Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Pulih, Pasar Smartphone Global Diramal Dekati Rekor 2015

Kompas.com - 02/06/2021, 15:29 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber IDC

KOMPAS.com - Di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda, angin segar datang dari industri smartphone. Pertumbuhan pengiriman smartphone pada 2021 ini diramalkan akan hampir menyamai rekor pengiriman tertinggi yang terjadi pada 2015 lalu.

Firma riset IDC melaporkan, jumlah pengiriman smartphone diprediksi akan mencapai 1,38 miliar unit pada tahun ini. Angka tersebut naik 7,7 persen dibanding 2020 lalu.

Sebagai perbandingan, pada 2015 lalu pertumbuhan smartphone naik sebesar 10,1 persen. Kala itu, jumlah pengirimannya mencapai angka 1,4 miliar unit, meningkat dari 1,3 miliar unit pada 2014.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diluruskan Seputar Kehadiran Jaringan 5G

"Kendati pertumbuhan 7,7 persen seakan menjadi titik balik yang mengesankan, semua pihak harus ingat bahwa kenaikan ini adalah kebangkitan dari salah satu tahun yang menantang dalam sejarah (pandemi)," jelas Anthony Scarsella, Reseach Manager IDC.

Tren positif ini disebut akan berlanjut hingga 2022, di mana jumlah pengiriman smartphone dapat tumbuh 3,8 secara year over year (YoY) dengan total pengiriman mencapai 1,43 miliar unit.

5G jadi penyebab

Pada 2015 lalu, salah satu faktor meroketnya jumlah pengiriman smartphone adalah migrasi perangkat 3G ke 4G. IDC pun memperkirakan pertumbuhan pada 2021 ini akan dipicu oleh faktor yang serupa, yakni peralihan ke perangkat 5G.

"Tahun 2021 akan mewakili pertumbuhan terbesar secara YoY yang pernah kita saksikan di tahun 2015 lalu, karena pergeseran menuju 5G di semua level harga terus meningkat," jelas Scarsella.

Grafik prediksi pertumbuhan pengiriman smartphone dari tahun 2020-2025 versi IDC.IDC Grafik prediksi pertumbuhan pengiriman smartphone dari tahun 2020-2025 versi IDC.
Saat ini, pasar global perlahan-lahan mulai beralih ke perangkat yang kompatibel dengan koneksi 5G, beriringan dengan bergulirnya internet generasi kelima itu di beberapa negara.

Di sisi lain, ponsel 4G kelas menengah dan low-end juga masih memiliki permintaan yang besar di negara berkembang, akibat permintaan yang sempat loyo tahun 2020 lalu ketika pandemi Covid-19 mulai menghantam.

Baca juga: Belum Ada Smartphone yang Bisa Terkoneksi Sinyal 5G di Indonesia, Ini Penjelasannya

Menurut Scarsella, 5G akan mendorong harga rata-rata ponsel pada tahun ini menjadi 376 dollar AS (sekitar Rp 5,3 juta), naik 9,7 persen secara YoY, jika dibandingkan dengan prediksi harga rata-rata perangkat 4G.

Sementara itu, harga rata-rata perangkat 4G LTE kian menurun sebesar 27 persen pada 2021. IDC memprediksi pertumbuhan satu digit akan berlanjut hingga 2025 mendatang dengan pertumbuhan tingkat tahunan (CAGR) sebesar 3,7 persen dalam lima tahun.

Krisis chipset

Kendati demikian, krisis kelangkaan chipset global masih akan menghantui banyak industri, termasuk smartphone.

Namun, menurut IDC dampak krisis ini terhadap industri smartphone tidak sebesar industri lain, seperti otomotif, PC, dan kategori teknologi konsumen lainnya.

Menurut Vice President IDC, Ryan Reith, smartphone bersaing dengan kategori produk teknologi konsumen terdekatnya, seperti PC, tablte, televisi, dan smart home. Akan tetapi, persaingan itu tidak membuat pemulihan industri smartphone melamban.

"Pasar smartphone kembali naik selama periode liburan di kuartal akhir tahun lalu dan sejak saat itu, kami melihat produksi dari pemasok papan atas terus meningkat," ujar Reith, dirangkum KompasTekno dari situs resmi IDC, Rabu (2/6/2021).

Reith menambahkan, permintaan akan perangkat 5G terus meningkat dan membuat harga perangkat 5G semakin murah.

Baca juga: Samsung Raup Untung di Tengah Kelangkaan Chipset

"IDC memperkirakan harga jual rata-rata (ASP) perangkat Android 5G turun 12 persen dari tahun ke tahun pada tahun 2021, menjadi 456 dollar AS (sekitar Rp 6,5 juta) lalu turun menjadi di bawah 400 dollar AS (sekitar Rp 5,7 juta) pada 2022," ungkap Reith.

IDC memperkirakan pengiriman perangkat 5G naik 130 persen pada akhir tahun 2021 nanti. Dari sisi pangsa pasar, China diramalkan akan memimpin dengan pangsa hampir 50 persen untuk pengiriman perangkat 5G selama 2021.

Sementara Amerika Serikat akan menguasai 16 persen pangsa pasar. Sedangkan wilayah lain, seperti gabungan wilayah Eropa Barat dan Asia Pasifik (selain China dan Jepang), akan mencaplok 23,1 persen pangsa pasar 5G secara global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber IDC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com