Belum puas, Ma berambisi melebarkan sayap Alibaba ke luar negara China. Pada 2003, Alibaba meluncurkan marketplace Taobao yang kini berubah menjadi Tmall. Ia juga meluncurkan platform pembayaran online Alipay, Alimama.com, dan Lynx.
Seiring pertumbuhannya, Alibaba semakin menarik minat banyak investor lain. Tahun 2005, Yahoo menyuntikkan dana ke Alibaba melalui struktur variable interest entity (VIE). Yahoo membeli saham Alibaba sebesar 40 persen dengan harga 1 miliar dollar AS kala itu.
Pada 2010, Alibaba meluncurkan layanan komputasi awan, Alibaba Cloud. Pada tahun yang sama, Alibaba juga menggelar acara 11.11 Global Shopping Festival atau yang dikenal sebagai Single's Day untuk pertama kalinya.
Acara itu kemudian diadopsi e-commerce Indonesia dengan tajuk Harbolnas (hari belanja nasional) yang berlangsung setiap 12 Desember. Pada 2011, Alibaba Group mendirikan Alibaba Foundation yang bertujuan untuk membantu mengatasi masalah sosial.
Baca juga: Sejarah Harbolnas, Belanja Setiap 12.12 yang Kini Tak Lagi Sakral
Tahun 2014 menjadi salah satu tahun bersejarah bagi Alibaba Group. Pada September, Alibaba Group melantai di bursa saham (IPO) New York Stock Exchange dengan kode (BABA). Saham Alibaba saat itu dibuka dengan harga 92,70 dollar AS.
Alibaba berhasil mengumpulkan 25 miliar dollar AS lewat IPO di AS. Nilai tersebut menjadikan IPO Alibaba salah satu yang terbesar dalam sejarah.
Pada 2019, pendiri Alibaba Jack Ma resmi mengundurkan diri dari jabatan chairman. Pengunduran dirinya dilakukan bertepatan dengan ulang tahun Ma ke-55.
Ma yang mulanya berkarir sebagai guru Bahasa Inggris, beralasan ia ingin fokus sebagai filantropis di dunia pendidikan. Namun, Ma tidak sepenuhnya melepas Alibaba.|
Baca juga: Jack Ma Resmi Pensiun dari Alibaba Group
Ma bergabung menjadi jajaran direksi Alibaba Group untuk menjadi mentor. Jabatan chairman kemudian diisi oleh Daniel Zhang yang sebelumnya menjabat sebagai CEO yang juga menggantikan Jack Ma.
Kini, Alibaba Group menjadi salah satu perusahaan raksasa global. Jack Ma pun masuk sebagai salah satu orang terkaya dunia. Namun, saat ini Alibaba dan Jack Ma sedang mendapat sorotan dari pemerintah China.
Musababnya adalah kritikan pedas Ma terhadap pemerintah China yang menuntut reformasi
regulasi finansial dan perbankan yang disebutnya menghambat inovasi.
Baca juga: Berawal dari Kritikan Jack Ma, China Periksa dan Bentuk Satgas Alibaba
Pemerintah China meradang dengan kritikan tersebut, lalu mengumumkan akan melakukan investigasi Alibaba Group dan perusahaan teknologi raksasa lain di China.
Investigasi itu dilakukan dengan alasan dugaan kasus monopoli. Kabarnya, investigasi itu juga merupakan strategi pemerintah China untuk menasionalisasi Alibaba Group dan perusahaan Ma lainnya, Ant Group.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.