Mereka adalah Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Dalam keterangan resmi, tidak disebutkan nilai valuasi Grup GoTo. Jika dilihat dari sejarah pengumpulan dana Gojek hingga 2019 dan Tokopedia hingga 2020, maka GoTo memiliki valuasi setidaknya sebesar 18 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 257 triliun.
Menurut laporan dari CB Insight, Grup GoTo diperkirakan akan memiliki valuasi hingga 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 571 triliun (kurs dollar AS Rp 14.000) apabila berhasil debut sebagai perusahaan publik.
Isu mengenai rencana IPO Gojek dan Tokopedia memang sudah beberapa lama santer terdengar, beriringan dengan rumor soal merger. Kabarnya IPO akan dilakukan di bursa Indonesia dan Amerika Serikat.
Gojek dan Tokopedia juga tidak merinci berapa kepemilikan saham mereka di Grup GoTo. Namun menurut CB Insight, Gojek disebut menguasai 58 persen saham GoTo, sementara Tokopedia memiliki 42 persen sisanya.
Setelah merger, Gojek dan Tokopedia akan segera melantai di bursa saham dalam waktu dekat. Rumor sebelumnya menyebut mereka akan melantai bursa saham Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Kompak Umumkan Resmi Merger di YouTube
Dalam keterangan resminya yang dilayangkan kepada KompasTekno, GoTo mengklaim memberikan kontribusi 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun. Dengan demikian, angka kontribusi menurut Goto setidaknya berada di kisaran Rp 308 triliun.
GoTo sendiri mengklaim mencatat Total Gross Transaction Value (GTV) secara grup lebih dari 22 miliar dollar AS (sekitar Rp 314 triliun) pada tahun 2020.
Berikut ini sejumlah data lainnya yang ikut diumbar oleh GoTo: