Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Semikonduktor Raup Untung di Tengah Kelangkaan Chip

Kompas.com - 04/06/2021, 06:27 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber ZDNet

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, industri teknologi diterpa krisis kelangkaan chipset yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi hingga tahun depan.

Namun, di tengah krisis dan kelangkaan, produsen chipset justru meraup untung.

Menurut laporan dari firma riset TrendForce, apabila pendapatan 10 pabrikan chipset teratas digabung, akan mendapat total pendapatan 22,75 miliar dollar AS atau sekitar Rp 324,8 triliun (kurs Rp 14.200) di kuartal I-2021. Angka ini meningkat 1 persen di bandingkan kuartal sebelumnya. 

Salah satu pemicunya adalah permintaan chipset yang meroket sejak awal pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

Sebab, banyak perusahaan yang membutuhkan perangkat penunjang kerja dari rumah dan instansi pendidikan yang menyelenggarakan sekolah dari rumah.

Belum lagi kebutuhan akan smartphone atau konsol game untuk sekadar menghibur diri di rumah selama karantina wilayah yang sempat diberlakukan di beberapa negara.

Baca juga: Ramalan Suram soal Kelangkaan Chip dari Intel dan Logitech

Walhasil, produsen perangkat meningkatkan permintaan untuk komponen semikonduktor untuk kelancaran produksi perangkat elektronik. Penjualan semikonduktor pun meningkat.

Untuk perangkat PC misalnya, penjualan komponen semikonduktor naik lebih dari 17 persen dibanding tahun 2019.

Menurut temuan TrendForce, para produsen chipset menaikan harga material wafer silikon agar tetap untung. Wafer sendiri merupakan material dasar yang digunakan untuk membuat semikonduktor.

Kenaikan harga dan tingginya permintaan inilah membuat mereka meraup untung. Dilihat dari pangsa pasar, perusahaan semikonduktor asal Taiwan TSMC menguasai pasar dengan persentase 55 persen.

TSMC mencatatkan pendapatan di kuartal I-2021 hampir 13 miliar dollar AS (sekitar Rp 185 triliun).

Angka tersebut naik 2 persen dibanding kuartal sebelumnya. Chip dengan manufaktur 7nm dan 16.12nm menjadi pendorong penjualan TSMC.

Selain TSMC, pendapatan PSMC juga meningkat 14 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Sementara SMIC membukukan kenaikan 12 persen. Begitu pula dengan beberapa produsen lain, yakni UMC, VIS, serta Tower and HHGrace.

Baca juga: Samsung Raup Untung di Tengah Kelangkaan Chipset

Kendati demikian, beberapa produsen tetap ada yang merugi. Samsung selaku produsen Exynos justru mengalami penurunan pendapatan 2 persen di kuartal I-2021 dibanding periode sebelumnya.

Salah satu penyebabnya adalah penutupan pabrik di Austin, Texas yang berlangsung selama lebih dari satu bulan akibat badai salju yang melanda wilayah tersebut. Penutupan operasional pabrik menyebabkan penundahaan produksi.

Bukan hanya Samsung, GlobalFoundries, perusahaan semikonduktor asal AS juga membukukan penurunan pendapatan sebesar 16 persen karena perusahaan menyerahkan produksi Fab 3E ke produsen semikonduktor asal Singpura, VIS.

Akan kembali naik

Dirangkum KompasTekno dari ZD Net, Jumat (4/6/2021), permintaan semikondur diprediksi belum akan turun dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut proyeksi IDC, pasar semikonduktor akan tumbuh 12,5 persen tahun ini, didorong oleh permintaan smartphone 5G.

TrendForce memprediksi pendapatan pabrikan chipset akan kembali naik 3 persen pada kuartal II-2021 mengingat masih tingginya permintaan dan harga.

Menurut analis semikonduktor dari Gartner, Alan Priestley, harga chipset yang melambung tidak akan berdampak signifikan bagi konsumen.

"Meskipun chip sangat penting untuk banyak perangkat agar bisa bekerja, mereka tidak selalu menjadi komponen paling mahal," kata Prisetley.

Baca juga: Kelangkaan Chipset di Dunia Terus Berlangsung Tahun Ini

"Chipset tidak mewakili persentase yang signifikan untuk produksi," imbuhnya.

Menurut Prisetley, produsen perangkat kemungkinan akan mencari cara demi mempertahankan harga produk di level tertentu.

Misalnya, mereka akan menawarkan konfigurasi baru di beberapa produk, seperti ponsel dan PC yang akan memiliki spesifikasi tidak biasa untuk kapasitas ruang penyimpanan.

Selain itu, karena kelangkaan masih terjadi dan harga chipset kian tinggi, beberapa produsen mungkin akan lebih mengutamakan produk yang memiliki margin tinggi.

"Jika Anda memiliki kapasitas terbatas, Anda akan fokus untuk bisa memastikan pendapatan terbanyak dari produk yang dimiliki," kata Pristley.

Gartner memprediksi krisis kelangkaan chipset masih akan berlanjut hingga tahun kuartal II-2022 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com