Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smartfren dan Moratelindo Bersiap Merger untuk Gelar 5G

Kompas.com - 31/05/2021, 08:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Operator seluler PT Smart Telecom (Smartfren) dan penyelenggara infrastruktur jaringan serat optik telekomunikasi, PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) dikabarkan tengah bersiap melakukan penggabungan usaha alias merger.

Rencana merger ini digadang-gadang akan memuluskan penggelaran layanan 5G Smartfren di Tanah Air.

Kabar penggabungan usaha Smartfren-Moratelindo ini dikonfirmasi langsung oleh Merza Fachys, selaku Presiden Direktur Smartfren, baru-baru ini.

Merza mengungkapkan, Smartfren telah menyampaikan keterbukaan informasi berupa ringkasan rancangan penggabungan usaha dan pendaftaran penggabungan usaha kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Smartfren Rilis Paket Kuota Nonstop 24 Jam Tanpa Batasan Waktu

Ia melanjutkan, aksi merger Smartfren-Moratelindo ini diharapkan akan tercapai dan rampung secepatnya. Merza turut mengungkapkan faktor pendorong aksi penggabungan usaha ini.

Menurut Merza, salah satu tantangan penggelaran layanan 5G di Tanah Air ini ialah soal ketersediaan kapasitas jaringan penghubung ke semua pemancar. Di mana hal itu hanya bisa dilakukan menggunakan teknologi fiber optik.

Smartfren menilai, kata Merza, Moratelindo punya keandalan dalam masalah tersebut.

Di samping itu, Merza juga mengungkapkan potensi keuntungan yang didapat oleh Moratelindo dalam aksi merger kali ini.

Ia mengatakan, selama ini, Moratelindo telah menjadi mitra bisnis Smartfren. Dengan adanya merger, ke depannya diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi di antara keduanya.

"(Saham) Moratel akan lebih besar dibanding kami saat penggabungan usaha,” kata Merza, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Kompas.id, Sabtu (29/5/2021).

Baca juga: Dapat Frekuensi 5G, Smartfren Targetkan Penambahan Pelanggan 30 Persen

Mengutip laporan tahunan, pada 2020, Smartfren sendiri diketahui membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 9,407 triliun, beban usaha Rp 10,192 triliun, serta jumlah liabilitas dan ekuitas Rp 38,64 triliun.

Menang lelang frekuensi 2,3 GHz

Smartfren sendiri pada April lalu telah ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai pemenang lelang pita frekuensi 2,3 GHz. Alhasil, Smartfren mendapatkan satu blok pita frekuensi 2,3 Ghz dengan lebar pita 10 Mhz. 

Untuk diketahui, Smartfren sendiri telah memiliki alokasi 30 Mhz di pita frekuensi 2,3 Ghz. Itu artinya, tambahan 10 Mhz ini menjadikan Smartfren memiliki total lebar pita 40 Mhz.

Sedianya tambahan pita frekuensi tersebut bisa dimanfaatkan Smartfren untuk mengembangkan layanannya, termasuk untuk pemanfaatan 4G, serta untuk menggelar layanan 5G.

Ketika sesi lelang, Smartfren diketahui mengajukan penawaran harga Rp176.500.000.000 untuk satu blok tersebut.

Baca juga: Lolos Seleksi Lelang Frekuensi 2,3 GHz, Ini Tanggapan Telkomsel, XL, dan Smartfren

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com