KOMPAS.com - Saat kasus Cambridge Analytica pecah ke ruang publik, Facebook segera menginformasikan penggunanya bahwa data mereka telah disalahgunakan. Saat itu, pemberitahuan ditampilkan lewat sebuah tautan yang muncul di newsfeed paling atas.
Dari tautan tersebut, pengguna bisa mengetahui apakah data di akun Facebooknya disalahgunakan atau tidak. Tapi, perlakuan itu tidak akan diberikan Facebook untuk kasus bocornya 530 juta data pengguna yang ramai baru-baru ini.
Baca juga: Data 533 Juta Pengguna Facebook Bocor, Termasuk Indonesia
Seorang juru bicara Facebook mengatakan bahwa pihaknya tidak berencana memberikan pemberitahuan ke penggunanya yang terdampak oleh kebocoran data tersebut.
Alasannya perusahaan jejaring sosial raksasa itu tidak yakin siapa saja pengguna yang kira-kira perlu diberi pemberitahuan dan siapa yang tidak. Pengguna juga tidak bisa memperbaiki masalah tersebut karena data sudah terlanjur disebar di ruang publik.
Data pribadi milik ratusan juta data pengguna dilaporkan terpampang di sebuah forum peretas amatir dan bisa diunduh secara gratis.
Jenis informasi di dalamnya termasuk nomor telepon, lokasi, tanggal lahir, ID Facebook, gender, pekerjaan, asal negara, status pernikahan, hingga alamat e-mail.
Baca juga: Zuckerberg Sebagai Pemilik WhatsApp Ketahuan Pakai Aplikasi Chat Signal
Ironisnya, pendiri Facebook Mark Zuckerberg juga menjadi salah satu korban kebocoran data sehingga nomor teleponnya tersebar. Dia pun kemudian ketahuan memakai aplikasi Signal yang merupakan pesaing WhatsApp kepunyaan Facebook.
Di situs resminya, Facebook menyebutkan bahwa aneka informasi pengguna yang bocor itu merupakan data data publik dan tidak memuat data sensitif seperti informasi keuangan, kesehatan atau kata sandi akun.
Pelaku kejahatan juga disebutkan tidak meretas sistem Facebook, melainkan mengambil data dengan web scraping. Ini dilakukan lewat software otomatis untuk mengekstrak informasi publik dari internet dan kemudian didistribusikan di forum online.
Facebook meyakinkan pengguna bahwa celah keamanan di tahun 2019 itu kini telah ditambal dan tidak lagi ditemukan, dan data yang bocor di internet adalah "data lama".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.