Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak Muda dari Indonesia Ini Berhasil Raih Beasiswa WWDC Apple

Kompas.com - 08/06/2021, 20:16 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahun ini, Apple kembali menggelar Worlwide Developers Comference (WWDC) Scholars 2021. Beasiswa tersebut diberikan kepada 350 pelajar dari seluruh dunia untuk mendapatkan pendalaman materi tentang pemrograman.

Peraih beasiswa berhak mendapatkan keanggotaan Apple Developer Program secara gratis. Dari ratusan peserta, ada beberapa nama anak Indonesia yang nampang di situs resmi WWDC Scholars 2021.

Baca juga: Apple Rilis MacOS Monterey, Bisa Nyambung dengan iOS

Untuk mendapatkan beasiswa, para peserta saling bersaing dengan calon perserta lain dari seluruh dunia dengan mengirimkan karya ke Apple.

Tahun ini para peserta wajib mengirimkan karya berupa program interaktif yang menarik untuk memamerkan kreativitas dan kemampuan teknis mereka dalam coding.

Tahun ini, WWDC Scholarship agak berbeda. Biasanya, peserta akan diterbangkan ke markas Apple di Cupertino, California untuk mengikuti ajang WWDC.

Baca juga: Apple WWDC Tahun Ini Kembali Digelar Online

Namun, karena pandemi Covid-19, sejak tahun lalu WWDC digelar secara virtual. Dari pantauan KompasTekno, ada 16 wajah anak Indonesia yang muncul di laman beranda situs WWDC Scholars sebagai pemenang beasiswa. Inilah mereka dan karya yang dibuat. 

Adeline Marvel (19) - Batam

Dalam profil singkat di situs WWDC Scholars, Adeline merupakan peserta Apple Developer Academy, Infinite Learning (@IL), Batam.

Perempuan yang gemar bermain puzzle dan video game ini membuat game simulasi strategi mini yang menampilkan proses pembuatan kopi dengan ilustrasi yang lebih menarik.

Game mini itu disebut terinspirasi dari kedai kopi favorit dan kecintaannya dalam menggambar.

Anderan Lay (20) - Kota Tangerang

Dalam profil singkatnya, Andrean mengaku sudah mengeksplorasi dunia komputer sejak berusia 12 tahun secara otodidak. Selain berkuliah di jurusan ilmu komputer, Andrean juga menjadi peserta Apple Developer Academy.

Dalam aplikasinya, Andrean membuat game berjudul Jebot yang terinspirasi dari permainan tangan di Indonesia.

Ia menyulap game tradisional yang hampir punah itu ke dalam versi yang lebih modern sehingga anak-anak saat ini tahu dengan game lokal tradisional. Game itu dibuat menggunakan SwiftUI dan AVFoundation.

Davin Djayadi (20) - Kalisari

Mahasiswa semester 6 Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) ini adalah peserta Apple Developer Academy @UC2021.

Proyek Davin yang membawanya lolos ke WWDC Scholars adalah membuat game strategi bernama Add Modulo yang terinspirasi dari permainan "tambah-tambahan".

Diana Febriana Lumbatoruan (20) - Medan Baru

Mahasiswi jurusan Manajemen Informatika ini juga menjadi peserta magang di Apple Developer Academy @IL di Batam.

Gadis yang bercita-cita sebagai developer ini sedang mempelajari Swift dan desain UI/UX.Proyek yang digarap Diana untuk mendaftar WWDCScholars adalah membuat game tes Pauli.

Diana mengatakan game ini terinspirasi dari adiknya yang bersiap mengikuti seleksi tentara, di mana salah satu tahapannya adalah menyelesaikan tes Pauli alias tes koran yang sering digunakan dalam proses seleksi kerja.

Game ini digunakan Diana untuk membantu sang adik dalam berlatih tes Pauli yang bertujuan untuk mengukur konsistensi, ketangkasan, akurasi, dan resistensi dengan mengerjakan perhitungan matematika sederhana.

Diffa Dwi Desyawan (22) - Majalengka

Diffa menekuni Mobile Development, termasuk dengan Java, Kotlin, dan Swift.
Ia juga tergabung dalam Apple Developer Academy Indonesia.

Dalam aplikasi pendaftarannya, Diffa membat game edukasi bernama "Garbage Rush" yang bertujuan untuk literasi lingkungan. Game ini mengedukasi pengguna agar membuang sampah pada tempatnya.

Eko Cahyo Prihantoro (24) - Bandung

Eko merupakan product designer berpengalaman. Untuk seleksi WWDC Scholars, Eko membuat program untuk belajar aksara Sunda yang sudah tak banyak digunakan.

Ia ingin agar aksara Sunda lebih banyak dikenal dan mendorong orang mau belajar menulis aksara Sunda.

Elsha Danielle (20) - Tangerang

Mahasiswa desain grafis ini juga tergabung dalam Apple Developer Academy. Ia membuat program yang menampilkan buku cerita lengkap dengan ilustrasi.

Ceritanya sendiri diambil dari cerita rakyat asal Indonesia, yakni "Malin Kundang". Buku virtual ini terdiri dari 12 halaman.

Gilang Putra (23) - Kota Mataram

Pria yang bercita-cita ingin menjadi developer kelas dunia ini membuat sebuah playground bernama Bye Insomnia. Program ini terinspirasi dari dirinya sendiri ketika menghadapi insomnia atau gangguan tidur.

Gilang menggunakan metode 4-7-8, yakni 4 detik untuk menarik napas, 7 detik menahan napas, dan 8 detik untuk mengeluarkan napas secara perlahan. Untuk memainkannya, ada dua cara yang bisa digunakan yakni Manual Play dan Auto Play.

Jerry Perdana (23) - Kota Batam

Seperti peserta lain, Jerry juga tergabung sebagai peserta Apple Developer Academy. Ia membuat sebuah program bernama "Perfect Pitch Trainer" yang membantu pengguna untuk menerka nada suara mereka.

Playground akan memberi tahu pengguna apakah tebakan mereka benar atau tidak.

Muhammad Firdaus (26) - Banjarmasin

Firdaus yang bercita-cita menjadi developer Android dan iOS membuat sebuah game yang memberikan informasi tentang bagaimana pengalaman orang berpuasa di bulan Ramadhan.

Pemain akan memainkan game untuk memilih aktivitas apa yang baik dilakukan sehari-sehari selama menjalankan ibadah puasa.

Muhammad Rizki Miftha Alhamid (20) - Payakumbuh

Pria yang suka bermain piano, game, dan menonton anime ini juga tergabung dalam Apple Developer Academy. Ia membuat sebuah game bernama Learn Music Scale.

Game ini merupakan tutorial sederhana yang akan membantu pengguna belajar musik, yakni skala Minor dan Mayor, dengan menggunakan piano interaktif yang secara otomatis menyoroti kunci-kunci sesuai skala yang dipilih.

Sholihatul Richas (24) - Padang Panjang Barat

Sholihatul merupakan peserta Apple Developer Academy yang merupakan penggemar minuman kopi esperesso. 

Dalam aplikasi pendaftarannya, ia membuat playground tentang espresso yang akan memberikan pengetahuan tentang macam-macam kopi berbasis espresso.

Sufiandy Elmy (23) - Kepuluan Riau

Sufiandy yang sangat menggemari dunia koding, membuat game mini yang menggunakan touch bar dan bertujuan untuk memacu para anak muda untuk berani berpetualang.

Game ini akan mengajak pemainnya untuk menemukan vaksin Covid-19 di dalam gua yang penuh dengan virus.

Tasya Chandra (19) - Karimun

Mahasiswa tingkat pertama ini sedang menempuh sistem informasi dan juga tergabung dalam Apple Developer Academy. Tasya membuat sebuah game sederhana yang mulanya digunakan untuk adiknya yang gemar main game tapi kesulitan dalam belajar.

Dalam game tersebut, Tasya menyematkan pertanyaan seputar mata pelajaran, seperti matematika dan menambahkan ilustrasi yang menarik bagi sang adik.

Timothy Ananda (20)- Bekasi

Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Bina Nusantara ini juga tergabung dalam Apple Developer Academy.

Timothy membuat sebuah playground untuk membantu pengguna untuk menyusun beberapa bentuk menjadi sebua gambar ikonik khas Indonesia, seperti bangunan Monas.

Tsamara Alifia (24) - Jatinegara

Mantan desainer interior ini sedang menekuni Swift, desain UI/UX, dan pengembangan iOS. Tsamara membuat sebuah playground bernama "The Story of Timun Mas", yang merupakan sebuah game interaktif sederhana.

Game tersebut terinspirasi dari cerita rakyat legendaris Timun Mas. Pengguna akan diminta untuk membantu para karakter dalam game untuk menyelesaikan tugasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com