Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Karier Nadiem Makarim, dari Bos Gojek hingga Jabat Mendikbud Ristek

Kompas.com - 29/04/2021, 12:11 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Jabat Mendikbud

Pada Oktober 2019, Nadiem resmi dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Sebelum didapuk menjadi Mendikbud, nama Nadiem sudah digadang masuk bursa menteri, setelah Pemilu tahun 2019.

Prediksi itu menguat setelah Presiden Jokowi menyebut akan mengajak kalangan milenial untuk menduduki jabatan orang nomor satu di jajaran eksekutif.

Nadiem yang kini akrab disapa "Mas Menteri" itu menjadi menteri termuda di kabinet Jokowi, di mana saat dilantik usianya baru 35 tahun.

Jabat Mendikbud Ristek

Hampir dua tahun menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem kembali dilantik menjadi Mendikbud Ristek, setelah Presiden Jokowi melebut Kemendikbud dan Kemenristek.

Pembentukan kementerian baru tersebut sesuai dengan hasil keputusan Badan Musyawarah (Bamus) yang membahas surat dari Presiden Joko Widodo mengenai pertimbangan pengubahan kementerian, Nomor R-14/Pres/03/2021.

Setelah dilantik, Nadiem mengaku bahwa riset dan teknologi adalah hal yang sangat dekat dengan dirinya, bahkan sebelum masuk ke pemerintahan.

"Riset dan teknologi adalah suatu hal yang sangat dekat di hati saya, merupakan hal yang sudah saya tekuni sebelum saya melakukan tugas ini di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Nadiem di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Alasan GoJek Tunjuk Dua CEO Pengganti Nadiem Makarim

Ia mengaku memiliki harapan besar untuk meningkatkan kualitas dan inovasi riset serta teknologi di perguruan tinggi di Indonesia. Nadiem berharap para sivitas akademika Tanah Air melakukan lebih banyak riset.

"Saya menginginkan sebanyak mungkin murid-murid kita, mahasiswa kita, dan dosen-dosen kita melakukan penelitian dan melakukan program-program seperti Kampus Merdeka di dalam badan-badan di bawah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)," ujar Nadiem.

Nadiem mengatakan belajar melalui riset, proyek-proyek sosial, magang di suatu industri, hingga pertukaran pelajar, searah dengan visi Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.

Kebijakan dan kontroversi

Saat menjabat sebagai Mendikbud, Nadiem merealisasikan kebijakan penghapusan Ujian Nasional (UN). Nadiem memastikan bahwa UN 2020 akan menjadi ujian kelulusan yang terakhir digelar secara nasional.

Namun, karena pandemi Covid-19, penghapusan UN dipercepat karena UN 2020 dibatalkan.
Posisi Nadiem sebagai Mendikbud juga kerap diterpa isu kontroversial, seperti isu penghapusan pelajaran sejarah di tengah upaya penyederhanaan kurikulum.

Kemendikbud juga sempat disebut akan melebur pelajaran agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Kebijakan lain yang mengundang kontroversi adalah meminta sekolah untuk tidak mewajibkan siswa berseragam model pakaian agama tertentu.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, terkait Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut di lingkungan sekolah negeri, jenjang pendidikan dasar dan menengah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com