Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TEKNO] Alasan Nokia Bangkrut, Wilayah 5G Pertama di Indonesia, Oppo dan Xiaomi Baru

Kompas.com - 05/04/2021, 09:45 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Menurut para eksekutif Nokia, butuh waktu cukup lama untuk membangun sistem operasi yang bisa menyamai atau melampaui kualitas iOS buatan Apple.

Terus mereka nggak usaha gitu?

Usut punya usut, pemimpin kelas atas di Nokia katanya kurang kompeten dalam urusan teknis. Jadinya ini berpengaruh juga ke kualitas teknologi yang mereka buat, terutama dalam menetapkan target dan keputusan.

Beda dengan Apple, yang mana posisi pimpinannya diisi oleh para engineer yang udah khatam soal teknologi.

Salah satu blunder yang pernah dibuat oleh para petinggi Nokia adalah mengalokasikan SDM perusahaan untuk mengembangkan ponsel baru yang sesuai dengan permintaan pasar aja.

SDM ini nggak dimanfaatkan untuk tujuan jangka panjang lainnya, misalnya untuk mengembangkan sistem operasi baru.

Terus alasan kedua?

Gagal berinovasi dan manajemen karyawan yang buruk jadi alasan lain kenapa Nokia bangkrut.

Budaya kerja yang "mencekam" ini memengaruhi bagaimana interaksi antar karyawan Nokia ketika bekerja. Para pegawai jadinya saling melemahkan antara satu dengan yang lainnya.

Politik internal di dalam perusahaan juga akhirnya nggak bisa terelakkan dan membuat perusahaan semakin rentan tergerus arus kompetisi.

Para petinggi Nokia juga terus menggunakan pendekatan keras tanpa melihat situasi yang terjadi di internal perusahaan. Manajemen karyawan buruk inilah akhirnya membawa Nokia ke jurang kejatuhan.

Ada alasan lainnya?

Masih ada. Para petinggi Nokia juga disebut-sebut sulit mendengarkan saran dari pihak lain, terutama pelanggan, mitra, dan karyawannya.

Padahal menurut Konsultan Kepemimpinan Amalia Sterescu, untuk menjadi sukses, para pemimpin harus memiliki gaya kolaboratif dan meninggalkan budaya "tutup pintu" alias tidak menerima kolaborasi bersama pihak lain.

Alhasil, gabungan dari faktor manusia ditambah dengan faktor ekonomi dan juga struktural yang terjadi di internal perusahaan, membuat Nokia kesulitan berinovasi dan akhirnya bangkrut.

Untuk yang masih penasaran dan ingin membaca karya ilmiah secara langsung, kalian klik tautan berikut ini.

Internet di Indonesia

Ngomong-ngomong soal industri ponsel, belum lengkap kalau nggak bahas soal layanan internet di Indonesia.

Sejak Nokia bangkrut, industri ponsel dan layanan internet di Tanah AIr sudah bertransformasi sedemikian rupa. Dulu kalau pakai Nokia mungkin kita masih mengakses internet dengan jaringan 2G atau 3G, ya?

Sekarang ada kabar baik soal generasi baru jaringan seluler ini.

Apa nih good news-nya?

Sekarang, Indonesia sudah mulai menyiapkan jaringan 5G di Indonesia, supaya makin ngebut ketika mengkases internet.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga udah nentuin 13 kota di Indonesia yang bakalan kebagian jaringan 5G di kloter pertama.

Penasaran wilayah mana aja yang bakal dapet layanan 5G pertama kali di Indonesia? Baca selengkapnya di artikel Wilayah-wilayah Ini Akan Dapat Jaringan 5G Pertama di Indonesia.

Facebook dan Google bikin proyek kabel bawah laut

Eits, nggak cuman soal pengadaan jaringan generasi kelima yang bakal bikin internet cepat di Indonesia. Facebook dan Google juga ngumumin nih bakalan menggelar proyek kabel bawah laut.

Kabel bawah laut ini bakal menghubungkan wilayah Indonesia, Singapura, dan Amerika Utara. Tujuannya tak lain dalam rangka meningkatkan kapasitas koneksi internet antar wilayah.

Kalau proyek ini selesai, kira-kira kapasitas internet bakal naik berapa persen ya? Temukan jawabannya di artikel Facebook dan Google Siapkan Kabel Internet Bawah Laut Indonesia-Amerika Utara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com