KOMPAS.com - Kebocoran data menjadi hal yang kerap terjadi di era yang serba internet ini. Kali ini, data pribadi miliki lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara dilaporkan telah bocor dan beredar di internet.
Pengguna Facebook yang paling banyak terdampak berasal dari negara Mesir (44,8 juta), Tunisia (39,5 juta), Italia (35,6 juta), dan Amerika Serikat (32,3 juta).
Sejumlah pengguna Facebook asal Indonesia tak luput jadi korban dari kebocoran data ini, jumlah mencapai 130.000 pengguna.
Baca juga: 1 Juta Akun Facebook di Indonesia Bocor, Ini Link untuk Mengeceknya
Data pribadi yang bocor meliputi informasi nama lengkap, nomor telepon, lokasi, tanggal lahir, ID Facebook, gender, pekerjaan, asal negara, status pernikahan, hingga alamat e-mail.
Ratusan data pengguna ini disebarkan oleh seorang pengguna di forum peretas amatir secara gratis baru-baru ini. Hal ini membuat ratusan juta data tersebut tersedia secara luas bagi siapapun yang mengaksesnya.
Facebook sendiri melalui juru bicaranya telah mengonfirmasi kebocoran data ini.
Menurut juru bicara Facebook, ratusan juta data pengguna ini bocor karena adanya kerentanan keamanan yang dialami Facebook. Kerentanan ini sendiri sudah ditambal pada 2019 lalu.
Baca juga: Data Pengguna Indonesia Dipastikan Bocor, Denda hingga Pemblokiran Menanti Facebook
Kendati kebocoran data sudah terjadi dua tahun yang lalu, masih ada ancaman kejahatan siber yang mengintai para pengguna Facebook yang jadi korban kebocoran data ini.
Begitulah menurut Chief Technology Officer (CTO) dari firma intelije kejahatan siber Hudson Rock, Alon Gal, yang juga orang pertama yang menemukan kebocoran data ini di internet pada Januari lalu.
Gal mengatakan, informasi pribadi yang bocor dapat memberikan informasi berbagai bagi para penjahat siber.
Informasi ini dapat digunakan untuk melakukan penyamaran bahkan penipuan atas nama korban kebocoran data.
"Basis data berisi informasi pribadi sebesar itu pasti akan dimanfaatkan cybercriminal untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan," kata Gal.
Baca juga: Data Nomor HP Dijual Rp 7.000 di Situs Gelap, Foto Selfie Pakai KTP Lebih Mahal
All 533,000,000 Facebook records were just leaked for free.
This means that if you have a Facebook account, it is extremely likely the phone number used for the account was leaked.
I have yet to see Facebook acknowledging this absolute negligence of your data. https://t.co/ysGCPZm5U3 pic.twitter.com/nM0Fu4GDY8
— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) April 3, 2021
Baca juga: 2,2 Miliar Password E-mail Bocor, Terparah Kedua setelah Yahoo
Bukan kebocoran pertama Facebook
Ini bukanlah kasus kebocoran data pertama yang dialami jejaring raksasa asuhan Mark Zuckerberg itu. Pada 2016, ada 80 juta data pengguna Facebook yang dicuri oleh Cambridge Analytica.
Cambridge Analytica menggunakan data pribadi puluhan juta pengguna Facebook dalam membangun profil untuk membidik para pemilih di Pemilu AS 2016, yang akhirnya dimenangkan oleh Donald Trump.
Kasus kebocoran data Cambridge Analytica juga baru diketahui selang dua tahun kemudian, atau tepatnya pada 2018.
Saat skandal Cambridge Analytica terungkap, Facebook berjanji akan menindak pencurian data massal di platformnya.
Baca juga: Facebook Didenda Rp 70 Triliun Akibat Skandal Cambridge Analytica
Kendati demikian, menurut Gal, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Facebook untuk membantu para korban kebocaran data pribadi ini.
Hal ini mengingat data tersebut sudah tersebar luas secara gratis di internet. Namun, Gal menyatakan bahwa Facebook tetap bisa mengimbau penggunanya untuk tetap waspada terkait adanya kemungkinan phising atau penipuan lainnya.
"Orang-orang yang mendaftar ke perusahaan terkemuka seperti Facebook mempercayai mereka dengan data mereka dan Facebook seharusnya memperlakukan data dengan sangat hormat," kata Gal.
Gal melanjutkan, kebocoran data pribadi pengguna ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang masif dan harus ditangani dengan semestinya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Minggu (4/4/2021).
Baca juga: Bocoran Data 91 Juta Pengguna Tokopedia Beredar lewat Link di Facebook
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.