Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tetris, Game Susun Balok yang Lahir "Tak Sengaja" 37 Tahun yang Lalu

Kompas.com - 07/06/2021, 19:25 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Ketika kesepakatannya terkait lisensi Tetris dengan Elorg berakhir pada 1995, Pajitnov dan Rogers langsung merintis Tetris Company pada 1996 di Amerika Serikat dan mulai mendapatkan royalti dari game buatannya itu.

Tetris Company adalah sebuah perusahaan yang berfungsi untuk melisensikan beragam game yang menggunakan merek "Tetris".

Pada 2005 lalu, perusahaan tersebut mengakuisisi Elorg yang kala itu sudah menjadi perusahaan swasta akibat perpecahan Uni Soviet.

Elorg sendiri kala itu disebut masih mempunyai sejumlah hak cipta akan Tetris. Dengan akuisisi tersebut, maka Tetris Company memiliki hak cipta atas merek Tetris sepenuhnya.

Baca juga: Grand Theft Auto V Mau seperti Tetris

Tetris saat ini

Melalui Tetris Company, Pajitnov dan Rogers melakukan standarisasi nama dan warna pada aneka batang atau bidang yang ada di Tetris yang akhirnya dijuluki dengan "Tetriminos".

Tetriminos terdiri dari tujuh bidang dengan bentuk menyerupai abjad huruf, yaitu "I" (biru laut), "S" (hijau), "Z" (merah), "O" (kuning), "T" (ungu), "L" (oranye), dan "J" (biru).

Hingga kini, esensi permainan Tetris masih sama, yaitu menyusun aneka balok yang jatuh dari langit-langit, ke aneka ruang kosong yang ada di bawahnya, hingga tersusun menjadi satu baris balok horizontal yang sempurna.

Karena ketersediaannya di berbagai platform, Tetris pun memecahkan rekor dunia (Guinness World Record) lantaran dinobatkan sebagai game yang paling banyak dirilis (ported) di 65 platform, baik itu konsol, PC, maupun mobile.

Di segmen mobile sendiri, game Tetris diklaim sudah diunduh lebih dari 500 juta kali dan angka itu kemungkinan bertambah seiring berjalannya waktu.

"Game Tetris hingga saat ini tidak kehilangan esensinya dan tidak ada juga yang bisa menggantikannya," pungkas Rogers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com