Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendinginan Server Microsoft, Dulu Air Laut Kini Jajal Metode Penambang Kripto

Kompas.com - 07/04/2021, 20:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber The Verge

Pada fase ini, Microsoft mempelajari sejumlah hal, misalnya implikasi keandalan dari pendinginan baru ini dan jenis beban kerja burst apa yang dapat membantu untuk permintaan cloud dan AI dari perusahaan. Ke depannya, uji coba akan melibatkan rak server yang lebih banyak.

"Kami memiliki pendekatan bertahap, dan fase berikutnya segera dengan banyak rak," kata Belady.

Belady berharap pihaknya dapat melihat keandalan yang lebih baik pada server miliknya yang didinginkan dengan metode imersi dua fase.

Baca juga: Tingkat Kesopanan Orang Indonesia di Internet Paling Buruk Se-Asia Tenggara

Gagal di Laut

Sebelumnya, pada 2018, Microsoft juga sudah sempat menguji coba mendinginkan server miliknya dengan cara direndam di bawah air laut.

Ketika itu, Microsoft menenggelamkan 12 rak dengan 864 server dan penyimpanan berkapasitas 27,6 petabytes di pesisir laut Orkney, Skotlandia, sebagai bagian dari Project Natick fase kedua.

Baca juga: Dua Tahun Microsoft Riset Taruh Server di Bawah Laut, Ini Temuan Mereka

Pada 2020, pusat data tersebut diangkat ke permukaan. Dari 855 server onboard yang dimasukkan ke kapsul dan ditenggelamkan, ternyata hanya delapan yang tidak bisa bertahan. Tingkat kegagalan itu menurut Microsoft lebih baik dibandingkan dengan pusat data yang berada di darat.

Tingkat kegagalan yang lebih rendah itu kemungkinan disebabkan oleh tidak adanya interaksi dengan manusia, serta server yang beroperasi di lingkungan kaya nitrogen yang disuntikkan dalam kapsul, alih-alih udara yang kaya oksigen seperti di darat.

Menurut Belady, oksigen dan kelembaban adalah dua hal yang menyebabkan kegagalan pada server miliknya, terutama ketika server berada di darat.

Oleh karena itu, Belady berharap metode imersi dua fase ini juga dapat membuat server milik Microsoft lebih andal dan mampu bertahan. 

"Apa yang kami harapkan dengan metode imersi sama dengan Proyek Natick. Hal ini mengingat cairan akan menggantikan oksigen dan kelembapan, yang menyebabkan korosi dan kegagalan dalam sistem kami,” kata Belady, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (7/4/2021).

Baca juga: Menengok Sejarah Microsoft, dari DOS hingga Windows dan Xbox

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber The Verge


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com