KOMPAS.com - Setelah banyak rumor beredar selama berbulan-bulan, Gojek dan Tokopedia akhirnya resmi bergabung dan memperkenalkan entitas baru bernama Grup GoTo. GoTo menjadi payung besar yang menaungi Gojek dan Tokopedia.
Seakan tetap mempertahankan nuansa hijau dari Gojek dan Tokopedia, logo GoTo juga bewarna hijau, namun, lebih muda dibanding dua startup tersebut.
GoTo mengusung slogan "Go Far, Go Together" dan memiliki misi untuk memberikan solusi bagi kebutuhan sehari-hari penggunanya lewat layanan yang dimiliki.
GoTo menaungi tiga layanan yang berbeda yakni layanan on-demand, layanan keuangan, dan e-commerce.
Adapun layanan Grup GoTo merupakan gabungan dari layanan yang selama ini ada di Gojek dan Tokopedia, yakni marketplace, ekspedisi, pesan-antar makanan, transportasi, keuangan, dan layanan on-demand lainnya.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Resmi Merger Menjadi GoTo
Tidak hanya di Indonesia, Grup GoTo juga akan beroperasi di negara-negara operasional Gojek, yakni Vietnam, Singapura, dan Thailand.
Dirangkum dari Tech Crunch, Senin (17/5/2021), jika dirinci masing-masing entitas, layanan on-demand mencakup layanan transportasi online Gojek, GoBox, GoTransit, dan GoSend.
Kemudian termasuk pula layanan hiburan on-demand yakni, GoGames, GoPlay, GoTox, GoNews, GoService, oFitness, GoMed, dan GoMall. Tak ketinggalan layanan pesan-antar makanan GoFood, GoMart, dan GoShop.
Sementara layanan e-comerce mencakup marketplace Tokopedia, Digital Goods, Mitra Tokopedia, TokoCabang, Tokopedia Parents, Tokopedia Keuangan, Tokopedia Wedding, dan beberapa layanan lain.
Sementara layanan keuangan meliputi GoPay, GoPay pay later, GoSure, GoStore, GoInvestasi, Moka, Selly, Midtrans, dan GoBiz Plus.
Sementara itu, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.
Baca juga: Susunan Petinggi Grup GoTo, Perusahaan Baru Merger Gojek dan Tokopedia
Nantinya, Andre tidak hanya akan bertanggung jawab di tingkat grup, melainkan juga harus memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang diberi nama GoTo Financial. GoTo Financial mencakup layanan GoPay dan layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.
Grup GoTo disokong oleh beberapa investor besar yang sebelumnya telah menjadi investor utama Gojek dan Tokopedia. Dalam keterangan resminya, proses merger ini telah mendapat restu dari para penyokong dana.
Mereka adalah Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Dalam keterangan resmi, tidak disebutkan nilai valuasi Grup GoTo. Jika dilihat dari sejarah pengumpulan dana Gojek hingga 2019 dan Tokopedia hingga 2020, maka GoTo memiliki valuasi setidaknya sebesar 18 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 257 triliun.
Menurut laporan dari CB Insight, Grup GoTo diperkirakan akan memiliki valuasi hingga 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 571 triliun (kurs dollar AS Rp 14.000) apabila berhasil debut sebagai perusahaan publik.
Isu mengenai rencana IPO Gojek dan Tokopedia memang sudah beberapa lama santer terdengar, beriringan dengan rumor soal merger. Kabarnya IPO akan dilakukan di bursa Indonesia dan Amerika Serikat.
Gojek dan Tokopedia juga tidak merinci berapa kepemilikan saham mereka di Grup GoTo. Namun menurut CB Insight, Gojek disebut menguasai 58 persen saham GoTo, sementara Tokopedia memiliki 42 persen sisanya.
Setelah merger, Gojek dan Tokopedia akan segera melantai di bursa saham dalam waktu dekat. Rumor sebelumnya menyebut mereka akan melantai bursa saham Indonesia dan Amerika Serikat.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Kompak Umumkan Resmi Merger di YouTube
Dalam keterangan resminya yang dilayangkan kepada KompasTekno, GoTo mengklaim memberikan kontribusi 2 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik, perekonomian Indonesia 2020 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun. Dengan demikian, angka kontribusi menurut Goto setidaknya berada di kisaran Rp 308 triliun.
GoTo sendiri mengklaim mencatat Total Gross Transaction Value (GTV) secara grup lebih dari 22 miliar dollar AS (sekitar Rp 314 triliun) pada tahun 2020.
Berikut ini sejumlah data lainnya yang ikut diumbar oleh GoTo:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.