Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Facebook Memberantas Konten Berisi Ujaran Kebencian

Kompas.com - 08/06/2021, 16:03 WIB
Conney Stephanie,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

  • Ujaran kekerasan
  • Perbandingan yang tidak manusiawi
  • Ujaran yang tidak manusiawi
  • Mengolok-olok konsep, peristiwa, atau korban kejahatan kebencian

Tingkat 2:

  • Pernyataan inferioritas (fisik, mental, moral, generalisasi)
  • Ekspresi penghinaan atau mengutuk

Tingkat 3:

  • Ajakan untuk mengucilkan (eksplisit, politik, ekonomi, sosial)

Agar ujaran kebencian tidak terus merajalela, Facebook turut mengandalkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), untuk mendeteksi keberadaan konten-konten tersebut secara otomatis.

"Kami juga menggunakan AI untuk memprioritaskan konten yang membutuhkan peninjauan lebih seperti ujaran kebencian, setelah mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat penyebaran hingga potensi pelanggaran," tutur Manu.

Sejauh ini, Facebook sendiri telah menghapus sebanyak 25,2 juta konten yang mengandung ujaran kebencian pada kuartal pertama 2021. Sekitar 96,8 persen di antaranya diidentifikasi oleh sistem berbasis AI.

Dari total 25,2 juta konten, 8,8 juta diantaranya merupakan konten yang mengandung pelecehan. Lalu 9,8 juta konten lainnya adalah konten ujaran kebencian terorganisir.

Baca juga: Donald Trump Diblokir dari Facebook dan Instagram Selama 2 Tahun

Dalam mengatasi ujaran kebencian, Facebook menggunakan dua skema teknologi AI yang disebut XLM-R (Lingual Understanding) dan WPIE (Whole Post Understanding).

XLM-R (Lingual Understanding) adalah teknologi yang membekali machine learning classifiers dalam menganalisa berbagai bahasa yang tidak umum di internet.

Sedangkan, WPIE (Whole Post Understanding) merupakan kemampuan untuk mendeteksi apakah konten dalam sebuah posting (gambar, video, teks), yang dibagikan sesuai dengan kebijakan yang berlaku atau tidak. 

"Dengan kecanggihan teknologi, kami telah mencatatkan kemajuan yang signifikan dalam mengatasi ujaran kebencian di Facebook," pungkas Manu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com