Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Gojek, "PDKT" ke Grab, Menikah dengan Tokopedia

Kompas.com - 18/05/2021, 10:30 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Menurut informasi, Gojek telah meminta 40 persen bagian saham dari entitas merger. Jumlah tersebut, menurut Grab, secara fundamental terlalu banyak mengingat Grab berada dalam kondisi keuangan yang lebih baik.

Pendekatan singkat Gojek dan Tokopedia

Kabar merger Gojek dan Grab ternyata hanya sampai di titik rencana. Entah apa yang membatalkan rencana tersebut, isu merger Grab dan Gojek seakan langsung teralihkan dengan kabar pendekatan Gojek dan Tokopedia.

Tepat di pekan pertama bulan Januari 2021, isu merger Gojek dan Tokopedia langsung muncul ke permukaan.

Bahkan di awal informasi ini beredar, Gojek dan Tokopedia disebut telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

Namun sejatinya, Gojek dan Tokopedia disinyalir telah lama melakukan pendekatan, bahkan jauh sebelum isu merger dengan Grab. Isu merger antara Gojek dan Tokopedia sempat berhembus tahun 2018 lalu, namun, kabar itu menguap tak terdengar lagi.

Baca juga: Perusahaan Baru Gojek-Tokopedia, Valuasi Rp 257 Triliun, Kontribusi Rp 314 Triliun

Konon, ketika diskusi merger antara Gojek dan Grab menemui jalan buntu, Tokopedia gerak cepat mengambil peluang untuk kembali merencanakan merger dengan Gojek.

Mengutip Kompas.id, perjalanan merger Gojek dan Tokopedia relatif mulus karena komunikasi di antara kedua pimpinan puncak tidak ada gangguan. Berbeda dengan upaya merger Gojek dan Grab yang sejak awal diprediksi tidak akan berjalan mulus.

Lahirnya GoTo

Bak gayung bersambut, upaya pendekatan Tokopedia dan Gojek akhirnya terwujud. 17 Mei 2021, keduanya mengumumkan merger dan memperkenalkan entitas baru bernama grup GoTo.

Nama "GoTo" sangat sederhana, karena diambil dari singkatan kedua startup, yakni Gojek dan Tokpedia, menurut cerita dari CEO Tokopedia, William Tanuwijaya dalam sebuah unggahan Facebook.

Tidak bisa dipungkiri, kelahiran GoTo cukup singkat. Hal ini diakui oleh co-founder Gojek Kevin Aluwi.

"Melahirkan kesepakatan dengan ukuran dan skala bisnis seperti Gojek dan Tokopedia dalam waktu yang relatif singkat dan lancar, hanya dapat tercapai karena kami sama-sama memiliki tujuan yang sama, yaitu selalu memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen didukung oleh jaringan mobilitas tercepat dan terbesar dari para mitra driver dan merchants kami," katanya dalam keterangan resmi.

Baca juga: Mengenal GoTo, Payung Besar Penaung Gojek dan Tokopedia

Jika dihitung dari awal rumor merger berembus hingga GoTo diumumkan, hanya berlangsung sekitar lima bulan.

Nantinya, GoTo akan menjadi induk yang akan memayungi entitas Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial karena mereka tetap akan beroperasi sebagai entitas masing-masing setelah merger dilakukan.

GoTo menaungi tiga layanan yang berbeda yakni layanan on-demand, layanan keuangan, dan e-commerce. Tidak hanya di Indonesia, Grup GoTo juga akan beroperasi di negara-negara operasional Gojek, yakni Vietnam, Singapura, dan Thailand.

Eksekutif GoTo

(ki-ka) Andre Soelistyo menjabat sebagai CEO Grup GoTo, Patrick Cao sebagai Presiden GoTo, Kevin Aluwi tetap menjabat CEO Gojek begitu pula dengan William Tanuwijaya yang tetap menjabat sebagai CEO Tokopedia.Kompas.com (ki-ka) Andre Soelistyo menjabat sebagai CEO Grup GoTo, Patrick Cao sebagai Presiden GoTo, Kevin Aluwi tetap menjabat CEO Gojek begitu pula dengan William Tanuwijaya yang tetap menjabat sebagai CEO Tokopedia.
Setelah merger, para pemimpin Gojek dan Tokopedia akan menjadi penggerak utama entitas baru ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com