat hormat," kata Gal.
Gal melanjutkan, kebocoran data pribadi pengguna ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang masif dan harus ditangani dengan semestinya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Minggu (4/4/2021).
Baca juga: Bocoran Data 91 Juta Pengguna Tokopedia Beredar lewat Link di Facebook
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.