Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "The Third Eye", Mata Robot untuk Pencandu Smartphone

Kompas.com - 08/06/2021, 15:33 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Smartphone saat ini menjadi salah satu perangkat wajib yang harus dibawa oleh masyarakat di segala macam situasi dan kondisi.

Bagi "pencandu" smartphone, mereka bahkan tak bisa melepaskan pandangannya barang sejenak dari layar ponselnya, meski tengah berjalan di ruang publik. Padahal, kebiasaan tersebut bisa membahayakan keselamatan pengguna smartphone.

Hal inilah yang kemudian mendorong seorang pria asal Korea Selatan membuat bola mata robot yang disebut sebagai "The Third Eye", untuk para pencandu smartphone.

Sedianya, bola mata robot ini berperan sebagai "mata pengganti" agar tetap siaga melihat kondisi sekitar ketika mata pengguna fokus menatap layar smartphone miliknya.

"Di zaman sekarang ini, sangat jarang melihat orang berjalan di jalan tanpa smartphone mereka. Itulah mengapa saya merancang mata ketiga ini," ungkap Paeng Min-wook, seorang pascasarjana di bidang teknik desain inovasi dari Royal College of Art and Imperial College London.

Baca juga: Ini Daftar Smartphone Terkencang Mei 2021 Versi AnTuTu

"Perangkat ini dapat membantu mereka berjalan dengan nyaman sambil melihat smartphone mereka," lanjut Paeng.

The Third Eye disebut sebagai bola mata robot karena memang alat ini memiliki desain seperti bola mata manusia.

Contohnya, The Third Eye memiliki bentuk bulat, dilengkapi dengan "kelopak" mata, serta sensor yang berperan sebagai mata.

Adapun sensor tersebut ialah gyro dan sensor ultrasonik. Dua sensor inilah yang memungkinkan The Third Eye dapat berperan sebagai mata pengganti pengguna smartphone.

Kedua sensor dihubungkan ke mikrokontroler dengan paket baterai.YouTube/ SCMP Kedua sensor dihubungkan ke mikrokontroler dengan paket baterai.
Paeng menjelaskan, pengguna perlu terlebih dahulu mengaitkan bola mata robot ini di kepalanya. Nah, pengguna biasanya akan secara otomatis menundukkan kepalanya saat sedang menggunakan smartphone. Di sinilah fungsi sensor gyro.

Sensor gyro akan mendeteksi perubahan sudut miring dari kepala pengguna. Saat sensor mendeteksi pengguna sedang menggunakan smartphone, kelopak mata The Third Eye akan otomatis terbuka dan menjadi mata pengganti.

Selanjutnya, sensor ultrasonik akan bekerja dengan cara mendeteksi rintangan yang terletak beberapa meter di depan pengguna.

Paeng sendiri tak menjelaskan secara detail, "rintangan" seperti apa yang mampu dideteksi oleh third. Namun, ketika sensor mendeteksi adanya rintangan yang kemungkinan akan ditubruk oleh pengguna, The Third Eye akan memberikan notifikasi berupa buzzer.

Baca juga: Kembali Pulih, Pasar Smartphone Global Diramal Dekati Rekor 2015

Saat ini, bola mata robot ini masih berbentuk prototipe dan dalam tahap pengembangan, sehingga belum banyak dilakukan uji coba pada banyak orang.

Kendati demikian, baru-baru ini, Paeng telah mendemonstrasikan penggunaan The Third Eye di area sekitaran Seoul, Korea Selatan.

Dalam sebuah video, Paeng terlihat menggunakan The Third Eye di kepalanya, kemudian berjalan di trotoar sambil menatap ponselnya.

Saat berjalan, terlihat ada beberapa rintangan yang ditemui Paeng, seperti mobil yang sedang terparkir dan juga orang yang tengah berdiri.

Beberapa meter sebelum mendekati dua rintangan, Paeng terlihat menerima peringatan dari The Third Eye, sehingga berhenti dan tak jadi menubruk mobil dan orang tersebut.

Demonstrasi The Third Eye ini turut menarik perhatian pengguna jalan yang lewat. Misalnya seperti warga Seoul bernama Lee Ok-jo. Menurut Lee, The Third Eye milik Paeng membuat orang yang memakainya terlihat seperti alien.

"Saya pikir dia tampak seperti alien dengan mata di dahinya. Tapi saat ini banyak anak muda dapat mengalami kecelakaan saat menggunakan ponsel mereka. Ini akan baik untuk mereka," kata Lee.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Smartphone Berbentuk Persegi Panjang

Paeng sendiri menegaskan, bahwa The Third Eye ini sejatinya merupakan bentuk kritikan kepada para pencandu smartphone.

"Dengan menghadirkan solusi yang bersifat satir ini, saya berharap orang-orang akan menyadari parahnya kecanduan gadget mereka dan melihat kembali diri mereka sendiri,” kata Paeng, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari SMCP, Selasa (8/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com